NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXXV : Kerusuhan?

Agen Angkasa

April belajar di kelas benang setiap pagi. Selalu latihan dan mengembangkan teknik-tekniknya agar sempurna. Ling selalu membantu April. Kelas benang juga telah berakhir, April dengan Ling berjalan bersama di lorong Agen Angkasa. Kalung kubus yang dileher April tiba-tiba bergerak sendiri. April panik.

“Ini kalung ku kenapa?”

Ling memperhatikan kalung kubus milik April. Berpikir sejenak.

“Kalungmu sepertinya mendapatkan reaksi dari sesuatu di sekitar sini, April.”

“Hah? Maksud Senior Ling? Selama ini ga pernah tahu kalung kubus ku ini bergerak sendiri atau merasakan sesuatu.”

“Coba ikuti saja reaksi kalungmu itu.”

April mengikuti perkataan Ling. Keduanya berjalan ke tempat dimana kalung kubusnya bereaksi. Gerakan kalung kubusnya itu semakin kencang di sebuah ruang pemilihan senjata.

“Kenapa arahnya kesini ya?”

“Dekati saja April.”

April maju dan menekan hologram senjata. April masuk ke dalam. Ling menyusul.

“Reaksi kalung kubusnya mengarah ke senjata, coba kita cari.”

Ling menggandeng tangan April. Keduanya mendekati senjata payung, reaksi kalung kubusnya sangat kencang.

“Sepertinya berasal dari senjata payung ini. Sebelumnya kamu pernah menyentuh atau kontak fisik dengan senjata payung ini?”

April terdiam. Mengingat-ingat sebelumnya.

“Ya! Aku ingat, dulu waktu pemilihan senjata, aku sempat pingsan cukup lama dan saat beresonansi dengan payung ini.”

Ling berpikir sejenak.

“Berarti sekarang kalungmu baru bereaksi lagi?”

“Sejak itu, kalungku tidak bergerak dan tidak ada tanda-tanda apapun.”

“Coba ambil payungnya, April.”

April terkejut.

“Ambil?”

Ling mengangguk.

“Tapi Senior Ling, nanti kalo aku pingsan lama lagi, gimana? Aku gamau repotin kalian lagi.”

Ling memegang tangan April. Menatap April dengan lembut.

“Percayalah sama dirimu sendiri dan ada saya disini, tidak akan saya biarkan kamu terluka sedikitpun, saya bertanggungjawab.”

April menatap mata Ling. April meyakinkan dirinya sendiri.

“Terimakasih banyak, Senior Ling. Aku akan mencobanya.”

Ling melepaskan tangan April. April maju dan mengambil payung itu.

“Huft.”

\*\*\*

Kamp Tim Petinggi

A Chengyou, Bubble dan Kika sudah bersiap di posisinya. Tim petinggi mengarahkan ketiganya turun langsung sesuai rencana. A Chengyou akan stay di tempat sampah gang itu, Bubble berbelanja di dalam toko-toko gang itu dan Kika akan berjualan di gang. Alat pendengar dan talki sudah terpasang.

Lalu lalang orang-orang benar-benar padat, dagangan Kika ramai diserbu, Bubble berbelanja di setiap toko termasuk dagangan Kika. A Chengyou masih memungut sampah. Tim petinggi melihat ada pergerakan orang yang berbadan besar jumlah satu orang, bukan, tiga orang! Tim petinggi langsung memberikan informasi pada ketiganya. Bubble diperintahkan untuk masuk ke dalam kafe yang dimana tiga orang berbadan besar itu masuk.

Tiga orang berbadan besar itu duduk di sebuah kursi dan memesan minuman pada barista. Bubble juga ikut mengantri. Tim petinggi mendengarkan suara dari tiga orang berbadan besar itu melalui alat pada Bubble. Orang berbadan besar itu sudah selesai memesan, sekarang giliran Bubble dan memilih kursi dekat tiga orang berbadan besar itu. Bubble pun duduk dan pura-pura melihat hp nya.

“Bagaimana selanjutnya?”

“Bos bilang kita harus lapor ke kantor utama.”

“Jauh bet kantor utama.”

“Yaelah, ntar naik motor, ape susahnya?”

