CERITA KITA
Kantin SMA 27
istirahat kedua
jam 11.45 wib
Suara bising selalu muncul di sekitar dua sahabat, Lukar dan Diko. Anak anak cewek yang demen liat pesona mereka berdua selalu berdecak kagum. Lukar adalah siswa baru di smu 27. Dia masuk pas kelas 2 tahun ajaran baru. Saat ini dia merupakan striker andalan di tim sepak bola. Lukar lumayan cool walau kadang bisa jadi usil juga sama temen-temennya.
Sementara Diko adalah anak basket. Dia ini lebih cool di bandingkan Lukar. Mereka berdua adalah teman sejak smp. Karena Ayah Lukar ada tugas dari kantor mereka terpaksa harus pindah. Kali ini mereka balik lagi ke Jember juga tugas dari kantor. Lukar masuk sekolah ini juga karena ada sahabatnya, Diko.
"Pasti nggak ada cewek yang bakal nolak kalau di tembak sama Lukar ... Liat aja mereka selalu histeris liat dia," kata Bimo yang satu ekskul sepak bola sama Lukar dan Rega menerawang. Dan juga mereka satu kelas di 2b.
"Lain ceritanya kalau kamu yang nembak mereka ...." Rega terkekeh.
"Semprul." Bimo manyun. Lukar tersenyum sambil minum jus kaleng di tangannya. Diko diam sambil main handphone.
"Tapi memangnya beneran gak ada ya, cewek yang nolak di tembak Lukar?" Rega mikir. Padahal di pikir juga kan enggak ada manfaatnya. Kita enggak mikirin juga Lukar tidak masalah. Rega aja yang lebay.
"Gak terima, kalau mereka semua memang cinta sama pesona Lukar? Orang jelek sih gak paham ..." Giliran Rega di ledekin sama Bimo.
"Siapa yang jelek? Kalau perbandingannya Lukar sama Diko sih jelas kalah. Kalau sama kamu pasti aku yang menang." lagi lagi Bimo kalah "Penasaran liat muka Lukar pas ada cewek yang nolak, pasti lucu ... Hahaha." Rega ngakak.
"Coba aja." Diko yang sedari tadi diam mulai ngomong. Kali ini dia berhenti memainkan hapenya. Matanya sesekali melihat kearah kelas.
"Maksudnya gimana, Dik?"tanya Rega.
"Coba aja Lukar nembak seseorang. Mungkin aja ada satu dari sekian banyak cewek yang ada di sekolah ini bener bener gak suka cowok kayak dia."
"Kenapa? Kamu puas bisa liat aku di benci seseorang?" tanya Lukar. Diko hanya angkat bahu.
"Boleh juga." Bimo manggut manggut tanda setuju. "Dimana Satya, saat seru begini dia malah menghilang."
"Sibuk. Ada tugas dari wali kelas," kata Diko yang satu kelas sama Satya di 2c.
"Ketua kelas memang beda sama kita orang biasa."
"Oke nih ... Kayaknya bakalan seru." Rega langsung antusias. "Ayo taruhan!"
"Enggak," sanggah Lukar.
"Kamu takut bakalan memang ada yang gak suka sama kamu ya ...," ledek Rega girang. Karena kalau memang iya, itu bakal jadi sangat menyenangkan. Mereka bakal bisa godain Lukar.
"Mana mungkin." Tingkat kepedean seratus persen rupanya si Lukar ini.
"Jangan jangan Lukar memang lagi deket sama Shinta." Mata Bimo berbinar nakal. Cewek yang memang pernah nembak Lukar dengan segala kenorakan-nya. Lumayan menghibur Rega dan Bimo, tapi menyebalkan buat Lukar. Itu sempat membuatnya harus berteriak dan sedikit tega untuk menghentikan tingkah cewek itu.
Walaupun begitu, cewek-cewek di SMA 27 tetap terkagum-kagum sama Lukar. Mereka malah nyalahin Shinta karena norak. Ya ampun kekuatan cowok ganteng sangat mengerikan.
"Apaan sih! Aku lagi males. Enggak minat." Lukar menolak. Rega dan Bimo tetep aja godain Lukar.
"Gak asik kau!" Bimo merajuk.
"Iya neh. Gak bisa di ajak seru-seruan," timpal Rega.
"Kalau ada apa-apa kalian tanggung jawab ya ..." Akhirnya Lukar menyerah.
"Okelah ...," sahut mereka berbarengan.
"Hari ini hari apaan, kalian ngotot banget pengen aku main drama seperti ini." Lukar menggerutu.
"Memangnya suatu kesialan di tembak cowok keren sepertimu? Palingan mereka juga bahagia."
