NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hasil Tespact

Pagi masih belum sempurna membentang saat Arsen sudah bersiap di ruang tamu, mengenakan kaus hitam dan celana training abu-abu. Langit di luar jendela masih menggantungkan kabut tipis, menyisakan kelembapan yang merambat masuk melalui celah ventilasi. Matahari belum menampakkan wajahnya, namun rumah sudah dipenuhi ketegangan yang menggantung sejak malam sebelumnya.

Anita berjalan perlahan dari kamar, mengenakan jaket tipis dan celana kain berwarna lembut. Wajahnya tampak masih menyisakan lelah, namun ada semacam keteguhan dalam tatapannya. Ia memeluk tubuhnya sendiri, bukan karena kedinginan, tetapi untuk menenangkan gelisah yang terus melingkari dadanya.

“Sudah siap?” tanya Arsen, singkat namun tidak dingin.

Anita hanya mengangguk. Tak banyak kata yang keluar dari bibirnya sejak pagi. Mereka melangkah keluar rumah bersama, menuju apotek yang terletak dua blok dari rumah mereka. Tak ada percakapan selama perjalanan. Hanya suara langkah kaki dan deru kendaraan pagi yang menemani.

Sesampainya di apotek, Arsen langsung menuju rak khusus alat kesehatan. Ia memilih satu kotak test pack merek yang paling sering dipakai dan menurutnya paling akurat. Sementara Anita berdiri di belakangnya, memeluk tas kecilnya, masih dengan wajah yang menyimpan seribu tanya.

Setelah membayar di kasir, mereka kembali ke rumah. Arsen berjalan lebih cepat dari biasanya, sementara Anita tertinggal beberapa langkah di belakang. Bukan karena lambat, tetapi pikirannya terlalu penuh untuk menyesuaikan ritme.

Setibanya di rumah, Arsen langsung menyerahkan kotak test pack itu ke tangan Anita. “Pergunakan sekarang. Aku tunggu di kamar.”

Anita menerima dengan tangan gemetar. Kotak kecil itu terasa lebih berat dari semestinya—seakan di dalamnya tersimpan seluruh takdir yang akan mengubah hidup mereka. Ia melangkah ke kamar mandi dengan napas yang tercekat, membiarkan Arsen duduk di tepi ranjang menunggu hasilnya.

Pintu kamar mandi tertutup pelan. Anita membuka bungkus test pack itu dengan hati-hati, mengambil wadah kecil untuk menampung urin, lalu mencelupkan alat tersebut sesuai petunjuk. Detik-detik setelahnya terasa seperti menunggu vonis. Ia duduk di ujung bathtub, memeluk lutut, memandangi jam tangan yang terus berdetak. Lima menit, kata petunjuknya. Lima menit yang terasa seperti lima abad.

Matanya memejam. Ia tak berani melihat alat itu. Rasa mual yang tadi sempat mereda kini datang lagi, bukan karena perubahan hormonal, tapi karena ketegangan yang luar biasa.

Di luar kamar mandi, Arsen berjalan mondar-mandir. Ia beberapa kali menatap jam dinding, mendengarkan suara dari dalam kamar mandi, namun tak ada apa pun kecuali keheningan. Rasa penasaran bercampur khawatir merayapi dirinya.

Tok! Tok! Tok!

“Anita… kenapa kamu lama sekali?” Arsen mengetuk pintu dengan nada cemas.

Anita terkejut. Ia membuka mata dan menyadari waktu sudah berlalu lebih dari lima menit. Dengan tangan bergetar, ia meraih test pack itu, perlahan mengangkatnya dan mengarahkannya ke cahaya.

Satu garis… tidak.

Dua?

Apa!

Dua???

Matanya membelalak. Jantungnya serasa berhenti berdetak sesaat. Dua garis merah, jelas terbentuk di sana. Tidak samar. Tidak ilusi. Dua garis merah yang menandakan satu hal yang sangat pasti: ia hamil.