“Udah, soal transport mah gampang. Kita harus menjalankan tugas dulu nih. Jangan sampai ada celah kayak waktu itu. Untungnya saya sudah persiapkan dengan matang.”

Bubble benar-benar terkejut. Para tim petinggi mendengarkan dan mencatat setiap percakapan mereka. Minuman yang dipesan sudah sampai.

“Terus tugas sekarang kita harus apa?”

“Ya makanya kita harus ke pusat dulu, tapi yang saya tahu kita akan–”

Ketiga orang berbadan besar itu saling mendekat. Suaranya tidak terlalu jelas.

“Di acara ujian negara.”

Hanya ucapan itu saja yang didengar oleh Bubble. Para petinggi langsung mencatat dan mendiskusikan ini. Ketiga orang berbadan besar itu akan segera pergi, minumannya sudah habis. Bubble masih meminum secangkir kopi latte. Ketiga orang berbadan besar itu sudah keluar dari kafe. A Chengyou dan Kika melihat tiga orang berbadan besar itu keluar dari kafe gang. Tim petinggi juga melihat ketiga orang berbadan besar itu keluar. Bubble yang berada di dalam kafe segera keluar. Tim petinggi mengarahkan A Chengyou, Bubble dan Kika untuk kembali ke kamp, mereka bertiga pun kembali.

Bubble melaporkan.

“Aku tidak terlalu mendengar jelas pembicaraan mereka, hanya mendengar 'Acara ujian negara'.”

“Ya benar, kami juga hanya mendengar itu saja dan ini harus kami laporkan pada Pak Kasim dan Wakil Wang. Curiga saya sementara, di acara ujian negara itu akan ada kerusuhan yang dibuat oleh mereka bertiga.”

Bubble menoleh ke arah A Chengyou. Bubble mengkhawatirkan A Chengyou yang akan mewakili Agen Angkasa.

“Kalian bertiga, ganti pakaiannya terlebih dahulu dan setelah ini kalian kembali ke Agen Angkasa. Biar kami saja yang akan melaporkan tentang ini dan mengusut lebih lanjut.”

“Baik pak!”

Ketiganya berganti pakaian dan tampilannya seperti semula. Bubble memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa ikut menemani A Chengyou saat ujian negara nanti.

‘Aku ga bisa tidur ini kalo aku ga berada disampingnya. Aku takut terjadi sesuatu padanya.’

\*\*\*

Kemarin malam di Istana Kegelapan, San mendatangi tuan Istana Kegelapan.

“Saya San, melapor.”

“San, bagaimana kondisi Agen Angkasa dan lainnya?”

“Saya melihat aktivitas dalam Agen Angkasa normal, namun sepertinya para petinggi sebagian tidak ada dalam Agen Angkasa dan beberapa orang telah dikirimkan ke misi rahasia.”

“Begitu. Lalu bagaimana dengan Kasim?”

“Saya tidak melihat terlalu sering, tapi yang saya tahu dari saya kulik, Kasim tengah sibuk dan kebingungan akan sesuatu.”

“Baiklah, beberapa waktu lagi kau akan mengikuti ujian negara bukan?”

“Benar.”

“Saya hanya ingin memperingatkanmu, pada saat ujian negara nanti akan ada kerusuhan, Kasim beserta wakil dan beberapa petinggi akan menghadiri pada acara itu. Saat ada kerusuhan di ujian arena, kami akan langsung masuk ke Agen Angkasa untuk membuat keributan maupun ancaman. Tugas kau adalah menahan Kasim, Wakil Wang, petinggi dan perwakilan dari Agen Angkasa untuk fokus membereskan kerusuhan yang terjadi disana. Jangan sampai ketahuan, ingat baik-baik.”

“Saya mengerti dan akan saya selalu ingat maupun lakukan.”

“Tinggal menunggu waktu itu tiba. Kembalilah.”

“Baik.”

San meninggalkan Istana Kegelapan.

“Tidak lama lagi, kau akan mengalami hal yang tidak pernah kau bayangkan Kasim, ini baru permulaan. Tunggu sampai saya akan membunuhmu.”

