NovelToon NovelToon
Bukan Pelakor Biasa

Bukan Pelakor Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa / Pihak Ketiga
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya Ayu

“Menikahlah denganku, lahirkan keturunanku, dan aku akan membantumu.”

Penawaran dari Sagara dengan imbalan yang cukup fantastis membuat Lisa seakan mendapatkan angin segar di tengah tuntutan hutang yang menggunung. Namun, gadis itu tak memiliki cukup keberanian untuk mengambil tawaran itu karena Lisa tahu bahwa Sagara telah memiliki istri dan Lisa tidak ingin melukai perasaan istri Sagara.

Hingga akhirnya Lisa kembali dihadapkan pada kabar yang mengguncang pertahanannya.

Ia harus memilih antara menjadi istri kedua dan melahirkan keturunan Sagara dengan imbalan yang besar, atau mempertahankan harga diri dan masa depannya, tetapi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi.

Lalu, bagaimana dengan keputusan Lisa? Dan apa sebenarnya yang buat Sagara akhirnya berpaling dari istrinya?

Yuk, ikuti terus kisah selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mas Sagara

Lisa sangat bersyukur mendapatkan pertolongan tepat waktu. Andai Sagara datang terlambat, sudah pasti dirinya akan benar-benar dijual oleh Martha. Kini, Lisa bisa fokus pada sang ibu dan ke dua adiknya, juga pada balas budinya terhadap Sagara.

Satu persatu tetangga berdatangan. Mereka bergantian meminta maaf karena tidak bisa membantu Lisa. Selain karena mereka juga sama-sama miskin, mereka tidak memiliki power apapun untuk melindungi Lisa dan adik-adiknya dari kungkungan Martha.

“Kami minta maaf, Lis. Bukan maksud kami nggak mau bantuin kamu, tapi kami benar-benar takut sama anak buah Martha.” Seseibu datang dengan raut cemas menghampiri Lisa.

"Iya, Lis. Sejak ayahmu digebuki mereka, kami nggak berani buat masalah sama si Martha," timpal yang lain.

“Nggak apa-apa, Bu. Lisa paham, kok. Jangankan ibu dan yang lainnya, kalau itu Lisa, Lisa juga nggak akan berani ikut campur,” ucap Lisa, maklum.

Di lingkungannya, Martha terkenal rentenir jahat yang suka memaksa dan sering melakukan kekerasan. Hal itu pula lah yang membuat Lisa akhirnya memaklumi tetangganya yang tidak berani membantunya.

Salah seorang ibu melirik ke arah Sagara yang duduk tak jauh dari Lisa, ibu itu kemudian bertanya, penasaran. “Jadi beneran, kamu mau nikah sama dia, Lisa? Lalu si Zaki bagaimana?”

Lisa melirik ke arah Sagara, pria itu sama sekali tidak terganggu dengan pertanyaan itu. Dia hanya tersenyum tipis kemudian kembali bersikap datar.

“Euh… saya— “

“Udahlah, Bu Siti, ngapain tanya-tanya begitu. Itu mah urusannya si Lisa. Lagipula masnya ini juga ganteng, pemberani, lagi. Malah gantengan yang ini dari pada si Zaki. Lagian nih ya, emaknya si Zaki, kan nggak setuju kalau anaknya nikah sama Lisa. Bu Siti nggak denger tadi sore emaknya si Zaki koar-koar di tempatnya si Butet katanya gara-gara si Lisa, si Zaki maksa cuti kerja buat pulang,” sahut bu Irma, tetangga sebelah rumahnya Lisa.

“Iya, juga ya. Percuma nikah, kalau nggak dapet restu orang tua. Bisa makan hati tiap hari karena nggak disukai sama mertua!” ujar bu Siti.

“Tapi apa kamu nggak kasihan sama si Zaki, Lis. Kata emaknya dia mau pulang lho. Kalian udah putus belum, sih? kok tiba-tiba kamu mau nikah sama yang lain,” tanya yang lainnya.

“Kamu nggak selingkuh, kan Lis?” celetuk yang lain.

