Reysha, gadis SMA yang menyelinap ke sekolah lain dengan menyamar sebagai instruktur cheerleader karena kecintaanya pada cheerleader. Disana dia justru bertemu Lukar, cowok yang pernah mempermainkannya lewat sebuah taruhan cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Instruktur
Sepertinya Reysha juga kaget. Lagi-lagi mereka harus di pertemukan sama Reysha dengan cerita yang unik dan aneh. Rega melihat Lukar. Sementara Bimo yang ada di sebelah Lukar mencengkeram gemas hoodie Lukar dari belakang. Lukar yang detak jantungnya berantakan juga diam sambil terus menatap Reysha. Mereka bingung harus bereaksi apa. Reysha yang masih diam juga menatap mereka.
Kedua matanya seakan berkata, 'Ada urusan apa kalian kesini?' Yuki juga mulai merasa heran. Karena Rega dan teman temannya tak bereaksi saat di kenalin.
" Kalian pasti kaget kan, kalau dia adalah instruktur cheerleader? " Benar! mereka kaget. Dan sangat kaget. Tapi senyum Yuki membuat Rega lupa kecanggungan karena Reysha. Rega mengangguk. Tiba-tiba Lukar mengulurkan tangan,
" Lukar, " kata Lukar memperkenalkan diri seakan baru pertama kali bertemu. Karena melihat Reysha yang bereaksi seperti itu, Lukar merasa gadis ini sedang menyembunyikan identitasnya. Apalagi Yuki mencoba memperkenalkan. Berarti kenalan Rega itu juga enggak tahu kalau mereka satu sekolah.
" Rey, " jawab Reysha pendek. Lukar berani mengulurkan tangan terlebih dulu karena dia yakin Reysha mau menerimanya. Gadis itu ada pada posisi yang mengharuskan dia seperti itu. Dia pasti tidak bisa mengabaikan perkenalan ini.
Karena Lukar bertingkah seperti itu, Rega dan Bimo mengikuti jejaknya. Mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri. Berpura-pura belum pernah kenal.
" Mereka pikir kakak itu kapten Cheer. Makanya aku ingin memperkenalkan kalian, " kata Yuki tersenyum geli. Reysha tersenyum tipis sekedar merespon Yuki.
" Hei kalian yang ada disana! Kalian bukan murid smu 21 ya?! " tiba-tiba seorang Guru meneriaki mereka. Gawat!! Mereka bertiga panik. Yuki juga panik.
" Aduh gimana nih "
" Selamat sore, Pak David... " tiba tiba Reysha menyapa sambil tersenyum.
" Iya. Sore mbk "
" Maaf, mereka datang bersama saya. Mereka adalah teman saya... " Reysha memberi alasan. Meskipun mereka aslinya datang sendiri tanpa di undang. Ya, Reysha juga tidak bohong soal mereka yang memang teman sekolah. Karena kenyataan memang seperti itu.
" Owalah...temennya mbk Reysha toh. Ya, ya, ya.." Bapak bernama David itu memperhatikan mereka bertiga sejenak. Kemudian mengalihkan pandangan ke Reysha.
" Mau ada lomba ya, mbk? " Pak Guru itu jadi ramah setelah tahu itu temennya instruktur cheerleader.
" Enggeh, Pak " jawab Reysha seperti sudah lama berbaur dengan kalangan orang orang paruh baya itu. Dia bisa menyeimbangi.
" Ya sudah, monggo latihannya di lanjut lagi mbk.. "
" Enggeh Pak. Terima kasih.. " Reysha tersenyum sambil sedikit membungkuk memberi salam. Setelah Pak David menghilang di tikungan, mereka langsung menghela nafas. Ketiga makhluk penyusup itu lega. Hh....lega......
Yang paling takut dan cemas adalah Rega. Dia sudah terlanjur senang bisa ada di sini. Kalau harus di usir sekarang sungguh tidak menyenangkan. Bimo sih karena jiwa men-dramanya kuat. Lukar rupanya terlalu sibuk memandang Reysha takjub.
Semua tingkah Reysha sangat sangat memukau dirinya.
" Terima kasih, " ucap Rega kaku.
" Ya, " jawab Reysha singkat.
Sudah jelas di depan mereka adalah Reysha yang itu. Reysha yang jadi target taruhan itu. Tapi setelah melihat perbincangan singkat Reysha dengan Pak Guru barusan, mereka semakin enggak bisa bertingkah sembarangan.
Bagaimana menyebutnya yah.... Sepertinya Reysha bukan orang biasa. Perasaan semacam itulah. Soalnya, Pak itu langsung percaya dan langsung ramah saat tahu kalau mereka adalah teman dia. Lukar sempat memberi mereka berdua kode untuk enggak ngomong sembarangan soal Reysha yang satu sekolah dan semacamnya.
