Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakeknya Dinda memasuki hutan seorang diri
Terlihat seseorang masuk ke Gua dan meletakan tubuh Dinda didalam kerangkeng begitu saja.
Orang itu terlihat menatap Dinda sambil bergumam,"tunggulah saatnya tiba,aku akan bisa memiliki jiwamu sepenuhnya,"kemudian ia duduk disalah satu kursi sambil mengangkat kakinya dan meletakannya di meja kecil didepannya,ia mengambil sebatang roko dan menyalakannya.
Sementara itu dua orang memasuki Gua,setelah puas menganggu dan menyesatkan para anggota tim SAR kedua orang itu kembali kedalam Gua sambil tertawa puas.
"Hah,rasanya sangat menyenangkan bisa mempermainkan mereka,"kata yang perempuan,sambil mengusap airmata,diujung matanya.
"Iya,aku juga suka ketika mereka kocar-kacir ketakutan,bahkan ada yang sampai kencing dicelana,rasanya puas sekali,"jawab yang laki-laki.
"Tapi aku tidak suka dengan kehadiran laki-laki tua yang ikut dalam tim pencarian,siapa dia ya,aku merasa dia punya energi yang besar,ketika aku mendekatinya,aku merasa energiku terkuras,"lanjut lelaki tadi.
"Aku tidak tahu,tapi itu mungkin keluarga Dinda yang ikut mencari,tapi biarkan saja,tuan pasti bisa mengatasinya,tapi sekarang kita harus mencari perempuan sundal itu,kepalaku masih sakit terkena hantaman batunya,"ujar perempuan itu.
"Untung aku datang tepat waktu,kalau tidak kamu pasti sudah tewas kehabisan darah,lagian kenapa sih dia bisa kabur,kalau kamu tidak teledor seperti itu,tidak mungkin dia bisa kabur begitu saja,"ujar lelaki itu sambil mendengus kesal.
Tapi perbicangan mereka terhenti ketika melihat mendengar suara tepukan tangan dan seseorang sudah duduk disebuah kursi,mereka tertegun wajahnya jadi ketakutan.
"Plok plok plok....."
"Puas kalian bermain-main,goblok kalian bagaimana dia bisa sampai kabur,"wajahnya terlihat sangat marah,ia menatap tajam kedua orang yang baru datang.
Kedua orang itu lansung ketakutan tubuh mereka gemetar,ditatap orang didepan mereka.
"Maaf tuan,kami.....,"belum selesai perempuan dan laki-laki itu menjawab,lelaki didepan mereka berdiri dan mendekati keduanya.
"Kalian tahu apa yang akan terjadi kalau kalian melakukan kesalahan "ujar laki-laki itu sambil berbisik pada kedua orang didepannya.
"Maaf tuan,kami tidak akan melakukannya lagi,"ujar salah seorang dari mereka sambil mengigil ketakutan.
"Aku tidak perduli,menjaga satu orang perempuan lemah saja kalian tidak mampu,rasakan ini,"lelaki itu mencengkram perut mereka,seketika tubuh mereka menggelepar kesakitan.
"Maaf tuan,ampuni kami,kami tidak akan melakukannya lagi,"suara lelaki sambil menahan sakit,sekujur tubuhnya bergetar rasa panas dan sakit menjalari seluruh tubuhnya.
"Iya tuan,aku tidak akan melakukannya lagi,"ujar perempuan itu,matanya melotot merasakan sakit dan panas yang amat sangat.
"Hiatttt...."
"Brukhhhh....."
Orang itu menghempaskan tubuh keduanya hingga jatuh kelantai,mereka mengerang kesakitan.
"Kali ini aku maafkan,ingat kalau terulang lagi,aku tidak akan segan-segan mencabut nyawa kalian,akan kujadikan kalian persembahan untuk tuan yang agung,"ujar orang tersebut,kemudian ia pergi meninggalkan keduanya.
Sementara itu,di luar hutan rombongan tim SAR sedang mendapat perawatan,setelah mendapatkan gangguan yang menyebabkan banyak orang yang terluka.
Diluar tenda pak Yitno sedang berbincang dengan pak Santoso,kakeknya Dinda,terlihat ada kesedihan dan kekecewaan diraut wajah pak Santoso.
Pak Santoso terlihat menunduk,ia kemudian menatap wajah pak Yitno yang sedang memandang kedepan,terlihat wajah kelelahan terlihat nyata.
"Pak,apa tidak bisa pencarian ini dilanjutkan,"tanya pak Pak Santoso.
"Maaf pak Santoso,ini udah satu minggu tapi belum ada kemajuan,tapi saya akan mengusahakan agar nanti kita bisa melanjutkan kembali pencarian,kita akan hentikan dulu untuk sementara banyak anak buah saya yang terluka dan sakit,tapi saya akan usahakan agar nanti kita bisa lanjutkan kembali kalau bapak yakin Sinda masih hidup,"ungkap pak Yitno.
Pak Santoso terdiam,dia tahu sudah satu minggu tim SAR membantu mencari Dinda dan Dimas,dan dia tahu bagaiman maksimalnya mereka dalam mencari keberadaan cucunya.