Lisa semakin dibuat bingung. Dirinya belum mengakhiri hubungannya dengan Zaki, tetapi banyak tetangganya yang sudah tahu kalau dirinya akan segera menikah. Gadis itu yakin sebentar lagi berita tentang dirinya akan menyebar dengan cepat ke seluruh lingkungannya. Dan bisa jadi hal itu sampai ke telinga keluarga Zaki.

Sagara yang melihat Lisa mulai tidak nyaman pun tergerak untuk membantu. Lagipula hari sudah malam, Lisa harus mengistirahatkan tubuhnya yang pasti begitu lelah setelah menghadapi Martha dan anak buahnya.

“Ibu-ibu, bapak-bapak. Bisakah kalian meninggalkan rumah ini. Hari sudah malam, Lisa dan adik-adiknya juga harus beristirahat. Untuk pertanyaan yang belum bisa dijawab, suatu hari nanti kalian akan mendapatkan jawabannya. Sekarang saya minta ibu dan bapak pulang ke rumah masing-masing, ya,” pinta Sagara.

Akhirnya satu persatu tetangga Lisa pun undur diri. Mereka hanya bisa menelan kembali pertanyaan yang menyangkut di tenggorokannya sebab sepertinya Lisa masih belum berkenan untuk menjawabnya.

“Aku sama Leo di rumah aja, Kak. Kasihan Leo, sepertinya dia sudah mengantuk,” ucap Liam ketika melihat adiknya yang terdiam dengan mata yang sayu.

“Kamu nggak apa-apa di rumah? Atau mau terima tawarannya mas Saga aja?” tanya Lisa.

Gadis itu tidak sadar, jika ucapannya berhasil membuat hati Sagara tergelitik geli mendengarnya. Padahal niatnya hanya ingin membiasakan adiknya memanggil mas pada Sagara.

Mas Saga, tidak buruk juga, batin Sagara.

Liam mengangguk. “Mas Saga juga, kan sudah menjamin kalau wanita itu nggak akan datang kemari. Jadi kakak tenang saja, lebih baik kakak segera ke rumah sakit, kasihan ibu di sana sendirian.”

“Ya ampun!”

Astaga! Lisa benar-benar lupa dengan sang ibu yang ada di rumah sakit.

“Kalau kamu khawatir, biar mereka tinggal di rumah ku untuk sementara Lis, sampai ibumu pulih dan diperbolehkan pulang,” kata Seli. Namun, Lisa menggeleng, ia sudah terlalu sering merepotkan Seli.

“Kalau begitu, biarkan adikmu di rumah saja, aku akan meminta orang untuk menemani mereka di sini. Sekarang bersiaplah, aku akan mengantarmu ke rumah sakit.”

Akhirnya Lisa menerima ajakan dari Sagara, toh katanya dia akan mengirimkan orang untuk menemani Liam dan Leo di rumah. “Ya, sudah, kalian di rumah saja. Sel, aku titip mereka, ya. Kalau ada apa-apa kabari aku secepatnya.”

Seli mengangguk. “Kamu tenang saja, Lis.”

***

Sagara dan Lisa akhirnya meninggalkan kediaman Lisa menuju rumah sakit. Sementara itu, Bara dan Seli masih tertinggal di sana karena harus menemani Liam dan Leo di rumah sebelum nantinya mereka ditemani orang-orang suruhan Sagara.

Lisa lega, setidaknya adiknya tidak sendirian di rumah. Namun, rasa canggung kembali hadir ketika gadis itu tersadar bahwa dirinya hanya berdua bersama Sagara di dalam mobil itu.

“Ehem… Tuan, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas bantuannya, jika tidak ada anda, mungkin saya sudah dijual oleh Martha,” ucap Lisa memecah keheningan.

Sagara menaikkan sebelah alisnya, sepertinya saat ini telinganya sedang bermasalah. Perasaan di rumah tadi, Lisa sempat memanggilnya ‘Mas’, tetapi kenapa sekarang di saat sedang berdua dirinya kembali dipanggil ‘Tuan’. Ah, Sagara kecewa.

“Ya?”

