NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:158.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Sekitar pukul 3 sore Lintang bangun dari tidurnya. Ia keluar kamar karena lapar, lintang turun ke lantai 1 dan mencari dapur. Ia berjalan ke ruangan yang ia anggap dapur.

"Loh, non udah bangun ya?" sapa art yang berusia paruh baya. Lintang mengangguk dan tersenyum kaku, ia merasa tidak enak karena bangun tidur malah ingin makan.

"non kalo laper makan aja, bibik udah selesai masak itu semua ada diatas meja. Kalo gitu bibik ke belakang dulu mau nyuci, non jangan sungkan ya, anggap aja rumah sendiri. Tuan Doni yang memerintahkan saya untuk melayani nona sebaik mungkin." kata art itu. Lintang kembali teringat akan pernyataan Doni siang tadi sebelum ia pergi, jantung Lintang kembali berdebar dan darahnya berdesir keseluruh tubuhnya.

"Aku harus gimana ini?" gumam Lintang lalu menuju ke meja makan, ia tak perduli jika ada yang menganggapnya tak tau malu, karena sangat lapar Lintang mengambil semua menu masakan yang telah di sediakan, semuanya adalah makanan enak dan sehat.

Ketika pukul 5 sore perasaan Lintang semakin gelisah, ia berjalan mondar-mandir di balkon kamar sambil menatap langit yang mulai jingga.

"Kenapa perasaanku nggak enak ya, semoga nggak terjadi apa-apa di kampung." gumam Lintang pelan, ia lalu mengambil ponselnya diatas ranjang mencoba menghubungi ibunya. Lintang sudah membelikan ibunya ponsel dengan gajinya sebagai baby sitter dulu.

tapi berkali-kali menghubungi nomor ibunya, panggilan Lintang tidak tersambung karena di kampung nya sangat sulit mendapatkan jaringan. Merasa putus asa lintang menghela nafasnya kasar lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur.

huuuuft.

Pandangan Lintang menatap langit-langit kamar yang ternyata terbuat dari cermin dibagian atas ranjang.

"Kenapa atasnya di kasih cermin, memangnya nggak takut ya." gumam Lintang lalu memeluk guling. ia kembali memejamkan matanya karena tak tau harus melakukan apa.

Sekitar pukul 7 malam Lintang terbangun dari tidurnya. ia menatap langit yang sudah gelap. Ia lalu menutup pintu kaca dan gorden balkon lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Lintang melihat perlengkapan mandi milik wanita sangat lengkap. Ia tidak curiga jika itu milik wanita lain karena Doni tadi mengatakan semuanya sengaja disediakan untuk nya.

Setelah selesai mandi Lintang menuju walk in closet, ia menimbang apakah harus memakai gaun yang Doni inginkan. Jujur saja Lintang juga menyukai Doni, Lintang tersenyum mantap dan mengambil gaun pink itu dan memakainya. Lintang berputar putar di depan cermin besar yang berada di walk in closet lalu mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, memakai body care dan menyemprotkan parfum parfum keseluruh tubuhnya.

"Huuuuft, semoga pilihanku tidak salah. aku baru pertama kali merasakan jatuh cinta, dan berharap Doni tidak mengecewakan ku." Lintang bermonolog sendiri.

Lintang memakai outer gaun itu dan menuju keluar kamar untuk menunggu Doni, Doni mengatakan akan pulang jam 8, saat ini sudah setengah 8 lewat berarti sebentar lagi Doni sampai rumah.

Mbok sum yang sedang menyiapkan makan malam tersenyum melihat Lintang yang sudah cantik turun dari tangga. Ia benar-benar mengingatnya pada almarhumah istri Doni, hanya saja istri Doni memiliki hidung yang pesek dan tahi lalat di pipi kanannya dan lebih tinggi dari Lintang. sedangkan Lintang hanya setinggi dada Doni jika mereka berdiri bersisian, kulit putih bersih, rambut panjang lurus dan berwarna coklat karena Lintang mewarnai nya saat masih di kota, juga hidung yang mancung bibir merah natural, benar-benar tidak salah jika Doni menyukainya.

"Nggak salah kalo tuan Doni menyukai Non Lintang, Non memang sangat cantik." ucap bik sum ketika Lintang sudah berdiri di dekatnya.

"Bibik bisa aja, aku cuma gadis kampung bik, mana mungkin pantas bersanding dengan Doni yang sangat perfect" kilah Lintang, jujur saja hatinya berbunga-bunga di puji seperti itu, hanya saja ia tidak mau terlalu percaya diri.

"Bibik masak apa?"

