NovelToon NovelToon
Suksesnya Anak Yang Terbuang

Suksesnya Anak Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: widya saputri

Lihat, dia kayak hantu!"

"iya dia sangat jelek. Aku yakin sampai besar pun dia akan sejelek ini dan tidak ada yang mau mengadopsinya."

"Pasti ibunya ninggalin dia karena dia kutukan."

"Coba lihat matanya, kayak orang kesurupan!"

"iya ibunya membuangnya Karena pembawa sial." berbagai macam cacian dan olokan dari teman-temannya,yang harusnya mereka saling mengerti betapa sakitnya di buang tetapi entah mengapa mereka malah membenci Ayla.

Mereka menyembunyikan sendalnya, menyiramkan air sabun ke tempat tidurnya, menyobek bukunya, bahkan pernah mengurungnya di kamar mandi hingga tengah malam. Tapi Ayla hanya diam,menahan,menyimpan dan menelan semua dengan pahit yang lama-lama menjadi biasa.

Yang paling menyakitkan adalah bahwa tidak ada satu pun orang dewasa di panti yang benar-benar peduli. Mereka hanya melihat Ayla sebagai anak yang terlalu pasrah. Kalau ia dibully, itu pasti karena ia sendiri yang terlalu lemah.

Di sekolah, semuanya lebih buruk lagi..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widya saputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Firasat di Langit Gelap

Pagi itu di Zermatt, Ayla duduk termenung di balkon hotel, wajahnya tampak resah. Arman menutup koper terakhir dan mendekatinya.

"Ayla, pesawat kita berangkat siang ini. Kita akan segera kembali ke Indonesia." Arman sangat tahu bagaimana perasaan istrinya saat ini.

"Entah kenapa, aku merasa gelisah, Man. Seperti ada sesuatu yang menunggu kita di sana sesuatu yang lebih besar dari sekadar teror biasa." kata Ayla menunduk.

Arman menggenggam tangannya.

"Apa pun itu, kita hadapi bersama. Aku sudah menyiapkan tim pengacara dan pengawal pribadi di Jakarta. Polisi juga sudah dilibatkan. Kau tak perlu takut."

Ayla mengangguk, meski kegelisahan itu tidak benar-benar hilang.

Saat tiba di Bandara Zurich, suasana sibuk dengan orang-orang yang berlalu-lalang. Namun Ayla merasa ada tatapan asing yang mengikuti mereka.

Seorang pria berjas hitam berdiri tak jauh dari gerbang keberangkatan, pandangannya lurus pada mereka. Saat Ayla menoleh, pria itu tersenyum tipis, lalu menghilang di kerumunan.

"Arman.. aku melihat seseorang menatap kita. Aku yakin dia bukan penumpang biasa." Ayla berbisik pelan pada Arman.

"Tetap tenang. Jangan menunjukkan ketakutanmu. Aku akan minta timku menyelidiki setelah kita mendarat." Kata Arman menenangkan tetapi sebenarnya dia khawatir

Namun, sepanjang proses check-in hingga memasuki ruang tunggu, Ayla tetap merasa diikuti bayangan-bayangan asing.

Pesawat mereka akhirnya lepas landas, menembus awan putih menuju langit biru. Tapi Ayla tak bisa tidur. Ia memandangi awan yang bergulung-gulung, hatinya penuh firasat buruk.

Dalam tidurnya yang singkat, ia bermimpi. Dalam mimpi itu, ia melihat Rumah Harapan terbakar, anak-anak berlari ketakutan, dan suara seorang pria berkata

*Kau tidak bisa lari dari masa lalu.*

Ayla terbangun dengan napas tersengal. Arman menatapnya cemas.

"Mimpi buruk lagi?" Kata Arman langsung memberikan minum pada ayla

"Ya… dan rasanya begitu nyata.” Bisik Ayla

Beberapa jam setelah penerbangan, seorang pramugari menghampiri mereka dan menyerahkan sebuah amplop kecil.

"Maaf, ini dititipkan oleh seseorang saat boarding. Katanya untuk Nyonya Ayla." Kata pramugari menyodorkan sebuah amplop putih kecil.

Ayla membukanya dengan tangan gemetar. Di dalamnya hanya ada selembar kertas bertuliskan

*Selamat datang kembali ke medan permainan. Indonesia sudah menunggu kalian. -J-*

Ayla langsung pucat. Arman merebut kertas itu, rahangnya mengeras.

