NovelToon NovelToon
Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yullia Widi

Aku pernah percaya bahwa cinta itu cukup.

Bahwa selama kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, ia akan tinggal. Bahwa kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan. Bahwa pengorbanan akan membuka jalan menuju kebahagiaan. Aku percaya, sampai kenyataan memaksaku membuka mata: tidak semua cinta menemukan jalannya, dan tidak semua istri benar-benar menjadi pilihan.

Namaku Nayla. Seorang istri di atas kertas. Di kehidupan nyata? Aku lebih sering merasa seperti tamu dalam rumahku sendiri. Aku memasak, mencuci, merapikan rumah, menyiapkan segala kebutuhan suamiku. Tapi tak sekalipun aku merasa dipandang sebagai seseorang yang ia banggakan. Tak pernah aku lihat binar di matanya ketika menatapku. Tidak seperti saat ia menatap layar ponselnya, tersenyum kecil, membalas pesan yang tak pernah kutahu isinya.

Aku dan Raka menikah karena keadaan. Aku menyukainya sejak lama, dan saat kami dipertemukan dalam sebuah kesempatan yang kelihatannya takdir, aku langsung mengiyakan tanpa banyak berpikir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yullia Widi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Surat yang Tak Pernah Kukirimkan

Malam itu, aku tak langsung tidur. Setelah percakapan dingin kami yang terakhir, aku hanya duduk di pojok kamar. Sunyi merayapi setiap sudut ruangan, bahkan detik jam terdengar seperti bunyi palu yang mengetuk pelan jiwaku yang retak.

Satu sisi dari tempat tidur itu masih kosong. Arvan belum juga masuk. Entah di mana ia menghabiskan waktu. Entah bersama siapa.

Aku membuka laci meja kecil di sebelah tempat tidur, mengambil buku catatanku. Dulu aku suka menulis puisi. Sekarang, hanya bisa menuliskan perasaan karena bicara tak lagi mampu menyampaikan luka.

Dengan tangan gemetar, aku menulis surat. Bukan untuk dikirim, tapi untuk mencurahkan isi hati. Surat ini bukan untuk Arvan bukan pula untuk Ailuna. Surat ini untuk diriku sendiri yang terlalu lama diam.

“Untuk diriku yang bertahan,

Maaf... karena terlalu lama kamu memaksakan segalanya.

Maaf... karena terlalu sering kamu berpura-pura bahagia, meski sebenarnya setiap pagi kamu ingin menangis.

Kamu tahu bahwa kamu tak dipilih. Tapi kamu tetap bertahan dengan harapan suatu hari cinta itu tumbuh. Tapi tidak semua tanah bisa menumbuhkan benih, bukan?

Dirimu telah menjadi asing di rumahmu sendiri. Kau terbangun setiap hari dengan napas yang sesak oleh pengharapan kosong. Tapi tidak apa-apa. Kini saatnya kau berhenti menyiksa diri.

Kamu berhak dicintai. Kamu pantas dimiliki sepenuhnya, bukan setengah hati.

Saat kamu membaca surat ini suatu hari nanti, kuharap kamu sudah bebas. Bebas dari penjara batin yang kamu bangun sendiri karena berharap pada seseorang yang hatinya tak pernah tinggal.

Bangkitlah. Kau punya hidup. Dan hidup bukan untuk dijadikan pilihan cadangan.”

Surat itu selesai kutulis saat subuh menjelang. Kugulung perlahan dan kuselipkan ke dalam novel lama di rak. Biarlah tersimpan. Mungkin kelak aku akan membacanya kembali, untuk mengenang titik terendah dalam hidupku.

Pagi harinya, Arvan tidak ada di rumah. Mungkin pergi lebih pagi dari biasanya. Tidak meninggalkan pesan. Tidak meninggalkan bekas apa pun.

Aku sarapan sendiri. Tidak membuatkan kopi untuknya seperti biasa. Tidak menyiapkan baju kerjanya. Entah kenapa rasanya seperti mencabut sisa-sisa ketergantunganku padanya.

Siang itu, aku pergi ke kantor pengacara. Membawa akta nikah, kartu keluarga, dan fotokopi KTP. Ini bukan keputusan yang emosional. Ini keputusan logis dari perempuan yang mulai sadar bahwa dirinya berharga.

Pengacara perempuan itu menatapku dengan pandangan penuh empati.

“Sudah yakin, Bu?”

Aku mengangguk. “Sudah. Saya tidak ingin tinggal lebih lama dalam pernikahan yang hanya saya perjuangkan sendiri.”

“Kalau begitu kita mulai prosesnya.”

Tanganku menandatangani berkas tanpa ragu. Tidak ada getar di jemariku. Mungkin karena tangisku sudah habis semalam.

Saat malam tiba, aku duduk di balkon. Menatap lampu-lampu rumah tetangga. Rumah-rumah lain itu tampak hangat, penuh tawa. Sedangkan di rumah ini, hanya ada dingin yang tidak pernah mencair, bahkan oleh matahari.

Lalu, suara pintu terbuka. Arvan pulang. Wajahnya terkejut melihatku menatapnya tanpa air mata, tanpa marah.

“Kita bisa bicara?” katanya pelan.

Aku mengangguk. Tapi bukan untuk mendengar penjelasan. Aku hanya ingin menyampaikan satu hal:

“Aku sudah ke pengacara.”

Wajahnya langsung menegang. “Nay...”

“Sudah cukup,” potongku lembut, tapi tegas. “Aku lelah jadi perempuan yang pura-pura kuat hanya untuk mempertahankanmu.”

“Kalau aku minta waktu”

“Aku memberimu waktu dua tahun,” kataku sambil tersenyum pahit. “Dan kamu pakai waktu itu untuk mencintai perempuan lain di belakangku.”

Ia diam.

Aku bangkit dari kursi, berjalan melewatinya tanpa menyentuh. Tapi sebelum masuk kamar, aku menoleh sekali lagi.

“Aku mencintaimu, Van. Tapi mencintai bukan berarti memenjarakan diriku dalam ketidakpastian. Dan ini... adalah caraku menyelamatkan diriku sendiri.”

Dan malam itu, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidur dengan tenang. Bukan karena semuanya baik-baik saja. Tapi karena aku memilih diriku sendiri.

1
Mamah dini
raka atau arvan
Mamah dini
mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap
Mamah dini
mampir thor, kasian kmu nay , semoga kedepan nya kmu bisa bahagia sm orang yg benar2 mencintaimu menghargaimu dn melindungimu, semangat terus nay .
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
total 2 replies
Dâu tây
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
yuliaw widi: Terima kasih! Tenang, update-nya bakal lanjut terus kok 🤍
total 1 replies
Jennifer Impas
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
yuliaw widi: Makasih! Senang banget ceritanya bikin kamu terus baca 😍
total 1 replies
mr.browniie
Menggetarkan
yuliaw widi: Terima kasih banyak, senang sekali bisa menyentuh hati pembaca 🖤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!