Anita tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya duduk mematung selama beberapa detik, lalu mendadak bangkit berdiri, membuka pintu kamar mandi dengan tergesa. Matanya berkaca-kaca. Mulutnya terbuka namun tak sanggup menyuarakan isi hatinya.

“Pih!” serunya dengan suara yang akhirnya pecah.

Arsen langsung berdiri, matanya melebar melihat raut wajah Anita yang penuh emosi. “Kenapa? Mana hasilnya…?”

Anita tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya menyodorkan test pack itu dengan tangan gemetar. Arsen menerimanya dan menatap alat kecil itu lekat-lekat.

Dua garis merah!

Ia tidak segera bereaksi. Hanya diam. Matanya mengunci pada dua garis itu seolah tak percaya. Beberapa detik kemudian, ia mengangkat pandangannya ke wajah Anita yang sudah dipenuhi air mata.

“Ini… ini benar?” suaranya nyaris berbisik.

Anita mengangguk perlahan, lalu dengan spontan memeluk suaminya. Tubuhnya bergetar di dalam pelukan itu, seakan semua rasa takut dan cemas yang selama ini ia tahan akhirnya tumpah bersamaan. Arsen membalas pelukan itu, memeluk lebih erat seakan tidak ingin melepaskannya.

“Kita… akan jadi orang tua lagi?” tanya Arsen dengan suara parau.

Anita hanya mengangguk lagi. “Ya, Pih… sepertinya Tuhan memberi kita kesempatan kedua.”

Tak ada lagi kata-kata yang mereka butuhkan. Di ruangan itu, dalam pelukan hangat di pagi yang dingin, mereka membiarkan perasaan mereka berbicara. Takdir telah mengetuk pintu mereka lagi—membawa kabar yang selama ini mereka tunggu namun takut mereka harapkan.

Beberapa saat kemudian, Anita duduk di tepi ranjang, mengusap air matanya. Arsen duduk di sebelahnya, menggenggam tangan istrinya erat-erat.

“Aku... bahkan tidak yakin semalam. Aku baru selesai haid minggu lalu,” gumam Anita dengan lirih.

Arsen mengangguk pelan. “Tubuh bisa saja menyimpan rahasia. Dan mungkin ini memang waktu yang tepat.”

Anita menunduk. “Aku takut…”

“Takut kenapa?”

“Takut kehilangan lagi. Takut semua ini hanya ilusi yang akan hilang dalam sekejap.”

Arsen menarik napas panjang. “Anita, kamu jangan berpikiran yang negatif dulu, itu bisa mempengaruhi janinnya. Kita jaga janin ini sebaik mungkin, kita rawat, dan kita hadapi semuanya bersama.”

Anita memandang Arsen. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia melihat ketulusan yang tak tertutupi oleh ego atau kemarahan. Pria itu benar-benar terlihat seperti seorang calon ayah yang siap menghadapi apapun demi keluarganya.

“Tapi aku tidak mau memeriksakannya ke dokter, pih” ujar Anita, suaranya mengambang.

“Kenapa?” balas Arsen terheran.

"Aku masih takut bertemu dokter kandungan. Aku tidak mau meminum obat yang diberikan seperti waktu itu, dulu dokter malah memberikan obat penggugur"

"Mana mungkin dokter memberikan obat penggugur, Anita. Kamu jangan menuduh dokter terus, mereka sudah bersumpah sebelum sah menjadi dokter, mereka tak mungkin keliru, dulu saja sudah jelas kalau dokter yang kamu tuduh memberikan obat penggugur itu tidak terbukti bersalah" Arsen tetap tak percaya dengan pengakuan Anita, ia berpikir mungkin Anita hanya mencoba membuatnya percaya jika dimasalalu Anita tidak mengab0rsi bayi mereka, padahal di CCTV jelas jika Anita memasukkan sendiri sebuah obat ke dalam minumannya.