“Terima kasih karena berkat bantuan anda, saya bisa melunasi semua hutang-hutang itu dan juga tunggakan rumah sakit milik ibu,”

“Semua itu tidak gratis kalau kamu lupa. Dan juga, bisakah kamu merubah gaya bicaramu itu. Sekarang kamu sedang bersama calon suamimu, bukan atasanmu. Bisa-bisanya kamu berbicara begitu formal denganku!”

“Eh, tapi, kan—”

“Bicara dan panggil aku seperti kamu memanggilku di rumah tadi. Mas? Sepertinya tidak buruk juga, kalau nggak mau, Abang? Atau Akang juga boleh,” celetuknya membuat Lisa melotot ke arahnya.

Mas? Abang? Akang? Lisa bergidik ngeri dengan hanya mendengarnya. Oke, mas saja. Sepertinya mas tidak terlalu berlebihan karena mereka tidak sedekat itu saat ini.

“Baiklah … Ma-mas,”

"Coba ulangi lagi?" goda pria itu.

"Baik, Mas Sagara!" Lisa segera memalingkan wajahnya yang terasa panas. Sungguh memalukan, pikirnya.

Mereka tiba di rumah sakit pukul sembilan lebih dua puluh lima menit. Lisa berjalan beriringan dengan Sagara menuju ke ruangan sang ibu. Namun, ketika Lisa hendak berbelok, Sagara justru berjalan terus menuju ke arah lift. Lisa pikir Sagara ingin menjenguk kenalannya sehingga gadis itu tidak bertanya lebih dan berbelok sendiri. Tiba-tiba Sagara berbalik dan menghentikan langkah gadis itu.

“Lisa!”

“Aku lupa memberitahumu. Ibu sudah dipindahkan ke ruangan lain,”

“Maksudnya? Tapi ibu nggak kenapa-napa,'kan? Ada apa dengan ibu?”

Lisa seketika panik karena tidak diberitahu sama sekali. Rasa cemas dan ketakutan merayap dalam pikirannya. Entah mengapa jantungnya seketika berdetak begitu cepat hingga tangannya gemetaran luar biasa.

Bersambung

***

hari ini 2 bab dulu, ya.

jangan lupa like dan komen yang banyak 😍😍

Eh, bintang 5 juga ya, makasih😘😘🥰🥰

1
Wensy Gusno
Lanjut thor
Hardware Solution
Ayo ...cepet lamarin Thor /Heart/
Supryatin 123
Saya thorr.lnjut Thor 💪💪💪
ardiana dili
aku thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: tungguin jam 18.00 wib ya kak/Kiss/
total 1 replies
Lutfi Emaknya Naura
keren
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Lanjut thor
Nad-IG : na_nadyaayu: kak, tunggu jam 18.00 wib ya☺☺
total 1 replies
Lita
up
Nad-IG : na_nadyaayu: hai kak, bab baru akan Nad up pukul 18.00 wib ya. sampai jumpa lagi/Kiss/
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak, seperti biasanya ya/Kiss/
total 1 replies
Wensy Gusno
Menarik thor
Nad-IG : na_nadyaayu: terima kasih sudah membaca tulisan Nad, kak/Kiss/
total 1 replies
Jengendah Aja Dech
❤️
Lita
menarik cerita nya... lanjut baca
Nad-IG : na_nadyaayu: lanjut sampai nanti tamat ya kak/Kiss//Kiss/
total 1 replies
ardiana dili
semangat thor
Nad-IG : na_nadyaayu: makasih semangatnya kak, tau aja kalau Nad lagi galau. wkwk/Frown//Facepalm/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Supryatin 123
team Lisa donkkl.lnjut Thor 💪💪
ardiana dili
lisa thor
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.makin seru
Nad-IG : na_nadyaayu: siap, kak. selalu dukung Nad ya/Whimper/
total 1 replies
ardiana dili
lanjut
Nad-IG : na_nadyaayu: siap kak/Drool/
total 1 replies
Dhina Dindin
mantab buktinya ..biar mama saga percaya
Nad-IG : na_nadyaayu: harus percaya dong. kalau udh ada bukti fisik masa masih denial, ya nggak?? /Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!