"J? Siapa dia? Apakah ini orang lama yang masih bebas?”

"Entah… tapi aku yakin dia orang yang masih berhubungan dengan jaringan lama." Ayla berbisik pelan

Pesawat mereka transit di Doha sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Di ruang tunggu, Ayla merasa semakin terpojok. Ia melihat pria yang sama dengan jas hitam di Zurich kini duduk di pojok ruangan, pura-pura membaca koran.

Arman yang menyadari hal itu segera merangkul Ayla erat.

"Dia mengikuti kita. Jangan panik. Kita akan bertindak seolah tidak tahu, biarkan tim keamanan bandara memantaunya." Kata Arman sambil merangkul istrinya.

Namun, saat petugas keamanan dipanggil, pria itu sudah menghilang begitu saja, meninggalkan koran dengan coretan di halaman belakang

*Rumah Harapan tidak akan selamanya bertahan. Seperti yang kalian lakukan.*

Setelah penerbangan panjang, mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Malam itu Jakarta diguyur hujan deras, petir menyambar-nyambar langit. Ayla menggenggam erat tangan Arman, merasa ketakutan.

Di pintu kedatangan, Rani dan Nina sudah menunggu. Mereka tampak lelah, wajah mereka tegang. Begitu bertemu, mereka langsung berpelukan erat.

"Akhirnya kalian datang, situasinya makin parah. Teror itu makin berani. Bahkan kemarin ada yang mencoba menyusup ke Rumah Harapan." kata Nina bergetar

"Warga sempat menangkap satu orang, tapi dia tidak bicara apa-apa. Seolah-olah hanya pion kecil." Lanjut Rani

Ayla menatap Arman dengan mata penuh kekhawatiran. Ia tahu, kepulangannya bukan akhir dari teror melainkan awal dari badai besar yang akan segera meledak.

Malam itu mereka menginap di rumah Arman. Saat semua sudah terlelap, Ayla duduk di jendela, menatap derasnya hujan. Dari kejauhan, kilatan petir memperlihatkan bayangan seseorang berdiri di seberang jalan, menatap rumah mereka.

Ketika Ayla hendak berteriak memanggil Arman, bayangan itu menghilang begitu saja. Hanya tersisa jejak lumpur di jalanan.

"Ini baru permulaan…" Ayla berbisik pada dirinya sendiri

***

Pagi itu, Ayla, Arman, Rani, dan Nina duduk di ruang rapat Markas Kepolisian Jakarta. Ruangan itu dipenuhi peta, layar monitor CCTV, serta beberapa berkas investigasi. Disana juga hadir pak Surya dan Ibu Mira orang tua Rani.

Kapten Bayu, seorang perwira polisi yang sudah lama menangani kasus perdagangan anak, berdiri di depan papan tulis.

"Kami sudah lama mengincar sisa-sisa jaringan panti Darmawangsa. Dari keterangan saksi dan jejak digital, ada indikasi kelompok ini dipimpin oleh seseorang berinisial J. Kami percaya, dialah dalang teror yang kalian alami belakangan ini.”

Ayla terdiam. Ia ingat surat misterius di pesawat. Tulisan “J” kini semakin jelas artinya.

“Dia tahu kita pulang… bahkan sebelum pesawat mendarat.” Kata Ayla lirih

"Berarti ada mata-mata di sekitar kita. Itu yang paling menakutkan." Rani menegang.

Kapten Bayu melanjutkan dengan suara berat.

"Yang lebih buruk, intel kami mendapat laporan kalau kelompok ini menargetkan Rumah Harapan. Mereka tahu rumah itu simbol kebangkitan kalian, dan ingin menghancurkannya." Lanjut kapten Bayu

Nina menatap Ayla dan Arman dengan mata berkaca.

"Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Rumah Harapan bukan hanya tempat tinggal… itu adalah mimpi anak-anak yang selamat.” Kata Nina

"Kita harus berhati-hati dengan orang ini,sepertinya dia mempunyai dendam yang mendalam pada kalian." perkataan Bu Mira membuat mereka semua saling tatap

**

Siang itu, Ayla dan Arman kembali ke Rumah Harapan bersama tim kecil polisi yang ditugaskan berjaga. Anak-anak terlihat bermain seperti biasa, tapi ada kecemasan di wajah pengurus.