"Saya tidak tahu harus bicara apa,saya tahu bapak dan tim bapak sudah mengupayakan dengan semaksimal mungkin,mungkin saya akan tetap tinggal,saya titip ibunya Dinda,bujuk dia agar mau ikut pulang,besok pagi-pagi saya akan masuk kehutan mencari cucu saya,"ujar pak Santoso.
"Pak,itu berbahaya,Bapak tahu sendiri hutan ini banyak menyimpan misteri dan jebakan,bapak bisa terluka,"sahut pak Yitno terlihat wajahnya penuh kekhawatiran.
"Saya tahu pak,tapi itu cucu saya,saya akan melakukan apapun untuk bisa menyelamatkannya,"kata pak Santoso.
"Baiklah saya tidak bisa berkata apa-apa lagi,kalau ada yang Bapak butuhkan bilang saja sama saya,"ujar pak Yitno,kemudian ia pergi untuk memeriksa anggotanya yang terluka.
Pak Santoso menatap kearah hutan yang terlihat gelap gulita,terdengar suara lolongan anjing dari dalam hutan,suara-suara hewan malam terdengar sangat menakutkan.
Pak Santoso menghela nafas panjang,ia berdiri sambil bergumam,"Dinda kakek pasti akan bisa menemukanmu,bertahanlah,aku yakin kamu kuat,kakek yakin kamu masih hidup,jangan pernah menyerah nak,kakek pasti bisa menemukan keberadaanmu.
Pak Santoso berjalan menuju tenda tempat anaknya,ibunya Dinda,ia menyibak pintu tenda terlihat anaknya sedang meringkuk tubuhnya terlihat kurus dan matanya cekung,terlihat tubuhnya ringkih.
Pak Santoso mendekatinya dan mengusap rambutnya,dipandanginya wajah putrinya yang tampak pucat.
"Ekhhh....."
"Bapak!!"Bu Yanti terbangun,ia mengeliat dan mengusap matanya,ia akan duduk tapi dilarang pak santoso.
"Tidurlah lagi,Bapak cuma mau pamit,Yanti dengarkan Bapak,tim SAR besok akan menghentikan pencarian,"pak Santoso terdiam dulu melihat bagaimana reaksi anaknya
"Hah...,bagaimana dengan Dinda pak,"Bu Yanti duduk menatap wajah bapaknya airmatanya jatuh.
"Kita tidak bisa menyalahkan mereka,mereka sudah cukup berusaha menolong mencari Dinda dan Dimas,bahkan banyak dari mereka yang terluka dan sakit,oleh sebab itu Bapak akan mencarinya sendiri."
"Tapi pak,"Bu Yanti terlihat terkejut,ia jadi khawatir.
"Sudah tidak apa-apa,Bapak pasti bisa menemukan mereka,tapi dengarkan Bapak besok ketika tim SAR pergilah ikut dengan mereka tunggulah Bapak dirumah,Bapak pasti bisa membawanya pulang."
"Tapi pak,"Bu Yanti mulai menangis.
"Sudahlah percaya sama Bapak,Bapak yakin Dinda masih hidup dan bisa ditemukan,"lanjut pak Santoso.
Bu Yanti terdiam,ia bingung,ia tidak tahu harus berkata apa,satu sisi ia ingin Dinda ditemukan,satu sisi lagi ia khawatir dengan keselamatan Bapaknya,hutan yang akan dimasuki Bapaknya bukan hutan biasa,itu hutan yang penuh misteri dan jebakan,konon katanya banyak yang berusaha memasuki hutan ini tidak akan bisa kembali.
Menjelang subuh pak Santoso menyiapkan perbekalan yang iq pinjam dari pak Yitno,tak lupa ia juga menyiapkan logistik selama ia dihutan,setelah semuanya selesai ia kemudian pamit pada pak Yitno.
"Pak saya pergi dulu,saya titip anak saya,"ujar pak Santoso.
"Baiklah pak hati-hati,maaf saya tidak bisa membantu apa-apa,"kata pak Yitno sambil menjabat tangan pak Santoso.
"Tidak apa-apa pak,terima kasih sudah mau membantu mencari cucu saya,saya titip anak saya,dan doakan saya bisa menemukan dan membawa Dinda pulang."
"Tentu pak,"ujar pak Yitno.
Pak Santoso mulai melangkah pergi,diiringi tatapan penuh kekaguman dan kekhawatiran pak Yitno,ia kagum pada kegigihan pak Santoso dalam mencari cucunya,walaupun usianya tidak muda tapi pak Santoso masih terlihat bugar,ia tahu pak Santoso mempunyai sesuatu,tapi ia juga tahu hutan larangan bukan hutan sembarangan.
"Hati-hati pak Santoso,aku salut sama bapak,aku doakan bapak selamat dan bisa menemukan Dinda,mudah-mudahan aku bisa minta perpanjang waktu pencarian biar bisa membantu menemukan cucu Bapak,"gumam pak Yitno.
Sementara pak Santoso mulai masuk kedalam hutan,ia sambut oleh suara-suara binatang malam yang mencekam,tapi yang lebih menakutkan lagi ketika ia baru memasuki hutan beberapa meter,terdengar suara geraman dan tanah yang dipijaknya seperti bergetar.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,