" Aduh, makasih ya Kak..." Yuki memeluk Resyha sebentar. Reysha senyum. Tampaknya mereka sangat akrab. Sekali lagi Lukar bisa melihat senyumnya.
Sekali lagi aku bisa melihat sisi dirimu yang lain...Kenapa ini terasa menyenangkan....bodoh! ( Lukar )
______
Yuki yang datang membawa botol minuman mendekati Rega. Saat tahu Yuki membawa 3 botol, Rega menghampirinya. Yah...sok sok an jadi pahlawan. Meskipun hanya jadi pahlawan pembawa botol minuman.
" Nih " Dia memberikan 3 botol ke Rega.
" Terima kasih ya, " kata Rega sambil senyum. Pokoknya harus selalu senyum dan senyum.
" Wahh...Yuki sangat baik. " Bimo mulai membuka mulutnya. " Kita tamu yang merepotkan, " tambahnya.
" Gak apa-apa. Silahkan di minum. Ga, aku latihan lagi ya..." pamit Yuki dan menghampiri Instruktur cheer-nya yang barusan melintas tanpa menoleh ke arah tiga cowok ini sambil bawa botol minuman juga.
Musik mengalun lagi. Latihan koreografi di mulai lagi.
" Kar, Reysha itu selalu sangat sesuatu ya. " Bimo yang sedari tadi diam rupanya tidak bisa menahan diri untuk tidak ngomong. Pembahasan kali ini tak lain adalah Reysha.
" Ya? Aku tidak tahu, " jawab Lukar seperti tak acuh. Padahal dia setuju sama pendapat Bimo. Rega masih setia melihat Yuki yang latihan. Fokusnya Yuki dan Yuki.
Benar. Kamu selalu sesuatu. Mungkin karena aku belum tahu semuanya tentang mu. Jadi aku selalu takjub dengan hal yang baru aku ketahui tentang dirimu. ( Lukar )
" Tidak di sangka Reysha yang penyendiri itu bisa jadi instruktur. Malah di sini dia enggak kelihatan kalau penyendiri di sekolahnya, " tambah Bimo yang juga takjub lihat sisi lain dari gadis itu.
" Sepertinya Reysha itu masuk ke sini bukan sebagai anak SMA... "
" Ya. Sepertinya dia sedang menyembunyikan identitasnya. " Lukar membenarkan perkataan Rega.
" Makanya tadi kamu pura-pura pertama kali ketemu ya? " kata Bimo. Lukar mengangguk.
" Berarti Yuki juga enggak tahu dong, kalau Reysha itu anak sma juga. Tadi aja panggil 'Kak' " ujar Rega.
" Soal ini, anak-anak SMA 27 tahu gak ya.." kata Bimo.
" Melihat sikap Reysha yang seperti itu, mungkin enggak tahu. Tapi kalau Diko pasti tahu. Kan dia mantannya. Ya, kan Luk? " Rega noleh ke Lukar.
" Aku enggak tahu soal mereka. "
" Iya, lupa. Kalau tahu soal Diko dan Reysha kamu pasti enggak mau di suruh deketin cewek itu. " Rega terkekeh.
Diko tahu enggak soal ini ya... Banyak yang membuatku penasaran. Dia enggak pernah curhat soal Reysha makanya bisa membuatku terjebak dalam permainannya. ( Lukar )
" Gerakan tangannya harus sejajar dengan dada! Lurus! Pom-pom harus di kibaskan dengan keras! " Reysha mengoreksi dengan lantang.
" Wuihh!! Reysha sudah seperti Pak Wahyu pelatih kita. Sungguh layak jadi pelatih.. " puji Bimo. Lukar tersenyum senang. Lha....yang di puji Reysha yang seneng hatinya Lukar.
" Yuki! Kasih komando yang benar! Kalau Kapten lembek seperti itu, mana dengar teman-teman mu yang lain! " teriak Reysha tegas dari pinggir lapangan. Yuki yang di teriaki nyengir.
Kalau yang lain di teriaki seperti pasti langsung spechless. Tapi karena Yuki sudah merasa biasa sama teriakan Instrukturnya itu dia jawab,
" SIAP!! " jawab Yuki semangat.
" Yuki itu ternyata kapten cheer-nya. Pantesan dia ketawa saat kita bilang Reysha itu kapten. " kata Rega mulai paham. Dia tambah seneng. Ada kebanggaan tersendiri baginya.
Sepanjang latihan Lukar tak henti hentinya memperhatikan Reysha. Kadang tersenyum sendiri merasa lucu. Bimo dan Rega memperhatikan temannya dengan tatapan merinding.
Pertemuaan dengan kamu benar benar melewati jalan yang tidak di sangka. Dari perkenalan pertama sampai detik ini aku disini, semuanya terlewati dengan unik. Kamu memang aneh, unik. ( Lukar )
🍭 🍭 🍭 🍭
b.e.r.s.a.m.b.u.n.g