"Bener tuh."
"Aku nembak, trus kalau cewek itu menerima berarti aku sukses ya ..." Lukar langsung membuat rencana.
"Gimana Dik?" tanya Rega meminta pendapat.
"Terlalu mudah kalau hanya itu saja." Diko bener-bener ingin bermain-main. Rega dan Bimo nyerocos lagi.
"Gimana kalau habis nembak, trus kencan trus putus?" Rega mendengarkan seksama penuturan Bimo layaknya seorang raja mendengarkan kata-kata penasehat. Lukar geleng-geleng kepala lihat tingkah temannya yang melakukan persekongkolan.
"Tambahin juga dia harus menunjukkan kesemua orang di sekolah kalau cewek itu pacarnya." kali ini Diko memberi usulan yang jitu. Lukar mendelik.
"Benar tuh. Kalau nembak sama kencan kan bisa jadi dia bohong." Bimo setuju. Rega anggukkan kepala.
"Karena syaratnya jadi ribet seperti itu, aku juga mau mengajukan permintaan," kata Lukar enggak mau jadi bulanan temen-temennya.
"Apaan?" Rega keder.
"Jangan yang aneh-aneh, Luk." Bimo ikutan keder.
"Kenapa seorang Lukar harus meminta hadiah juga. Semua hal seperti ini kan mudah sekali bagimu. Seperti membalikkan telapak tangan." Diko memberi komentar yang membuat Rega dan Bimo sangat setuju.
Lukar melihat Diko sebentar. Ada yang ia pikirin, tapi kemudian abai. "Oke, oke. Siapa yang bakal jadi target?"
"Dia."
Semua langsung melihat ke arah cewek yang di tunjuk Diko. Terlihat seorang cewek dengan tinggi sekitar 165 cm berambut panjang dan terkesan penyendiri. Dia tengah berdiri sambil bersandar di dinding kelas. Tangannya sibuk maen hape. Sendirian tanpa ada teman. Dia tidak terusik dengan lalu lalang anak-anak di depannya.
"Kenapa dia?" tanya Lukar sambil menatap Diko.
"Kau mau target itu seperti dia?" Kali ini Diko menunjuk cewek di sebelah mereka yang sedari tadi enggak bisa berhenti ngomong. Kayak enggak ada koma dan titik. Nyerocos terus.
"Aduh, jangan deh, Dik. Kasian Lukar juga kalau harus menghadapi tipe cewek seperti itu. Dan juga dia pasti langsung menang. Itu jangan sampai terjadi.." Bimo membara.
"Jadi kalian memang sangat ingin aku di tolak, heh? Kalian ingin aku kalah?" tuduh Lukar. Rega dan Bimo terkekeh kekeh.
"Gimana?" tanya Diko.
Lukar melihat lagi ke arah cewek itu. Dia masih ada di sana. Masih bermain hape. Dan juga masih sendirian.
"Gak apa-apa nih?" Lukar ragu.
"Memangnya kenapa?" Diko balik nanya.
"Kali aja dia punya cowok. Kan enggak mungkin aku mendekatinya kalau dia punya pacar. Bunuh diri namanya."
"Emangnya kenapa kalau dia punya cowok?" tanya Diko polos.
"Heh, yang bener aja!" Lukar naik darah.
Slrup! Diko menyeruput es jeruknya.
"Dia jomblo," jawab Diko yakin. Lukar melihat cewek itu lagi. Tanpa sengaja mata mereka bertemu. Dia melihat kesini, kata Lukar dalam hati.
1 ...
2 ...
3 ...
Setelah tiga detik mereka saling menatap, cewek itu berpaling saat seseorang menyebut namanya.
"Sha," kata seorang cewek yang baru datang. Dia tersenyum tipis. Lalu mereka berdua pergi.
"Sepertinya cewek yang dingin." Lukar berkomentar pelan.
"Bukankah yang cuek dan dingin itu lebih seru ...," ujar Diko.
"Oh, ya?" Lukar melirik Diko. Kalimat itu seperti bukan di tujukan untuk Lukar tapi untuk dirinya sendiri.
🍭🍭🍭
b e r s a m b u n g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-05-07
0
Mbah Edhok
Sekalipun bukan lagi bocah, tidak ada salahnya bernostalgia cerita masa-masa SMA ... Jadi teringat jaman dulu banget ... dimasa sekolah yang sangat terkesan ...
2022-12-29
1
Gusty Ibunda Alwufi
ini novel sdh lama di karya kak lady tp br mampir sambil nunggu up arya2 kak lady yg baru2 ini muncul.
2022-06-14
0