Rasa balas dendamnya semakin meningkat dan tak terbendung. Kekuatannya juga semakin meningkat untuk melawan Kasim. Balas dendamnya akan berakhir ketika berhasil menghancurkan dan membunuh Kasim.

San kembali ke Agen Angkasa. Bertemu dengan Biru.

“Bagaimana?”

“Ga perlu khawatir, gua bisa mengerti.”

“Baguslah. Tingkatin lagi kekuatan dan jangan bertindak gegabah.”

San menatap serius pada Biru.

“Tanpa lu kasih tau, gua juga udah tau.”

Biru seringai pada San.

“Jangan sampai gagal.”

Biru langsung meninggalkan San. San kembali ke kamar pribadinya. San memandangi foto tunangan masa kecilnya itu.

“Sedikit lagi, gua akan membalas dendam dirimu, Vio.”

\*\*\*

April menyentuh payung itu. Tubuh April melayang bersamaan dengan payung itu. Ling menatap keatas. Kilauan cahaya. April dengan payung itu masuk ke dalam sebuah dimensi aneh. Ling kesilauan, ketika membuka matanya, April telah hilang. April kebingungan.

“I-i-ini dimana???”

April melihat sekeliling dan ada sebuah bangunan besar seperti kerajaan kuno. April terkejut.

“Apa itu?”

Payung itu berdiri di hadapan April. Payung itu terbuka. Mata April terpesona dengan keindahan yang terpasang di gagang maupun corak payungnya. Payung itu berwarna merah. Tangan April menggapai gagang payung itu. Berhasil. Tiba-tiba April berada di dimensi yang berbentuk kubus besar. Warna rambut April berubah menjadi warna merah. Kepalanya menjadi sakit.

“Ekh!”

Rasanya ini seperti waktu April hampir kehilangan kesadarannya. Warna rambut yang berubah menjadi merah sekarang berubah menjadi hitam lagi. April memegangi kepalanya. Bayangan-bayangan tentang goa misterius, sosok wanita bak dewi, kerajaan kuno di langit, uluran tangan sosok laki-laki, kobaran api, dan hal-hal yang tidak pernah April lihat. April terjatuh dan payung yang dipegangi tergeletak.

“Sakit!”

“Apa ini sebenarnya?!”

April benar-benar merasakan rasa sakit, gejolak-gejolak yang dialaminya selama ini meronta-ronta. Kematian ayahnya dan Rawa terbayang lagi.

“HENTIKAN!”

April kesakitan. Kalung kubus kecil yang berawal memiliki warna biru muda, berganti warna menjadi warna merah maroon. Tubuh April tiba-tiba melayang, April masih memegangi kepalanya. Bayangan April asli dengan April dengan pakaian kuno bergantian. Kubus-kubus itu mendekati tubuh April dan berusaha menyegel April. Ketidaksadarannya telah diambil alih oleh bayangan April dengan pakaian kuno dan menyingkirkan kubus-kubus itu yang akan menyegelnya. April asli pun tergeletak. Membuka matanya. Rasa sakit di kepalanya menghilang.

‘A-a-a-apa yang terjadi padaku?’

Tubuhnya menjadi lemah. Payung merah itu menyusut dan masuk ke dalam kalung kubus April yang berwarna merah. April kembali ke ruang pemilihan senjata. Ling menangkap April yang tiba-tiba muncul.

“April!”

Ling menggendong April dan membawa keluar dari ruang pemilihan senjata. Ling ingin membawa April ke ruang medis.

“Senior Ling. Bawa aku ke kamar pribadi aja, aku ga apa-apa. Tubuhku cuma lemas aja.”

Ling sangat khawatir dan menyetujui pernyataan April. Ling langsung membawa April ke kamar pribadinya.

“Dada saya kenapa sesak ya?”

A Chengyou merasakan sesak di dadanya.

TO BE CONTINUED...

1
aissrift
ih apasih CHEN! Bubble lebih cantik, masa kamu ga lirik/Smug/
aissrift
A Chengyou cuek banget masa sama Bubble /Frown/
aissrift
SEMANGAT KAKK
aissrift
penasaran plss, gmn yh perasaannya a chengyou sama bubble?/Frown/
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!