"Mereka memanipulasi resep pih, kalau bukan kenapa resep yang aku tebus ke tempat pengambilan obat tidak diberikan kembali kepadaku? Mereka jelas mengambilnya untuk mengganti lagi nama obat di resep itu"

Arsen diam sesaat, ucapan Anita memang terdengar masuk akal, tetapi mereka sudah pernah melaporkan hal ini dan tidak ada yang terbukti dari tuduhan Anita.

"Sudahlah, terserah kamu saja. Asal kamu harus bisa menjaga janin itu, jangan membuat gara-gara dengan keinginan kamu yang satu ini. Untuk kali ini saja aku menuruti keinginan kamu"

Anita mengangguk sambil bernafas lega, tentu dia akan menjaga calon buah hatinya yang kini sedang tumbuh di dalam rahimnya setelah sekian lama mereka menanti.

"Pasti, pih. Aku akan jaga anak kita sebaik mungkin" ucap Anita mengelus perutnya dengan senyum bahagia.

Dan dia harap dengan adanya janin ini, hubungannya dengan sang suami bisa kembali seperti dulu, dipenuhi cinta dan kasih sayang yang tulus.

1
Uba Muhammad Al-varo
Baim jangan sampai kau meninggalkan sahabat mu Anita karena Anita seorang diri, suami nya Arsen kejam takut nya kedepannya Arsen kekejaman nya timbul kembali sampai membuat Anita lebih menderita
Uthie
Jika cinta yg suci dan tulus, selalu menemukan jalan untuk bersama...

tinggal Takdir yg menentukan..
dan bagaimana respon dr yg menjalani setiap takdir nya tsb 👍
Ana_Mar
sabar ya Baim... dengan melihat orang yg kamu cintai bahagia itulah arti cinta sebenarnya tanpa harus memaksa untuk memiliki.
Yuliana Purnomo
sebaiknya kamu percaya dokter kandungan yg direkomendasikan Baim,, Anita
Yuliana Purnomo
adeeem kan kalau kalian akur gitu
Uthie
semangat.. lanjuttt 💪🤗
Siti Zaid
Lanjut lagi ya author...semangat💪💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
awas aja Arsen kalau kamu berubah ke awal yaitu kejam ke Anita
Ana_Mar
mudahan masalahnya ga terlalu berat ya kk othor...kasian anitanya/Grimace/
Uthie
Nexxxttt 💞
Yuliana Purnomo
moga aja sikap Arsen GK berubah lagi ke setelan awal,,yg kejam
Arin
Jangan sampai kehamilan kali ini, Anita keguguran lagi......
keke global
udh ga kuat bayangin insiden ap yg bakal trjadi nnti
Fitri Yani: sama kak, aku juga rasanya deg-degan ky gak tenang gtu 😁
total 1 replies
Uba Muhammad Al-varo
Baim walaupun Anita lagi bahagia karena perhatian dari Arsen tapi Baim jangan pernah kau menjauh dari Anita karena Anita akan mengalami lagi penderitaan yang lebih besar lagi dari yang sebelumnya karena penghianatan Arsen.
Siti Zaid
Moga kebahagian terus utk Anita sampai melahirkan....
Ana_Mar
Baim...hmm...tenangkan hatimu bila tahu kalo Anita hamil lagi ya...
jagain dari jauh, doain yang terbaik buat Anita...
🦁R14n@
Koq mengetik padahal kan ditelp arsen istrinya 🤭🫢
Vita
saat aku sudah diam
maaf y thor gak salah judul y
🤭
Vita: ok ok
sabar menanti kediaman anita 👍
istri klo dah diem ngeri2 sedep dah 😂
Vita: ooohhh gt
mgkn q krg paham
pikir q krn anita gak hamil2 trus arsen kasar
anita diem d apain ja 😂😂
ok ok mksh
total 6 replies
keke global
jgn2 wktu itu ulah ananda
Ana_Mar
apa keguguran Nita ada hubungannya dengan ananda bersekongkol dengan dokter?
Audrey Chanel: iya kok kynya anita hamil dia tdk suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!