NovelToon NovelToon
Dark Knight

Dark Knight

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenjagaMalam

Nolan seorang sarjana fisioterapi yg memiliki mimpi menjadi seperti ayahnya seorang dokter hebat yg berhasil menyelamatkan banyak nyawa.

Tetapi dalam prosesnya banyak masalah muncul hingga akhirnya Nolan kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang bertahan hidup bersama adiknya.

Disaat situasi yg putus asa, orang yg tidak pernah terpikirkan olehnya datang dan memberi secercah harapan.

Sebuah jalan baru yg memungkinkan Nolan untuk mengubah kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenjagaMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Dibalik layar

Di sebuah ruangan rahasia di bawah tanah rumah sakit swasta megah milik keluarga Prasetyo, suasana dingin dan sunyi mendominasi. Lampu neon putih berkedip pelan, sementara layar-layar holografik menyala di sekeliling ruangan, memperlihatkan berbagai data dan simbol aneh.

Di tengah ruangan, seorang pria berpakaian formal berdiri membelakangi pintu. Sosok itu adalah Aryo Prasetyo dokter cerdas, orang berpengaruh dan seorang pionir eksperimen transdimensi yang disembunyikan dari dunia.

Di balik jas putihnya, tersembunyi ambisi yang telah meracuni pikirannya sejak lama.

Seorang pria berbadan kekar berseragam hitam masuk ke dalam ruangan dengan langkah hati-hati. Wajahnya pucat, ekspresinya tegang. Ia adalah salah satu eksekutor bayangan Aryo, mereka yang bekerja di balik layar menjalankan misi-misi kotor.

“Ada yang ingin kulaporkan, Dokter Aryo,” katanya dengan nada rendah.

Aryo tidak berbalik. “Kau bicara soal Nolan Mahaputra?”

Sang eksekutor mengangguk pelan, meskipun Aryo tak melihatnya. “Misi gagal, Tuan.”

Sejenak sunyi menyelimuti ruangan. Hanya suara mesin dan aliran energi di dinding-dinding logam yang terdengar.

“Jelaskan.” Suara Aryo datar, namun ada tekanan mematikan di balik ketenangan itu.

“Kami berhasil merasuki sopir truk dengan frekuensi energi dari Dimensi X-41 melalui rekayasa gelombang kesadaran. Target seharusnya tidak punya waktu untuk menghindar karena interferensi spiritual dari medan frekuensi rendah yang kami sematkan di sekitarnya. Tapi...”

“Tapi?” Aryo berbalik, tatapannya tajam seperti pisau bedah.

“Ban depan truk tiba-tiba terlepas. Truk kehilangan kendali dan menabrak bangunan sebelum sempat menabrak mobil Nolan. Tidak ada yang menyentuhnya. Tak ada anomali visual, hanya... terjadi begitu saja.”

Aryo mendengus keras, memukul meja logam di depannya hingga suara dentumannya menggema di seluruh ruangan.

“Sudah kukatakan, jangan lakukan setengah setengah untuk anak itu. Dia bukan hanya fisioterapi sialan, ada sesuatu dalam dirinya…” gumamnya dengan kemarahan terpendam.

Eksekutor menunduk dalam. “Kami juga menganalisis ulang medan energi di lokasi kejadian. Ada interferensi balik, energi tak dikenal menahan struktur truk dari jalur yang semestinya. Seperti ada tangan tak terlihat yang menendang ban itu keluar tepat pada waktunya.”

“Apakah itu... pertahanan otomatis dari dirinya? Atau entitas luar?”

“Belum bisa dipastikan, Tuan.”

---

Aryo berjalan ke konsol di tengah ruangan, menyalakan terminal utama. Di sana terpampang grafik-grafik pergerakan energi dimensi X-41. Di balik angka-angka itu, tersembunyi satu sumber energi paling berbahaya yang pernah dia sentuh.

Energi yang tidak hanya mampu merasuki kesadaran manusia, tapi juga menembus batas dunia.

"Aku akan mengambil alih sendiri." Suara Aryo dalam dan dingin.

Eksekutor panik. “Tuan! Anda tidak bisa! Mengakses energi X-41 pada level itu terlalu berisiko. Protokol pengaman belum stabil. Belum ada jaminan bahwa celah dimensi tidak akan melebar secara permanen!”

“Lalu biar saja! Kalau itu yang dibutuhkan untuk menyingkirkan Nolan sialan itu!”

“Tapi—!”

Aryo menatap anak buahnya dengan tajam, membuat pria itu terdiam seketika.

Namun, tak seperti biasanya, sang eksekutor memberanikan diri melawan. “Tuan, jika celah itu terbuka... siapa pun yang berada di baliknya bisa masuk ke dunia ini. Bukan hanya kita tetapi Bumi belum siap menerima jenis entitas yang berada di sana. Jika mereka masuk... Sistem dunia kita bisa runtuh.”

---

Aryo terdiam, rahangnya mengeras.

Dia benci diingatkan akan kelemahan dari proyek ambisius ini. Tapi di balik ego dan kemarahannya, dia adalah orang logis. Dan logika itu menuntunnya pada satu kesimpulan pahit: jika celah itu benar-benar terbuka dan entitas dari “sisi lain” berhasil menembus, maka semua yang dia bangun akan hancur. Kekayaannya, kekuasaan dan status sosialnya akan tidak berarti apa apa.

Diam-diam ia menggertakkan gigi.

