NovelToon NovelToon
Luka Lama

Luka Lama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Rebirth For Love
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Devandra pernah menjadi bagian dari kisah masa lalu Audrey. Pernah menjadi bahagia dan sedih hidupnya. Pernah menjadi luka yang sampai saat ini masih membekas.

Audrey sedang berusaha mengobati lukanya, menghilangkan sakitnya. Tapi disaat itu pula Devan hadir kembali.

Apakah Audrey akan menghilang kembali atau menghadapi lukanya agar ia tak lagi mengingat Devandra dihidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Audrey dan Egi pulang lebih dulu karena Audrey merengek berkali-kali minta pulang. Sampai akhirnya Egi pusing dan dengan terpaksa menuruti kemauan Audrey untuk pulang. Untung saja Vivian akan pulang bersama kru lainnya dan meminjamkan mobilnya untuk dipakai Egi dan Audrey.

"Kamu diapain lagi sama dia?" tanya Egi saat mereka sudah diperjalanan.

"Nggak ada! Cuma ngobrol dikit," jawab Audrey.

"Ngobrolnya pasti nggak enak. Keliatan muka kamu kerutan," ucap Egi.

"Egiiiiii..." Audrey memukul bahunya. Egi hanya terkekeh.

"Lagian modelan dia diladeni. Aku loh nggak ada temennya tadi. Makanya aku deketin temen Vivian,"

"Ooh jadi aku bukan temen kamu?" tanya Audrey.

"Bukanlah! Kamu tu masa depan aku," jawab Egi. Audrey memutar bola matanya.

"Kamu aku blacklist. Katanya masa depan tapi terang-terangan kamu deketin cewek lain. Kamu tu nggak bisa dipercaya. Sama kayak..."

"Devan! Mantan cowokmu yang brengsek itu!" Egi memotong pembicaraan Audrey sambil terkekeh geli.

"Iya! Semua laki-laki itu sama. Nggak bisa setia sama satu perempuan!"

"Eits... Jangan menyamaratakan kami. Nggak semua kali,"

"Kamu aja udah jadi contohnya!"

"Abisnya kamu ditembak berkali-kali nolak terus!" protesnya.

"Wajar dong! Kamu aja ceweknya selusin. Jangan-jangan aku yang ketiga belas," ucap Audrey.

"Nggaklah! Kamu tu nggak percayaan sama aku. Aku dan mereka nggak ada hubungan apa-apa. Mereka aja yang ngejar-ngejar aku," jawabnya tengil.

"Ya... Ya... Terserah!"

"Atau jangan-jangan kamu cemburu ya? Kalo cemburu bilang aja, aku siap jauhin semua cewek-cewek itu demi kamu," ucap Egi.

"Nggak usah repot-repot. Aku nggak cemburu. Perbanyak aja cewekmu," ucap Audrey, ia mendorong sandaran kursi hingga menemukan posisi yang aman untuk berbaring santai.

"Aku tidur dulu! Jangan coba macam-macam!" ancam Audrey.

"Nggak akan sebelum aku halalin," jawab Egi. Audrey hanya mendengus kasar lalu memejamkan matanya.

Egi menarik napasnya. Memang susah mendekati perempuan dengan luka trauma. Tapi Egi nggak akan menyerah. Dia akan selalu ada untuk Audrey. Biar saja jika Audrey menganggapnya hanya bercanda saat ini suatu saat ia akan bisa membuktikan bahwa dia benar-benar menyukai Audrey.

Rasanya ia ingin menghajar Devan berkali-kali. Karena dia, Audrey jadi sosok yang membentengi dirinya dengan tembok yang sangat tinggi. Entah dengan cara apa Egi bisa merobohkannya. Dia tidak akan menyerah sampai Audrey sembuh dengan traumanya dan bisa menerimanya.

Egi melajukan mobil menuju ke salah satu fast food. Ia memesan beberapa cemilan untuk Audrey. Memang di rumah Audrey tidak pernah kehabisan makanan, mamanya jago masak. Namun satu hal tidak luput dari pengamatan Egi. Berat badan Audrey pasti menurun. Mungkin karena kepikiran dengan masa lalunya.

Egi menghentikan mobilnya di salah satu minimarket. Audrey terbangun, ia kira mereka sudah sampai di rumah. Ternyata belum.

"Aku mau beli minuman. Kamu mau apa?" tanya Egi sebelum turun dari mobil.

"Ikut!"

Audrey segera turun dari mobil dan memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Kamu kenapa?" tanya Egi cemas.

"Anemiaku sepertinya kumat," keluh Audrey.

"Makanya jangan buru-buru. Kamu duduk aja di mobil. Biar aku belikan,"

"Nggak! Bosan ah, pokoknya aku ikut!" ucap Audrey. Egi menggaruk kepalanya dan akhirnya mengangguk. Daripada Audrey merajuk kembali. Lumayan kalau dia ikut bisa simulasi belanja bulanan bareng calon istri.

