Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.
Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.
Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
" Sampai kapan kau menutup hatimu untuk laki-laki, Kayla? Tidak semua seperti para mantanmu. " tanya pak Varel atasan Kayla. Ia peduli karna menganggap Kayla putrinya.
" Huh.. " Kayla menghembuskan nafasnya.
" Nanti saja pak karna ada sesuatu yang sangat berat setelah hubunganku dengan mereka selesai. " ucap Kayla.
" Apa kamu belum bisa move on? "
" Saya sudah lebih dari itu. "
" Jika ada yang mau diceritakan, curhat saja agar bisa memberi sedikit kelegaan di hatimu. "
" Baik pak, terima kasih atas perhatiannya. "
Kemudian terdengar pintu di buka. Kayla terkejut melihat siapa yang datang.
" Semoga ia sudah melupakan kejadian waktu itu. " ucap Kayla dalam hati.
Ternyata yang datang, Gerrard dan asistennya, Petra.
Kayla bukan tidak menghargai pertolongan Gerrard saat Alvin akan melecehkannya, tapi saat ini ia sedang tidak ingin ada hubungan dengan lelaki manapun, walau itu rekan kerja atau teman biasa, jadi ia akan bersikap cuek.
" Selamat datang pak Gerrard. " sapa pak Varel menyambut kedatangan tamunya.
' Selamat siang pak Varel. " ucap Gerrard sambil menyambut uluran tangan Varel.
Keduanya pun duduk. Setelah berbasa-basi, mereka memulai pembicaraan mengenai kerjasama yang akan di lakukan.
Kini Kayla sedang mempresentasikan apa yang perusahaannya bisa berikan jika perusahaan Gerrard mau kerjasama.
Gerrard memperhatikan Kayla dengan seksama. Ia kagum akan cara penyampaian Kayla.
" Ternyata ia cantik walau tanpa make up berlebihan. " gumam Gerrard dalam hati tanpa sadar telah mengagumi Kayla.
Merasa puas akan apa yang telah disampaikan, Gerrard pun menyetujui kerja sama dengan perusahaan pak Varel.
" Suatu kehormatan bagi kami, pak Gerrard mau bekerja sama. " ungkap pak Varel.
" Sama-sama pak, semoga kerja sama ini dapat memajukan perusahaan kita. " ucap Gerrard.
Kini mereka telah meninggalkan restoran itu dan kembali ke tempat masing-masing.
" Sepertinya pak Gerrard kagum padamu, La. Dia melihatmu terus waktu kamu presentasi tadi." goda pak Varel pada Kayla saat dalam perjalanan.
" Pak Gerrard bukan kagum tapi memperhatikan apa yang menjadi keuntungannya dalam kerja sama ini, pak. " jawab Kayla.
Pak Varel tertawa kecil. Sepertinya sulit membuka hati sekretarisnya yang terlanjur trauma akan hubungan dengan laki-laki.
" Coba anak saya belum menikah, mau gak kamu saya jodohkan? " tanya pak Varel.
" Pak Vicky sudah punya anak, pak, jadi tidak perlu repot memikirkan jodoh saya. Jika sudah saatnya, pasti akan datang. " ucap Kayla.
Pak Varel tidak lagi meneruskan ucapannya. Kayla akan banyak kata untuk menjawab perkataannya jika itu menyangkut tentang laki-laki.
Gerrard sedang dalam perjalanan, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya tentang Kayla.
" Cantik dan pintar. " pujinya dalam hati sambil tersenyum.
Petra yang tak sengaja melihat senyum tipis Gerrard, jadi terheran, apa yang sedang dipikirkan oleh Gerrard. Sebagai asisten dan seorang sahabat, Petra tentu tahu bagaimana kehidupan Gerrard selama ini.
" Lagi mikirin sekretaris pak Varel ya sampai senyum sendiri. " goda Petra.
Gerrard yang seperti tertangkap basah melakukan kesalahan, mengelak perkataan Petra.
" Siapa yang mikirin dia, aku lagi mikirin keuntungan besar bila proyek itu lancar. " dalih Gerrard.
Petra hanya menggelengkan kepalanya. Sejak ditinggalkan tunangannya menjelang acara pernikahan mereka dan pergi bersama selingkuhannya yang merupakan saingan bisnis Gerrard, Gerrard anti terhadap wanita. Di pikirannya, wanita yang berniat dekat dengannya hanyalah memanfaatkan popularitas dan hartanya.
Saat menolong Kayla waktu itu, Gerrard merasa nuraninya yang tergerak ingin menolong, tidak ada hal lain. Padahal selama ini, ia bersikap dingin pada wanita, kecuali pada mama dan Gretta, adiknya.