"Tadi sebelum berangkat, Tuan muda minta di masakin ini non, katanya mau dinner sama non." jawab bik Sum dan menunjuk semua menu diatas meja.

Lintang menutup mulutnya karena masakan yang di hidangkan sangat banyak. "Banyak sekali bik." jawab Lintang tak percaya.

"Ya, ini semua pesanannya. Tapi tenang saja non, makanan ini nggak akan mubazir kok, nanti kita para pekerja di rumah ini juga pada makan." Jelas bik sum, kebiasaan Doni memang sejak dulu seperti itu, ia selalu meminta banyak makanan tapi setelahnya ia meminta anak buahnya untuk menghabiskannya.

Saat sedang mengobrol tiba-tiba terdengar deru mesin mobil Doni.

"Itu tuan muda pulang." kata bibik dan berjalan untuk membukakan pintu, namun Lintang mencegahnya.

"Bik, biar saya aja yang buka boleh." pinta Lintang memohon. bik Sum tersenyum dan mengangguk lalu kembali kebelakang.

Dengan jantung berdegup kencang, lintang berjalan mendekati pintu ruang tamu untuk menyambut kepulangan Doni. Saat sampai di balik pintu, ia menepuk-nepuk dadanya agar tenang, lalu membuat kunci dan membukanya.

Doni yang akan mengetuk pintu terkejut ketika pintunya terbuka, dan bertambah terkejut ketika melihat Lintang yang membukanya dengan penampilan yang sangat cantik dan sangat wangi. Doni bengong sesaat memindai penampilan Lintang dari atas hingga bawah yang langsung hasratnya bangkit.

Setelah sadar Doni tersenyum bahagia karena Lintang akhirnya memakai gaun yang ia minta. "Lintang kamu, ," Doni menggantung kata-katanya dan merentangkan tangannya meminta Lintang untuk memeluknya. Dengan senyum malu-malu Lintang menghambur kedalam pelukan Doni.

mereka tertawa bersama karena sangat bahagia. baru kali ini Lintang merasakan jatuh cinta, ternyata rasanya sangat bahagia, seperti ada puluhan kelopak bunga yang bermekaran di hatinya. Doni mengangkat tubuh Lintang dan berputar-putar dengan tawa yang menggema di ruang tamu, para security dan art yang melihatnya juga ikut tersenyum bahagia, akhirnya Tuan muda mereka kembali menemukan tambatan hati.

Doni memeluk erat tubuh mungil Lintang yang hanya sebatas dadanya. Tubuh mungil Lintang seolah hilang ditelan tubuh Doni yang tinggi dan berotot.

"Sudah Don, aku nggak bisa nafas nih." Protes Lintang dan mendorong pelan tubuh Doni. Doni kembali terkekeh dan mengacak rambut Lintang.

"Ha ha ha ha, aku sangat bahagia sekali Lintang, akhirnya ketakutanku tidak terbukti. Aku benar-benar bahagia kau menerima cintaku." ucap Doni dan memegang kedua tangan Lintang. Lintang tersenyum manis menatap Doni.

"Aku belum pernah sama sekali berhubungan dengan pria lain, dan aku tidak menyangka ternyata jatuh cinta itu memang benar-benar berjuta rasanya. Tapi aku harap, aku tidak mengalami patah hati sampai ingin mati seperti orang-orang diluar sana, aku harap kamu tidak mengecewakan aku Don." ucap Lintang dengan mata berkaca-kaca. Doni mengusap titik bening dari sudut mata Lintang dan kembali memeluknya.

"Aku berjanji padamu aku tidak akan pernah mengecewakan mu, aku akan selalu setia bersamamu." kata Doni meyakinkan. Lintang menganggukkan kepalanya yakin dan memeluk erat tubuh Doni, ia menghirup aroma maskulin dari tubuh Doni.

"Ya sudah, bibik pasti sudah siapkan makan malam kan, kita makan malam dulu ya, aku lapar sekali " Doni menggandeng tangan Lintang menuju meja makan, Lintang berinisiatif mengambil tas kerja dan jas yang tersampir di lengan Doni.

"Lintang, aku merasa memiliki istri kau melakukan ini." kata Doni tersenyum, lintang juga hanya tersenyum menanggapinya.

Mereka berdua makan bersama dengan bercanda.

"Lintang, tolong ambilkan air dingin di kulkas ya." pinta Doni, ketika Lintang menuju kulkas, Doni membubuhkan sesuatu pada makanan Lintang lalu mengaduknya agar tidak terlihat. kemudian kembali memasukkan botol tersebut didalam saku celananya.