Bu Asih menghampiri Ayla.

"Kami mencoba menenangkan anak-anak, tapi mereka mulai merasakan sesuatu. Beberapa mengaku melihat orang asing berkeliaran di dekat gerbang.”

Ayla mengusap pundak Bu Asih.

"Tenang, Bu. Polisi sudah bersama kita sekarang. Rumah Harapan tidak akan mudah mereka runtuhkan.”

Meski begitu, kegelisahan tetap membayangi. Seolah badai besar hanya menunggu waktu untuk datang.

Malam itu, hujan deras turun di Jakarta. Petir menyambar langit, menyinari pekarangan Rumah Harapan. Anak-anak sudah tidur, tapi Ayla, Arman, Rani, dan Nina berkumpul di ruang tengah bersama beberapa polisi.

Tiba-tiba, listrik padam. Rumah mendadak gelap gulita. Hanya suara hujan deras dan detak jantung yang terasa makin cepat.

“Ini tidak normal… mereka datang.” Ucap Nina merasa ada yang aneh

Detik berikutnya, terdengar suara kaca pecah di bagian belakang rumah. Lalu suara ledakan kecil di dekat pagar, membuat alarm mobil meraung-raung.

Polisi segera bersiap dengan senjata, sementara Arman menarik Ayla ke dekatnya.

"Ayla, tetap di belakangku.”

Rani dan Nina langsung mengambil senter dan mengecek anak-anak.

Beberapa pria bertopeng menerobos masuk lewat jendela dapur. Mereka membawa senjata tajam dan molotov. Api segera menyala di bagian gudang kecil, menimbulkan asap yang pekat.

 “Tolong! Api! Tolong kami!” Anak-anak teriak ketakutan

Polisi baku hantam dengan para penyerang. Suara benturan, teriakan, dan pecahan kaca memenuhi udara. Rani dengan cepat menggendong dua anak kecil keluar dari kamar, sementara Nina berusaha menenangkan anak-anak lain.

Ayla berlari menutup jalan ke kamar anak-anak dengan lemari agar penyerang tak bisa masuk. Tangannya gemetar, tapi matanya penuh keberanian.

"Aku tidak akan biarkan sejarah terulang tidak lagi!” Kata Ayla dalam hati

Api semakin membesar di bagian belakang rumah. Polisi berusaha menahan penyerang, tapi jumlah mereka jauh lebih banyak dari dugaan.

Saat situasi makin kacau, tiba-tiba sirene polisi tambahan terdengar dari kejauhan. Pasukan bantuan datang, mengepung lokasi. Beberapa penyerang kabur, sementara yang tertangkap berteriak

"J tidak akan berhenti! Rumah ini pasti hancur!”

Namun sebelum bisa diinterogasi lebih jauh, penyerang itu menelan sesuatu dari kantong bajunya pil sianida. Tubuhnya langsung kejang dan terjatuh, membuat semua orang terkejut.

“Mereka fanatik… ini lebih serius dari yang kita kira.” Kapten Bayu sangat geram dengan aksi orang-orang itu.

1
Puspa Dewi kusumaningrum
judulnya kesuksesan Thor
kok teror melulu sich 🤦
maaf y thooor 🙏
Widya Saputri: kita tuntaskan dulu masa lalu ya.. supaya kedepannya tidak ada lagi teror.
total 2 replies
Puspa Dewi kusumaningrum
haaaah
Elis yulianti
suka thor,, tp jangan sampe udh gde nya suka cowo sama🙈
Elis yulianti
thor ko km bikin aku mewek sih/Sob/
Widya Saputri
Makasih sudah mampir kakak...
Ma Em
Akhirnya Rani ,Nina dan Ayla sdh punya usaha masing2 , semoga mereka bertiga tdk terpisahkan dan selalu rukun sukses selalu trio girl .
Widya Saputri: makasih sudah mampir kakak.. jgn lupa tinggalkan jejak ya..
total 1 replies
Ma Em
Semoga semua penjaga panti sdh ditangkap semua , serta Ayla jadi anak yg sukses bersama Rani dan Nina .
Lenni Ambo dalle
alur ceritax bagus,semangat👍
Lenni Ambo dalle
lanjut autor,ceritax menarik..
Lenni Ambo dalle
semangat .../Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!