" Gerrard pasti sedang kagum pada wanita itu, selain pintar dan cantik, ia juga terlihat santun dan sederhana. " nilai Petra dalam hati.
Setelah sampai di kantor, Gerrard kembali berkutat dengan pekerjaannya. Ia terlupakan akan Kayla sesaat.
Saat malam tiba, setelah makan dan membersihkan diri, Gerrard duduk di balkon kamarnya sambil menikmati angin
malam.
" Kenapa aku tadi terpikirkan tentang wanita itu, nampaknya aku pernah bertemu dengannya. " pikir Gerrard.
Lama ia berusaha memikirkan di mana mereka pernah bertemu.
" Oh..aku ingat sekarang. Dia kan wanita yang aku tolong di hotel Deni saat akan dilecehkan oleh menejer hotel itu. " ucap Gerrard ketika teringat siapa Kayla.
" Tapi mengapa ia tak menyapaku, apa ia melupakanku? " tanya Gerrard penasaran.
" Kenapa juga aku penasaran dengannya, mungkin saja ia sudah melupakan kejadian waktu itu. " lanjut Gerrard.
Akhirnya Gerrard masuk ke kamarnya dan beristirahat.
Hari terus berjalan. Kayla dan Gerrard kembali sama-sama melakukan aktivitas masing-masing.
Siang itu, Kayla sedang berada di restoran untuk bertemu dengan rekan kerja perusahaan untuk menyerahkan dokumen.
Ketika sedang menunggu, tak sengaja Kayla melihat Gerrard masuk ke restoran itu dan masuk ke ruang VIP.
" Mungkin sedang bertemu rekan bisnis, jadi tidak ingin di lihat orang lain. " pendapat Kayla dalam hati.
Tak lama, sekretaris rekan bisnis datang dan Kayla pun menyerahkan dokumen itu. Selesai menyerahkan dokumen itu, bersamaan juga Gerrard keluar dari ruang VIP.
" Baik ibu Kayla, nanti dokumen ini akan saya serahkan pada atasan saya. Saya mohon pamit. " ucap sekretaris rekan bisnis, membuyarkan lamunan Kayla yang mengamati Gerrard.
" Baik ibu, terima kasih atas kerja samanya. " ucap Kayla.
Setelah rekan bisnis nya pergi, Kayla duduk sejenak.
" Kenapa aku memikirkan pak Gerrard ya? " tanya Kayla dalam hati.
Tak ingin berlama di restoran itu, Kayla pun beranjak meninggalkan kursinya dan keluar.
Saat di parkiran menuju mobilnya, ponsel di dalam tasnya berbunyi. Kayla pun segera membuka tasnya dan mencari ponselnya.
" Ya pak. " jawab Kayla.
" Apa dokumennya sudah kamu serahkan? " tanya pak Varel.
" Sudah pak, ini saya lagi di parkiran, akan kembali ke kantor. "
" Baiklah, hati-hati di jalan. "
Saat menerima telpon tadi, Kayla kurang memperhatikan langkahnya, sehingga ketika selesai ia menerima telpon, ia merasa seperti menginjak sesuatu.
" Apa ini? " tanya Kayla sambil mengambil amplop yang ia injak tadi.
Kayla pun membuka amplop itu. Ia terkejut saat melihatnya, ternyata amplop itu berisi cek senilai 2 milyar.
" Ya ampun, milik siapa cek ini? " tanya Kayla.
Kayla pun membaca dengan cermat isi cek itu.
" Di sini tertulis PT. Anugrah Abadi. Bukankah itu perusahaan pak Gerrard. Aku harus mengembalikannya, siapa tahu ini penting bagi perusahaan. " gumam Kayla.
Kayla pun menyimpan rapi amplop berisi cek itu dalam tasnya. Kemudian ia mengirim pesan pada pak Varel bahwa ia ada urusan mendadak dan sampai di kantor agak terlambat.
Kini Kayla melajukan mobilnya menuju perusahaan Gerrard.
Sementara itu, dalam perjalanan kembali ke kantor, Gerrard menggerutu.
" Jika bukan karna pembayaran proyek itu, aku enggan bertemu dengan putri pak Bagas tadi. "
" Tapi cantik kan. " goda Petra.
" Cantik dari mana, dempul semua mukanya, mana pakaiannya kurang bahan dan belum selesai di jahit, terbuka sana sini. " ujar Gerrard.
Petra tertawa mendengar penilaian Gerrard tentang putri pak Bagas, rekan kerjanya untuk mengerjakan pembangunan gedung perkantoran milik pak Bagas.