"Terimakasih." ucap Doni tersenyum penuh arti. Lintang hanya tersenyum dan kembali makan makananya.

Doni tersenyum smirk karena senang Lintang menghabiskan makanannya.

"Sudah kenyang, kita kekamar sekarang. Aku pengen mandi." ajak Doni dan menarik tangan Lintang menuju lantai 2.

Setelah beberapa menit Lintang yang sedang menonton televisi di kamar merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

ia merasa gerah dan membuka outer gaun tidurnya lalu menurunkan suhu AC di kamar itu, Lintang berjalan menuju balkon untuk menghilangkan rasa gerahnya.

Doni yang sedang bekerja di depan laptop tersenyum melihat tingkah Lintang, sepertinya obat yang ia berikan sudah bereaksi. Doni mendekati Lintang dan memeluknya dari belakang.

"Kenapa berdiri diluar, diluar dingin." kata Doni, tangannya meraba-raba seluruh bagian tubuh Lintang yang tertutup dress. perasaan Lintang semakin nyaman dengan sentuhan yang Doni berikan, tapi ia masih sadar untuk tidak melanjutkannya. Dengan nafas tersengal Lintang melepaskan tangan Doni yang memeluknya.

"Maaf Don, aku mau ke kamar mandi dulu." Doni melepaskan pelukannya dan membiarkan Lintang pergi.

Saat Lintang akan masuk kedalam kamar mandi, Doni menarik tangannya dan langsung merebahkan tubuh Lintang diatas ranjang.

Nafas keduanya memburu karena sama-sama berhasrat, Doni membubuhkan sendikit obat perangsang di makanan Lintang, efeknya tidak akan lama, jadi sebelum efeknya menghilang, Doni tidak mau menyia-nyiakan nya.

"Don, lepas. Aku mau ke kamar mandi."

"Lintang, aku mau mengatakan sesuatu, aku pernah mengatakan bukan jika aku tau caranya agar kamu tidak menjadi incaran Seruni selanjutnya." kata Doni serius. Dengan nafas memburu Lintang menganggukkan kepalanya, ia sudah gelisah di bawah tubuh Doni.

Doni tersenyum dan membelai pipi Lintang.

"Syaratnya adalah, aku harus merenggut keperawanan mu." ucap Doni. Lintang mendelikkan matanya dan mendorong tubuh Doni sekuat tenaga hingga tersungkur diatas lantai.

" Kau sengaja mengelabui ku kan Don. Bagaimana jika kedua orang tuaku tau bahwa putri mereka sudah tidak perawan." kata Lintang tak percaya, tapi tubuhnya sangat tidak nyaman, Lintang pikir karena ini akibat ia menonton film semi tadi. ia tak tau jika Doni sudah memberikan obat perangsang.

Doni berdiri dan merapalkan sesuatu dari bibirnya kemudian mendekati Lintang dan meniupkannya di wajah Lintang.

"Aku mencintaimu Lintang. Aku tidak akan rela membiarkanmu menjadi incaran Seruni, malam ini kita lakukan ya. Setelah itu seruni tidak akan mengincar mu lagi." kata Doni membelai pipi Lintang.

"Benarkah yang kau katakan, bagaimana jika aku hamil?" tanya Lintang sedikit takut. Doni tersenyum mendengar jawaban Lintang.

"Aku akan menikahimu, tenang saja. Aku bukan ingin mengelabuhi mu, aku benar-benar mencintaimu Lintang sungguh." kata Doni dengan tulus lalu mengungkung tubuh Lintang dengan kedua tangannya bertumpu di kasur dan melumat bibir Lintang. Lintang terkejut mendapatkan serangan tiba-tiba dari Doni, terlebih ia belum pernah berciuman sebelumnya. Karena bibir Lintang tidak terbuka, Doni lantang melepas pagutannya dan tersenyum. Ia mengusap sisa liur miliknya di bibir Lintang dengan jempol.

"Kenapa diam saja?" tanya Doni lembut. Lintang menundukkan wajahnya karena malu. "Aku belum pernah berciuman Don." jawab Lintang polos, Doni terkekeh mendengar jawaban Lintang.

"Ha ha ha, berarti aku yang mendapatkan first kiss mu dong."

"Bukan hanya first kiss ku, tapi keperawanan ku juga." jawab Lintang mantap. Doni langsung menatap wajah Lintang dengan senang.

Ia kembali menyerang bibir Lintang tak perduli Lintang membalasnya atau tidak. Ia merebahkan tubuh Lintang diatas ranjang lalu ia menaikinya.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!