“...Kurangi aktivitas dimensi. Tarik semua energi level-3. Fokuskan pengamatan ke Nolan Mahaputra. Jika dia dilindungi... maka kita cari celahnya. Semua orang punya titik lemah.”

Eksekutor mengangguk pelan. “Dan jika tidak ditemukan?”

Aryo menatap monitor dengan penuh kebencian. Matanya menyala dengan obsesi. “Kita buat sendiri titik lemahnya.”

Ia mengaktifkan kembali sistem pemantauan dan membuka berkas bernama: ‘Dinda Arjani’ mantan kekasih Nolan, yang kini sudah mulai bergerak sesuai rencana.

“Jika kekuatan tak bisa menjatuhkannya… maka hancurkan hatinya terlebih dahulu.”

Aryo menyeringai kecil. “Emosi paling mudah untuk dikendalikan.”

Ia mengaktifkan saluran komunikasi rahasia dan memanggil seseorang.

“Hubungkan aku dengan Dinda.”

Tak lama, wajah Dinda muncul di layar. Rambut diikat sederhana, ekspresi matanya masih menunjukkan kelelahan dari semua drama yang melanda hidupnya akhir-akhir ini.

Gambaran saat Nolan memeluk dan mencium Karisa masih terus menghantuinya. Marah, cemburu, merasa di khianati bercampur dalam hatinya.

“Ada apa aryo.” tanyanya heran.

“Dinda,” sapa Aryo dengan nada hangat dan tenang, seperti seorang pria bucin yang ingin membahagiakan pasangannya. “Maaf mengganggu. Aku hanya ingin tahu kabarmu. Kau baik-baik saja setelah pertemuan terakhir?”

Dinda tersenyum kecil. “Baik Baik saja, hanya sedikit sibuk."

“Kau masih memikirkan Nolan, bukan?”

Pertanyaan itu membuat Dinda terdiam. Sorot matanya langsung berubah. Tidak ada gunanya menyangkal.

“Aku tahu betapa dalamnya perasaanmu dulu dan kupikir... kau berhak tahu sesuatu,” lanjut Aryo, lalu berpura-pura ragu sejenak sebelum menunjukkan ekspresi serius. “Aku menemukan sesuatu yang mencurigakan tentang Nolan.”

“C-curiga? Maksudnya?”

“Beberapa pasien kami dulu yang tiba-tiba berpindah ke klinik Nolan mengalami kemunduran kesehatan. Anehnya, mereka tak menyadarinya. Mereka merasa sehat, tapi data medis berkata lain. Aku takut Nolan telah menggunakan metode yang tidak etis.”

“Tidak… Nolan tidak seperti itu,” bantah Dinda dengan ragu, tapi ekspresinya tidak sekuat itu. Ada keraguan itu karena rasa emosinya yg campur aduk setelah melihat Nolan dan Karisa bersama.

Aryo memanfaatkannya.

“Bahkan jika dia tidak sadar, mungkin dia telah menggunakan metode yang dia pikir benar, padahal membahayakan,” katanya lembut. “Dan aku yakin hanya kamu yang bisa menyadarkannya.”

“Kenapa saya?” bisik Dinda, nadanya mulai goyah.

“Karena dia peduli pada mu. Dia akan mendengar kata-katamu. Kau bisa masuk ke dunianya dan menariknya kembali sebelum dia melangkah terlalu jauh.” Ia berhenti sejenak lalu menambahkan: “Sebelum dia membahayakan adiknya sendiri.”

Dinda tercengang. “Nadia?”

Aryo menyandarkan diri ke kursi, lalu menunduk dalam-dalam seolah menanggung beban besar. “Aku tak ingin menyebarkan ketakutan, tapi sejak Nolan terlibat dengan metode alternatif, adiknya juga mulai menunjukkan gejala-gejala yang aneh. Aku khawatir mereka terlibat sesuatu yang lebih besar dari yang kita tahu.”

Wajah Dinda mengeras.

Aryo tahu, pancingannya berhasil.

“Dinda,” katanya pelan, menatap langsung melalui kamera. “Kau hanya perlu dekat dengannya. Bantu kami pahami apa yang sebenarnya terjadi. Tak perlu memata-matai, cukup jadi jembatan. Jika kau bisa membuka hatinya, kita semua bisa menolongnya sebelum terlambat.”

Setelah panggilan ditutup, Aryo menatap layar dengan penuh kemenangan.

“Dengan cinta, kau akan jatuh dan dengan cinta pula... kau akan dihancurkan.” bisiknya.

1
Khairul Azman Abdul Kahar
kenapa nama watak didalam novel Indon memakai nama orang Hindu
PenjagaMalam: Nama atau kejadian hanya fiktif, sebuah novel fantasi yg di buat melalui imajinasi untuk hiburan semata dan tidak ada latar belakang agama di balik sebuah nama.

sekedar masukan saja, sebuah nama tidak mencerminkan agama atau baik buruknya seseorang melainkan dari tindakan mereka.

Bahkan sesuatu yg terlihat baik belum tentu baik pada kenyataannya.

Semua tergantung luasnya pengalaman hidup, buku yg kita baca, banyaknya tempat yg kita kunjungi dan tipe orang yg pernah kita ajak berinteraksi yg akan memperluas cara pandang kita dalam menilai sesuatu.

semoga bermanfaat ya kak....
total 1 replies
babyzizie
Pengen bacanya lagi dan lagi!
NotLiam
Kebangetan deh!
_Sebx_
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!