NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyelamat
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Hernandez

Kevin tertegun mendengar ucapan pria yang dia tolong. "Maaf, Tuan, anda..."

"Tidak ada penolakan," tegas Hernandez. "Mulai sekarang, kamu jadi saudaranya Nadira. Kamu juga jangan panggil aku Tuan."

"Tapi..."

"Aku tahu kamu butuh waktu," lagi-lagi ucapan Kevin terpotong oleh Hernandez. "Besok, nama Hernandez akan saya sematkan di belakang nama kamu."

Kevin terbungkam. Seketika dia bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Dia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menolak ataupun sekedar menanyakan alasannya.

"Apa kamu trauma memiliki keluarga?" tanya Harves. Sepertinya dia menyadari kegelisahan yang Kevin rasakan.

"Benar, mungkin Kevin memang trauma, Tuan Harves," celetuk Patrick. "Kita tidak tahu, apa yang telah dilakukan keluarga Dirgantara terhadap Kevin. Tapi dari nama lengkapnya saja, kita bisa tahu kalau Dirgantara tidak bersikap adil kepadanya."

Semua mata tercenung mendengar ucapan pria yang menjadi dokter pribadi di rumah itu.

"Benar juga," Hendrik menimpali. "Ketiga anak Dirgantara menyandang gelar yang sama dibelakangnya, tapi Kevin tidak. Berarti kamu, sering diperlakukan tidak adil oleh Dirgantara?"

Kevin tak menjawab. Namun dari ekspresi yang tergambar pada wajah anak itu, mereka tahu kalau terkaan Hendrik itu benar.

"Ya udah, jangan terlalu dipikirkan," ujar Hernandez. "Mulai sekarang, kamu memiliki keluarga baru. Kamu buktikan saja sendiri, perlakuan keluarga Hernandez, sama atau tidak dengan perlakuan Dirgantara terhadapmu."

Lagi-lagi Kevin hanya terpaku tanpa bisa berkata kata. Dia hanya mampu mengangguk samar, lalu melanjutkan makannya dengan kepala tertunduk.

Setelah selesai makan, Kevin diajak Nadira untuk berbincang di halaman rumah.

"Pantes, Argo sampai segitunya sama kamu," ujar Nadira. "Padahal dia anak tiri, kok bisa-bisanya, dia lebih disayang daripada anak kandungnya sendiri. Dasar orang tua yang aneh."

Kevin tersenyum kecut. "Sudahlah, jangan bahas mereka lagi," ucap anak muda itu. "Sekarang, gantian, kamu menceritakan tentang keluarga kamu."

"Keluargaku?" Nadira menatap penuh tanya. "Emang benar, kamu tidak tahu ayahku tuh siapa?" Kevin menggeleng. "Astaga! Hahaha... ternyata masih ada orang yang tidak mengenal ayahku? Hahha..."

"Emang dia siapa?" Kevin sedikit kesal karena suara tawa Nadira terkesan mengejeknya.

"Nih, baca," Nadira menyerahkan ponsel, begitu menemukan informasi yang berkaitan dengan ayahnya.

"Astaga!" seru Kevin. "Jadi dia Tuan Maximo?"

"Maximo Hernandez," Nadira mempertegas. "Kamu serius tidak mengenalinya? Harusnya kan kamu bisa mengenali dari wajahnya?

"Aku lupa," kilah. "Aku benar-benar tidak memperhatikannya. Lagian gaya rambutnya juga beda. Aku sangat mengidolakannya loh."

"Kamu mengidolakan Papi?" Kening Nadira sontak berkerut.

Kevin mengangguk tanpa ragu.

"Kalau kamu mengidolakannya, kenapa kamu tidak mengenali wajahnya?" Nadira sontak keheranan.

Kevin cengengesan. "Aku tidak memperhatikan wajahnya secara teliti. Tapi aku senang sih, bisa bertemu dengan beliau secara langsung."

Nadira tersenyum. "Bahkan kamu juga dianggap anak sama Papi. Kamu masih mau menolaknya?"

"Bukan menolaknya," bantah Kevin. "Aku merasa aneh saja gitu. Lagian, aku juga agak takut. Nanti banyak yang tidak terima."

"Siapa yang tidak terima dengan keputusan Papi?" balas Nadira. "Tidak akan ada yang berani. Mungkin, Papi mengangkat kamu sebagai anak, karena pengalamannya juga."

"Pengalaman? Maksud kamu?"

Nadira tersenyum tipis. Dia lantas melempar tatapan ke arah lain. "Papi juga pernah merasakan menjadi anak yang terbuang. Ketika umur 7 tahun, Papi dititipkan di panti asuhan sejak Ibunya menikah lagi. Papi sama sekali tidak pernah di jenguk. Papi menjadi sukses seperti ini, juga karena kebaikan seseorang."

"Kebaikan seseorang?"

Nadira mengangguk dan menatap lawan bicaranya. "Nama Hernandez itu pemberian orang yang ditolong Papi. Dulu, saat berusia 17 tahun, Papi ketemu dengan Kakek Hernandez dalam tragedi yang cukup mengerikan. Papi meyelamatkan Kakek Hernandez dari bahaya."

"Oh," balas Kevin. "Apa Kakek Hernandez orang yang sangat kaya?"

Nadira menggeleng. "Kakek Hernandez hanya pekerja bengkel biasa. Dia hidup sebatang kara karena istrinya meninggal. Kakek sangat senang dengan keberadaan Papi di rumahnya."

"Loh, terus? Yang menyebabkan Papi kamu sukses seperti sekarang siapa?" Tanya Kevin, semakin tertarik dengan kisah yang diceritakan Nadira.

