seorang pemuda 23 tahun yang tidak memiliki pekerjaan diusir paksa oleh keluarga nya karena sang adik tiri yang lebih berguna dibanding dirinya
setelah diusir dari rumah oleh orang tuanya, dia mencoba mencari pekerjaan dengan hanya mengandalkan ijazah SMA.
setelah mencari begitu lama, dia sama sekali tidak menemukan pekerjaan karena alasan ijazah nya yang kurang meyakinkan.
tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba sebuah truk melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, hal itu menyebabkan dirinya terpental jauh.
akan kah pemuda itu tetap selamat?
silahkan baca novel ini jika kalian penasaran akan kelanjutan nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyzque, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 26
"hm…, baiklah jika kamu tidak ingin pergi, maka silahkan nikmati makan siang mu di luar restoran," ucap dion.
"hah? maksud mu?," tanya brian dengan wajah bingung.
dari belakang datang dua orang satpam dan seorang manager, beberapa menit yang lalu dion menyuruh seorang pelayan untuk memanggil manager mereka dan membawa 2 orang petugas keamanan.
tak butuh aba-aba petugas keamanan itu langsung mengangkat brian lalu dibawa keluar dari lobi restoran, brian berteriak sampai keluar dari lobi restoran.
"hey! apa maksud kalian dengan mengusir ku!, aku adalah tuan muda dari keluarga cateline!!," teriak brian yang terdengar hingga lobi restoran.
"tuan…kami sudah membereskan kekacauan nya, jadi mari saya antar menuju ruangan VVIP restoran," ucap manager itu.
"baiklah tunjukkan jalannya," ucap dion.
dion dan yang lainnya langsung dibawa ke ruangan yang sudah disiapkan secara khusus oleh sang manager, karena ini adalah kunjungan dari calon direktur utama mereka.
karena dion memiliki 35% saham sudi restaurant dia menjadi pemegang saham terbesar, dan juga karena direktur utama mereka yang sekarang sudah hampir pensiun.
setelah sampai di ruangan VVIP yang dimaksud oleh manager restoran, renata dan aveline langsung sibuk dengan menu, sedangkan dion dan leo masih menertawakan brian yang di bawa keluar.
"haha!, aku nggak nyangka brian bakal di keluarin paksa," ucap leo.
"begitulah kalau manager yang turun langsung untuk mengurus nya," ucap dion.
"tapi kok kayak ada yang aneh ya," ucap leo.
"aneh kenapa leo?," tanya dion.
"manager nya kayak patuh sama sopan banget ke kamu," ucap leo.
"a-ah itu…, mungkin dia ngeliat kalau kita itu tamu di ruangan VVIP," ucap dion.
"hm…bener juga kita kan tamu VVIP," ucap leo.
setelah mengobrol beberapa menit, akhirnya pesanan mereka sampai di atas meja makan, aveline dan renata memesan cukup banyak menu hingga memenuhi meja makan.
"ho…lambung kalian besar juga ya sampai bisa nampung makanan sebanyak ini," ucap leo.
"hm?, kita kan cuma makan sedikit," ucap aveline.
"sedikit nya itu satu meja penuh?," ucap dion.
"hehe…, kan nanti yang ngabisin kalian berdua," ucap aveline.
"iya bener tu, kalian berdua harus ngabisin sisanya," sambung renata.
dion dan leo saling memandang dengan tatapan pasrah, sepertinya lambung mereka akan pecah sebelum sempat makan malam saat theo datang.
"baiklah kalau begitu, selamat makan," ucap dion.
"ehh! tunggu dulu!," teriak aveline.
"tunggu apa lagi?," tanya dion.
"kita kan belum ngefoto makanannya," ucap aveline.
"yaudah fotoin lah sepuasnya," ucap dion sambil tersenyum masam.
dengan berat hati dan rasa lapar, dion dan leo harus menunggu beberapa menit lagi untuk bisa menyantap pesanan mereka.
……………
singkat nya mereka pun selesai dengan makan siang nya, setelah puas mengisi perut aveline dan renata langsung pergi berjalan-jalan di tepi pantai.
sedangkan dion dan leo masih terduduk lemas di sofa yang ada di dalam ruangan VVIP itu sambil memegangi perut mereka yang hampir meledak karena kebanyakan makanan.
