Mommy untuk Oliv

Keesokan harinya Zia kembali bekerja ke cafe milik Leon dan sejak semalam Vina ataupun Lusi mereka tidak bertanya atau pun menyapanya, Zia tidak terlalu memikirkan hal itu bahkan sekarang dia sudah sampai di cafe Milik Leon itu.

"Wih...ada yang baru masuk nih."ucap Susan yang merupakan salah satu karyawan di cafe milik Leon itu.

"Mentang-mentang Deket sama pak bos jadi bisa seenaknya kerja Disini. "sindir Susan namun Zia tetap diam saja, dia sedang malas berdebat apalagi dia baru saja sembuh.

"Udah berapa kali?"mendengar itu membuat Zia menatap Susan yang sejak tadi mencari keributan dengannya.

"Apa maksud kamu?"tanya Zia dengan berani.

"Masa kayak gitu aja nggak tahu sih, padahal kan Lo pro soal kayak gitu."ucapnya yang membuat Zia kesal. Zia tidak bodoh, dia juga tahu apa yang di maksud oleh Susan.

"Jangan asal bicara, saya tidak pernah melakukan hal seperti itu dan tidak akan pernah!!" ucap Zia yang membuat Susan dan teman-teman itu menatap Zia dengan tajam.

"Alah.. bilang aja Lo itu murahan dan gue juga yakin kalo Lo pake tubuh Lo itu biar dapet Privilege dari bos kan?"ucap Susan yang membuat Zia Tidak lagi bisa"

Menahan dirinya.

Plak... sebuah tamparan keras mendarat di wajah susan dan sontak saja itu membuat susan dan kedua temannya itu terkejut dengan apa yang di lakukan Zia.

"Berani banget Lo nampar gue haa!!"ucap Susan yang ingin membalas namun di tahan oleh Leon.

"Ada apa ini? Kenapa kalian malah ribut!!"ucap Leon yang tadi tidak sengaja mendengar keributan dan ternyata itu adalah karyawannya sendiri yang bikin keributan.

"Dia nampar saya pak."ucap Susan yang mencoba untuk mencari belas kasihan dari Leon.

"Saya tidak akan nampar dia kalo dia tidak kelewatan pak, dia bilang saya pakai tubuh saya buat menggoda bapak."ucap Zia yang membuat Leon terkejut mendengarnya.

"Apa benar itu Susan!!" tanya Leon dengan tatapan yang nyalang pada Susan.

"Apa maksud kamu bisa memfitnah seperti itu haa!!" Susan ketakutan mendengarnya.

"Maaf pak, saya cuma iri karena dia perlakukan berbeda dengan kami."ucap Susan yang membuat Leon mengusap kepalanya

. "Apapun alasan kamu itu tidak di benarkan Susan, mulai sekarang kamu saya pecat!!"Susan terkejut mendengarnya dia tidak menyangka akan di pecat oleh Leon.

"Pak saya mohon jangan pecat saya, saya butuh pekerjaan ini."mohon Susan yang berharap Leon tidak memecatnya.

"Jangan harap, kamu sudah memfitnah saya dan juga Zia dan ini adalah hukuman buat kamu.

Mulai sekarang kamu tidak lagi bekerja disini dan lebih baik kamu pergi sekarang sebelum saya laporkan kamu atas perbuatan yang tidak menyenangkan."mendengar itu membuat Susan langsung berdiri dan kemudian dia langsung pergi dari sana. Setelah keributan itu membuat Leon menatap Zia.

"Maaf pak gara-gara saya anda harus memecat Susan." ucap Zia. yang membuat Leon menggelengkan kepalanya.

"Ini bukan salah kamu, ini salah Susan sendiri bahkan dia memfitnah saya dan itu adalah hukuman yang pantas untuk dia."ucap Leon yang membuat Zia mengangguk mendengar itu.

"Sekarang semuanya kembali bekerja dan saya tidak ingin ada yang berpikir seperti susan tadi dan untuk Zia yang tidak hadir 2hari ini dia sakit, jadi kalian tidak usah berpikir saya memperlakukan Zia dengan istimewa karena saya orang yang profesional!!"ucap Leon yang di Angguki oleh mereka semuanya dan kemudian dia langsung pergi dari sana.

Setelah keributan itu Zia kembali bekerja.

"Hai ay,"sapa Dion yang sedang mengobrol dengan Leon di ruangannya.

"Pak ini capuccino nya."ucap Zia yang tidak menanggapi ucapan Dion.

"Taruh saja."Zia mengangguk dan kemudian dia menaruh kopi pesan bosnya itu.

"Zia tunggu dulu."ucap Dio yang menahan tangan Zia.

"Dion, dia masih jam kerja lebih baik Lo tunggu jam istirahat baru bicara sama dia."ucap Leon yang tidak ingin ada gosip tentang dirinya yang memperlakukan Zia dengan istimewa.