"Semua ini karena kerja keras Papi," jawab Nadira. "Kebetulan Papi menyukai dunia otomotis. Papi belajar dari Kakek Hernandez. Papi juga gemar mempelajari semua yang berhubungan dengan transportasi. Siapa sangka, kesukaannya itu, mengantar Papi menjadi orang paling kaya di negara ini. Bahkan Papi satu satunya pengusaha yang memiliki kapal pesiar sendiri."

"Wahh, hebat ya? Puji Kevin. "Selain kapal pesiar, Tuan Hernandez juga satu-satunya pemilik toko berlian di negara ini kan?"

Nadira tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan Kevin.

"Terus, kenapa sampai ada orang yang ingin mencelakai orang tua kamu? Apa itu karena persaingan bisnis?"

"Selain persaingan bisnis, harta juga menjadi penyebab utama hidup keluargaku tidak nyaman dan aman. Selain itu, Papi merasa kalau semua yang terjadi akhir-akhir ini, ada hubungannya dengan saudara tiri Papi."

"Saudara tiri?"

Nadira mengangguk. "Sejak Papi menjadi orang yang sukses, wanita yang telah menelantarkan Papi, tiba-tiba datang bersama keluarga barunya. Mereka menuntut bagian dari harta yang dimiliki Papi."

"Astaga!" Seru Kevin. "Jangan-jangan, ini yang sempat masuk berita kan? Yang mengatakan kalau Tuan Hernandez, anak yang tidak berbakti?"

Nadira pun tanpa ragu langsung mengiyakan. "Kalau Papi tidak memberi klarifikasi, mungkin Papi selamanya akan dipandang buruk Bodohnya mereka aja, sampai bawa-bawa media. Giliran dibongkar faktanya, mereka playing fictim."

"Hahaha... lucu ya?" ujar Kevin. "Terus, dengan kejadian yang menimpa orang tua kamu, apa Tuan Hernandez sudah menemukan pelakunya."

"Belum," balas Nadira. "Belum ada bukti yang sangat akurat. Orang yang menyerang Mami, ditemukan tak bernyawa di tempat persembunyiannya."

"Astaga! Berarti, penjahat utamanya, masih berkeliaran bebas?"

Nadira kembali menganggguk. "Mungkin, dalang yang sebenarnya juga masih berkeliaran di sekitar kita."

"Wahh, benar-benar bahaya."

Nadira tersenyum. Setelah menjawab semua rasa penasaran Kevin, kini giliran Nadira yang bertanya mengenai kehidupan Kevin.

####

Sedangkan di ruang lain, setelah menjenguk keadaan istrinya, Hernandez, duduk bersama orang-orang kepercayaannya..

"Tuan yakin, akan menjadikan Kevin sebagai anak angkat?" tanya Hendrick kala pembicaraan mereka menyinggung soal anak muda yang saat ini berada di rumah itu.

"Kenapa? Apa kamu meragukan keputusanku?" tanya Hernandez setelah menyesap kopi kesukaannya.

"Bukan begitu," balas Hendrick. "Aku hanya kaget aja. Nanti kalau Nyonya Margita tahu bagaimana?"

"Kenapa aku harus memikirkan perasaan orang itu?" Balas Hernandez.

"Udah deh, Hen, kamu diam," titah Patrick. "Seneng banget mancing emosi orang. Kamu mau dimiskinkan?"

"Hehehe..." Hendrick sontak cengengesan dan dia segera meminta maaf.

"Yang pasti, apa yang dilakukan Tuan Besar, pasti ada hubungannya dengan bisnis serta masalah pribadi," ucap Harvez.

"Masalah pribadi? Masalah apa?" tanya Hendrick.

Harves tersenyum. "Apa kamu lupa, perbuatan Dirgantara terhadap perusahaan Tuan Hernandez dulu?"

Patrick dan Hendrik sontak mengerutkan keningnya. Hingga tak lama kemudian, mata Hendrick tiba-tiba. "Aku tahu!" seru pria itu.

1
Maria Mariati
lanjutt thorr
Yuliana Purnomo
pasti Kevin yg masuk kamar Mario dan menemukan hasil tes DNA
Was pray
hidup merasa nyaman dan aman jadi celah buat musuh untuk menjatuhkan
Was pray
perebutan harta dan tahta yg bukan haknya hanyalah fatamorgana, indah kelihatannya tapi keruh di dalamnya
muhammad ibnuarfan
sayang nya...orang terkaya...tapi kurang teliti...kurang hebat...lebih cekatan penjahat nya...🤦🤦🤦
Yuliana Purnomo
ya ampun kasiann yg pake mobil Hernandez,,,kena jebakan mereka
Yuliana Purnomo
fitnah aja teruuuus,, Argo kelakuan mu tukang fitnah
Yuliana Purnomo
makin dlm bahaya aja Kevin dan Nadira
Yuliana Purnomo
waduh tawuran jadinya Kevin cs
Yuliana Purnomo
ya ampun ternyata Kevin anka Mario,, bagaimana bisa siih??
Yuliana Purnomo
heemmmm pantesan dirgantara sebenci itu dgn Kevin
Yuliana Purnomo
penasaran dehh dgn Mario
Yuliana Purnomo
gak tau malu nyonya margita
Yuliana Purnomo
apa hubungan Paulina sm Lavia ya??? sahabat kah atau gimna
Yuliana Purnomo
bongkar aja biar kicep tuuuh Argo
Yuliana Purnomo
waah Kevin kadi incaran dong
Yuliana Purnomo
terlambat,,, ank nya sudah di coret dari KK dirgantara
Yuliana Purnomo
lanjuuuuttt
Yuliana Purnomo
Kevin siap siaplah,,kamu pasti akan dipersiapkan oleh Hernandez jadi pengusaha sukses
Yuliana Purnomo
bakalan seru,, ternyata dirgantara rivalnya Hernandez
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!