"dion…, aku k-kayaknya udah nggak kuat jalan," ucap leo.
"sama aku juga, perutku rasanya mau meledak," ucap dion.
"ugh…, mereka hanya memakan 3 sendok makan setiap hidangan, sedangkan sisanya kita yang menghabiskan," ucap leo.
"sepertinya kalau ke sini lagi, jangan kasih mereka buku menu," ucap dion.
"kamu benar, andai saja theo ada, mungkin perutnya yang besar bisa menahan itu," ucap leo.
"hahaha…," mereka tertawa bersama-sama sambil sesekali sesegukan.
…………………
matahari mulai terbenam dan menampilkan pemandangan yang sangat indah, diikuti burung-burung yang berterbangan menuju sarang mereka.
dion dan yang lainnya juga sedang menikmati pemandangan yang indah sambil meminum sebuah es kelapa di pinggiran pantai guma.
theo juga sudah sampai beberapa jam yang lalu, theo tentunya tidak sendiri, dia mengajak laura bersamanya, dan mereka ber-6 menikmati pemandangan yang memanjakan mata itu.
setelah puas dengan sunset yang indah, saatnya bagi mereka untuk mengisi perut yang sudah keroncongan, tentunya tidak dengan dion dan leo.
theo dengan gagah dan berani langsung memberikan buku menu pada para gadis, leo yang sedari tadi menyembunyikan buku menu yang lain langsung kaget.
dengan tatapan kosong dan putus asa, dion dan leo sekali lagi harus memaksakan perut mereka dengan berbagai jenis makanan, tapi untungnya sekarang ada theo.
"hei…, kamu beneran ngasih menunya ke mereka?," tanya leo dengan ekspresi pasrah.
"iya, emangnya kenapa?, kok kalian berdua keliatan kayak orang yang kecapean?," tanya theo.
"haha…, nggak papa kok," jawab leo.
tak lama setelah mereka mengobrol, makanan yang dipesan para gadis pun sampai, seperti tadi siang meja penuh dengan pesanan mereka.
…………………
setelah selesai makan malam, mereka semua pun langsung pulang, leo lebih dulu mengantar aveline, begitu juga dengan theo yang harus mengantar laura.
sekarang tersisa dion dan renata, setelah membereskan barang bawaan nya, renata langsung berjalan keluar menuju parkiran tempat dion menunggu.
jarak dari restoran ke parkiran cukup jauh sekitar 25 meter, dan cahaya penerang yang sedikit kurang memadai, itu karena restoran akan tutup di jam 9 malam.
saat renata berjalan menuju parkiran, seseorang tiba-tiba membekap mulut renata dari belakang menggunakan sapu tangan yang diberi obat bius.
seketika renata langsung pingsan di tempat, orang itu langsung mengangkat tubuh renata dan membawanya masuk kedalam sebuah mobil van berwarna putih.
segera setelah itu mereka langsung pergi dari parkiran restoran, dion yang menunggu di luar mobilnya juga melihat mobil itu keluar dari parkiran.
dion sempat merasa curiga bahwa mobil van itu membawa sekumpulan perampok, tapi dion tetap berfikir positif karena mana mungkin ada yang akan merampok restoran yang hampir tutup.
beberapa menit berselang renata belum sampai di tempat dion, saat itulah dion mulai curiga lagi, kali ini kecurigaan nya terbukti karena dia melihat tas renata yang terjatuh.
tapi kecurigaannya kali ini bukan tentang pencurian tapi penculikan, melihat tas renata yang tergeletak di bawah langsung membuat dion sadar jika renata telah diculik.
dan hal itu semakin diperjelas oleh sistem yang memberikan misi sampingan lagi, dion yang melihat misi langsung berlari menuju mobilnya untuk mengejar mobil van itu.
{ misi sampingan: selamatkan renata dari penculikan yang di lakukan brian, silahkan ikuti rute ini agar anda bisa mencegat mobil yang membawa renata di tengah jalan}
dion merasa jika mengejar menggunakan Mercedes-Benz nya akan membutuhkan waktu yang lama, jadi dion mengeluarkan Bugatti chiron nya dari dalam inventori.
"sistem keluarkan mobil Bugatti chiron dari inventori dan masukkan Mercedes-Benz ku kedalam inventori," ucap dion sambil menunggu mobilnya keluar.
Semangat berkarya ye thor 🔥🔥