NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari kamera

"Kamu dari mana aja Ren? Udah malem lho trus katanya tadi demam kenapa malah keluyuran?" tanya mami saat Siren baru saja tiba dirumah bersama Daniel.

"Ma...aku dirumah Daniel"

"Kamu nggak punya rumah sampek istirahat aja numpang dirumah orang"

Mami tampak emosi melihat Siren, apalagi saat dia pulang dengan diantar seorang laki-laki.

Siren yang merasa tidak enak pada Daniel, akhirnya menyuruh Daniel pulang terlebih dahulu, takutnya nanti Daniel kena imbasnya.

Dan setelah kepergian Daniel, mami mendekati kepada Siren.

"Kata Arjuna, kamu nggak mau pulang siapa dia? Pacar kamu? Masih sekolah gak usah pacaran"

Siren memejamkan mata, dia sangat amat kecewa. Pasti Arjuna sudah bilang yang tidak-tidak kepada mami sehingga mami bisa semarah ini dengannya.

"Ma boleh aku bicara?"

"Yaudah tinggal ngomong.."

"Kenapa mami setuju kalo kak Arjuna nikahin aku?"

Dalam sekejap mami berubah ekspresi, yang sebelumnya emosi menggebu-gebu sekarang jadi sedikit panik.

"Kakakmu sudah bilang?"

"Iya, dan aku kecewa berat sama mami kenapa mami mengiyakan keputusan yang seharusnya ada ditangan aku! Aku berhak menentukan siapa pasangan hidup aku nanti ma, bukan mami"

"Nggak gitu Ren, yang mami lihat Arjuna itu sayang banget sama kamu trus kerjanya juga udah mapan, baik..sopan lagi jadi apa salahnya?"

"Salah ma, karna dari kecil aku udah anggap dia sebagai kakakku"

"Iya mami tau, tapi coba deh kamu buka hati mami yakin kalian cocok"

Siren menggeleng pasti.

"Mami egois..!"

Setelah itu Siren memilih berlari masuk kedalam kamarnya, dan menangis lagi disana. Rasanya demam ditubuhnya tidak bisa mengalahkan sakit hati yang tengah dia rasakan sekarang.

Siren ingin sekali mengadu tentang sikap Arjuna padanya tapi kembali lagi, dia takut Arjuna menyebar luaskan video yang dimaksud.

Dan kini dia tidak bisa mengabari Daniel karena handphonenya masih dibawa Arjuna, bagaiman jika yang dikatakan Daniel benar bahwa handphonenya mungkin dipasang sesuatu yang lebih berbahaya daripada kamera?

Siren pun kali ini sengaja mengunci pintu kamarnya dari dalam supaya Arjuna tidak bisa masuk seenaknya, dia trauma.. Dia ingin pergi dari rumah ini..tidak ada yang peduli padanya kecuali Daniel.

Dugaannya tidak meleset sama sekali, Daniel mengetuk pintu kamarnya meski berat Siren membuka juga pintu itu. Da memilih keluar juga dari kamar untuk menghindari hal-hal yang tidak dia inginkan karena berduaan dengan Arjuna didalam kamar.

"Handphone kamu"

Dia menyodorkan handphone itu ke Siren, Siren langsung mengambilnya.

"Kenapa keluar? Demamnya udah turun?"

"Udah mendingan"

""Yaudah bawa tidur sana"

Siren menatap Arjuna, tumben dia tidak mengeluarkan kata-kata ancamannya.

"Hari ini aku bebaskan kamu karna kasian masih demam, kalo udah sembuh jangan harap kamu bisa lolos sehari aja"

Arjuna sudah mau pergi tapi balik lagi, mungkin dia ingat sesuatu.

"Ingat baik-baik jangan pernah kasih tau mami atau papi soal semua ini, atau video kamu aku sebarin semuanya"

Siren hanya mengepalkan satu tangannya karena tangan yang lain sedang memegang handphone.

Dia harus bisa mendapatkan rekaman itu dan menemukan kameranya, mungkin besok kesempatan emas karena semuanya tidak ada yang dirumah kecuali dirinya.

Siapa tau barang bukti itu ditinggal dirumah.

*

Siren benar-benar takut menggunakan handphone itu, dari sejak diberikan Arjuna padanya dia tidak berani membukanya.

Dipagi hari yang cerah ini Siren sangat berharap orang tuanya dan juga Arjuna segera berangkat kerja, supaya dia bisa leluasa menggeledah rumah.

Dia harus segera bertindak kalau tidak mau rusak oleh Arjuna, karena cepat atau lambat pasti orang itu mengincar tubuhnya.

"Ren!! Kenapa pintunya dikunci?" teriak mami dari luar.

Siren menghela nafas, dia masih marah dengan mami tapi ya sudahlah mungkin lain kali dia bisa membujuk mami lagi.

Siren membuka pintu.

"Kenapa dikunci?" ulang mami

"Gapapa, emang kenapa?"

Mami berdecak sebal.

"Udah sembuh belum?"

"Udah"

"Nanti kalau mau makan mami udah masak, kalo nggak suka ada telur nanti goreng sendiri ya, habis itu jangan lupa karna mami gak sempat bersihin halaman depan jadi kamu bersihin nanti"

Ganti Siren yang berdecak sebal, gaji tukang kebun berapa sih sebenarnya kenapa orang tuanya sama sekali tidak mau menyewa ART atau tukang kebun.

"Ngerti nggak?"

Siren mengangguk.

"Baik-baik dirumah jangan keluyuran apalagi sama cowok yang katanya pacar kamu itu"

Siren membuang muka, mulai lagi..

"Mami berangkat"

Siren mengangguk, mami pun keluar dari kamar Siren. Belum sempat Siren beranjak dari tempatnya, Arjuna datang.

"Tunggu aku pulang" ucapnya sambil tersenyum sinis penuh penekanan.

Siren tidak menjawab dia hanya menatap Arjuna dengan emosi. Arjuna pun pergi sambil menenteng tas kerjanya.

Siren kembali menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam, dia ingin memastikan bahwa laki-laki itu benar-benar pergi dari jendela kamarnya yang mengarah langsung ke halaman depan.

Setelah aman, barulah Siren keluar diam-diam dia mendekati pintu kamar Arjuna yang tertutup.

Siren mencoba membukanya tapi ternyata dikunci, jelas Siren jadi kecewa. Jalan satu-satunya adalah dia harus mencari kamera yang mungkin tersembunyi didalam kamar atau kamar mandinya.

Saat Siren masuk kamar, handphone berdering jadi Siren buru-buru melihatnya.

Daniel telepon.

"Hallo"

"Kok nggak ngabarin dari kemarin?"

"Kata kamu jangan dipakek handphonenya kan aku jadi takut kalo ada apa-apa"

"Yaudah aku kerumah kamu kalo gitu, biar aku cek nanti ada yang mencurigakan nggak"

"Iya, aku tunggu...aku juga lagi nyari kamera dikamar siapa tau ada"

"Oke nanti aku bantu cari"

"Hmm... hati-hati kalo kesini"

"Iya sayang"

Siren mematikan teleponnya, lalu dia mengamati handphonenya siapa tau ada yang aplikasi baru atau semacamnya.

Sayangnya dia sama sekali tidak tau perbedaannya, jadi lebih baik menunggu Daniel datang.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!