"Oh ok."ucap Dion yang kemudian melepaskan tangannya itu.

"Aku tunggu istirahat ya, ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu."Zia tidak menjawab dia langsung pergi dari sana.

Saat ini sudah jam istirahat dan Zia yang sedang menikmati makanannya terkejut saat melihat Dion yang Duduk di depannya.

"Di cariin ternyata ada disini."ucap Dion sambil tersenyum melihat Zia yang sedang makan.

"Mau apa kakak nyarin aku "tanya Zia yang membuat Dion tersenyum.

"Kamu lupa, aku mau bicara sesuatu sama kamu Zia." mendengar itu membuat Zia menatapnya.

"Apa kakak?"tanyanya. Dion tersenyum kemudian dia meraih tangan Zia membuat Zia terkejut dengan apa yang Dion lakukan.

"Zia apakah kamu tidak berniat mencari orang tua kamu ? Kamu Pasti juga kan pasti ingin ketemu dengan mereka ?" tanya Dion yang membuat Zia terkejut, bagaimana bisa Dion bertanya seperti itu yang membuat dia terdiam mengingat kedua orang tua nya .

"aku tidak tau kakak biar saja waktu yang menjawab perasan sudah lama sakit mereka yang tidak membutuhkan aku " ucap Zia dengan emosi

"aku pamit kakak permisi " meninggalkan Dion yang masih terpaku atas perkataan Zia

Zia kembali ke cafe dan itu membuat Leon terkejut saat mendengar jika Zia ingin berhenti kerja di cafenya.

"Kamu yakin mau berhenti kerja Zia?"tanya Leon yang sebenarnya dia masih membutuhkan Zia untuk bekerja karena dia kerjaan Zia sangat baik.

"Iya pak, sebelum saya minta maaf karena tiba-tiba meminta berhenti."ucap Zia yang tahu jika hari ini Leon sudah memecat sinta dan sekarang dia harus berhenti juga pastinya akan ada kekosongan di cafe Milik Leon itu.

"Sebenarnya saya tidak masalah kamu mau berhenti kerja, tapi kamu tahukan saya baru saja memecat sinta dan sekarang kamu berhenti pasti saya akan kesulitan buat nyari pengganti kalian."ucap Leon yang sudah Zia duga jika Leon akan mengatakan hal seperti ini.

"Maaf Zia bukannya saya menahan kamu tapi saya butuh tenaga kamu sampai saya bisa menemukan pengganti kamu. "lanjutnya yang membuat Zia tidak bisa melakukan apapun karena dia tahu pasti berat untuk Leon jika harus mencari pengganti dirinya dan juga Sinta.

"Ya sudah pak, kalo gitu saya akan bertahan disini sampai pak Leon bisa menemukan pengganti saya."ucap Zia yang membuat Leon mengangguk mendengar itu.

"Baiklah Zia,saya senang mendengarnya semoga saja saya cepat mendapatkan pengganti kamu."ucap Leon yang di Angguki oleh Zia,.

"Iya pak, kalo gitu saya permisi dulu mau balik kerja."

Leon mengangguk dan kemudian Zia langsung kembali bekerja. Leon yang melihat itu hanya bisa tersenyum, jujur saja Zia itu sangat cantik Bahkan dia juga menyimpan perasaan pada Zia namun dia tidak ingin merusak semuanya, melihat Zia bisa terus bekerja bersamanya sudah membuat dia bahagia.

Akas yang tidak berhasil membawa Zia untuk makan siang bersama membuat Oliv merajuk karena tadi daddy-nya itu menjanjikan akan membawa Zia untuk makan siang bersama dengan Zia.

"Oliv ,jangan marah ya. Gimana kalo Daddy ajak Oliv buat makan di tempat kerjanya mommy Zia"bujuk Akas yang membuat Oliv langsung menoleh pada Akas.

"Beneran dad ?"Akas tersenyum kemudian dia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya girls kita berangkat sekarang saja yuk. "Oliv mengangguk dan kemudian mereka langsung bergegas pergi ke cafe Zia bekerja.

Mobil Akas sudah sampai di cafe golden swan yang merupakan cafe milik Leon.

"Mommy Zia..."seru oliv Yang membuat Zia terkejut saat melihat Oliv yang ada di cafe tempat dia bekerja.

"Loh El kok ada disini? Papahnya mana?"tanya Zia yang tidak lama dari itu Akas muncul yang membuat Zia hanya menatap Akas saja.

"Oliv, sini jangan gangguin mommy Zia kerja."panggil Akas yang di Angguki oleh Oliv. Kemudian mereka langsung duduk di meja yang ada di sana, ada banyak pasang mata yang menatap Oliv dan Akas.

#segini dulu untuk hari ini terimakasih sudah membaca cerita aku #