"Ngapain kamu senyum-senyum? Dasar mesum!" Audrey mencubit pinggang Egi.

"Aduh! Nggak Drey! Aku tadi cuma kepikiran aja, gini kali ya rasanya ngantar istri belanja," ucap Egi. Ia langsung terdiam saat Audrey menatapnya sambil melotot.

"Otak kamu itu ya! Kerja dulu yang bener. Anak orang nafkahnya kudu tercukupi," ucap Audrey.

"Udah loh yaaaa... semua gaji aku, kamu yang pegang!" ucap Egi.

"Aku belum tentu mau Gi," jawab Audrey.

"Aku tunggu sampai mau," ucap Egi yang memegang tangan Audrey yang ada di atas troli. Egi menatap Audrey dalam. Sejenak Audrey terpaku tapi segera tersadar dan berlalu dari hadapan Egi. Berpura-pura sibuk dengan harga makanan kucing. Padahal dia tidak memelihara kucing. Egi semakin tersenyum melihatnya.

'Pasti dia gugup dengan pandanganku' ucap Egi dalam hati.

Audrey hanya membeli minuman tapi Egi membelikannya banyak cemilan. Awalnya Audrey kira cemilan sebanyak itu milik Egi. Tapi ternyata Egi beli itu semua untuk Audrey, tentu saja Audrey protes tapi Egi malah memarahinya dan mengomel panjang sampai telinga Audrey panas. Egi mirip mama Audrey jika Audrey lalai melakukan sesuatu.

Keduanya berjalan ke kasir menunggu antrian. Mereka bermain tebak-tebakan. Lebih tepatnya hanya Egi yang melayangkan pertanyaan. Audrey menjawab seadanya.

Setelah membayar, keduanya kembali ke mobil. Saat mobil mereka akan keluar, Audrey melihat Naira baru akan memasuki mini market itu bersama seorang pria. Terlihat lebih muda. Audrey mengira itu pasti adiknya.

"Liatin siapa sih?" tanya Egi.

"Itu Naira, pacar Devan," ucap Audrey menunjuk Naira yang baru saja masuk.

"Itu? Kemana-mana juga cantik kamu Drey," ucap Egi.

"Kan sekarang? Dulu kan nggak," jawab Audrey.

"Iya sih," Egi terkekeh menjawab.

"Tapi kan aku bisa bikin Devan berpaling," ucap Audrey.

"Bangga banget jadi yang kedua, aku mau jadiin kamu satu-satunya malah nggak mau," ucap Egi.

"Hmmmh... Kayak bener aja," ucap Audrey.

"Kalo bener gimana?"

"Nggak ah! Paling kamu ntar bosan terus nyari yang lain. Nanti aku bukan lagi di duakan, bisa-bisa ditigakan atau dilimakan," ucap Audrey.

"Serius Drey... Aku tu suka sama kamu, orangtua kita aja setuju,"

"Tau dari mana kalau orangtua kita setuju?" tanya Audrey sambil tertawa.

"Tau dong, mamamu aja dikit-dikit Egi. Dikit-dikit Egi,"

"Itu kan mama, coba dong sama kakak ku," ucap Audrey.

"Nah... Itu baru belum dapat lampu hijaunya. Aku sogok apa ya biar aku dapat restunya,"

"Udah deh Gi! Kan nggak lucu pacaran sama nikahan lompat pagar doang," ucap Audrey.

"Lucu tau! Biar nggak lama-lama. Sat set nyampe. Apalagi kalo dah kebelet kawin," ucap Egi.

"Mesum!" Audrey menepuk lengan Egi. Egi meraih tangan Audrey lalu dengan cepat ia mencium punggung tangan Audrey.

"Egi!"

Ciiiiiiittttttt... Hampir saja mobil yang dikendarai Egi menabrak mobil di depannya karena mereka terjebak macet.

"Huft... Untung aja, kalau nggak bisa ngamuk Vivian! Kamu sih bercanda nggak liat tempat!" omel Audrey.

"Capek aku tu bilangnya. Aku nggak bercanda loh Drey!" ucap Egi tapi pandangannya lurus ke depan dengan wajah serius. Apa benar yang dikatakan Egi?

Audrey menggelengkan kepala mengusir pertanyaan yang tiba-tiba masuk ke kepalanya. Audrey tidak percaya. Ini loh Egi. EGI. Playboy perumahan.

"Aku nggak maksa kok Drey. Tapi kalau menurut kamu aku bercanda, aku akan seriusin kamu mulai sekarang," ucapnya sesaat sebelum mobil mereka kembali berjalan. Seketika Audrey terdiam. Ini bukan bercanda kan?

1
Fiftin Indriani
hai kak semangat yaa buat tulis novel nya novel kakak bagus kok menurut ku hmm ih ya jangan lupa mampir dan baba chat story aku judul nya gadis kecil milik CEO
Renjana: makasih kak sudah mampir😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!