Aku Gadaikan Harga Diriku Demi Ibuku

pagi itu Sasa sedang asik membuat sarapan untuk suami tercinta .

" sayang , hari ini aku sarapan di kantor saja " teriak Ray dari meja makan , karena Ray tahu istrinya tidak akan bisa membuat sarapan karena dia tidak bisa memasak kalaupun jadi pasti akan membuatnya mual karena rasanya yang tidak karuan.

Sasa datang dari dapur dengan senyum manisnya " lho kok gak sarapan sih , aku sudah capek lho buat sarapan spesial untuk suamiku tercinta" Sasa menyodorkan sepiring omlet telur yang sedikit gosong membuat Ray mengeryitkan keningnya.

Sasa menatap suaminya dan memanyunkan bibirnya " pasti gak enak".

Ray pun dengan perlahan menyentuh omlet itu dan memakannya sedikit " aduh kok gini rasanya "

Ray menatap ke arah Sasa namun Sasa malah tersenyum membuat keduanya tertawa bersama.

" sayang , tenang saja sebentar lagi bang ojol datang kok " ucap Sasa sembari tersenyum.

Ray pun mengangguk dan mencubit hidung Sasa dengan manja " memang hebat ya istriku ini dah cantik pinter pesan delivery, hahahaha " mereka pun tertawa dan bercanda sambil menunggu pesanan makanannya datang .

Begitulah hari hari mereka lewati dengan kebahagiaan.

Tiba tiba Sasa terdiam menunduk membuat Ray bertanya " sayang , kamu kenapa?"

" Ray , apa kamu tidak merasa kebahagiaan kita ada yang kurang lengkap ?" tanya Sasa berkaca kaca.

Ray tersenyum beranjak dan mendekati Sasa kemudian memeluknya lembut sembari memberikan kecupan manis di rambutnya

" Sasa , selama kita masih terus bersama dan saling melengkapi tidak ada yang kurang dalam hidupku , kamu adalah segalanya bagiku".

Sasa pun menatap lekat wajah tampan suaminya kemudian mencium lembut bibirnya dan mereka saling berpagutan sejenak " tapi kehadiran seorang anak akan melengkapi rumah tangga kita Ray, apa tidak sebaiknya kita periksa saja ke dokter kita sudah 3 tahun menikah tapi belum ada tanda-tanda aku hamil "

Ray mengusap lembut pipi mulus Sasa.

 " sayang ,kita tidak perlu memikirkan soal itu , ada ataupun tidak ada anak aku akan tetap mencintaimu".

" tapi Ray!" ucap Sasa serasa menggenggam lembut tangan suaminya.

Ray tersenyum dan mengusap lembut rambut istrinya .

Ting tong ( bel apartemen mereka berdering ).

" Sayang, itu makanannya sudah datang " ucap Ray .

 Sasa pun bangkit dan berjalan untuk membuka pintunya .

Dan tak lama setelah itu, setelah sarapan bersama ,Ray pun berangkat kerja ke kantornya.

Sasa kembali ke kamarnya dan menyalakan televisinya untuk melihat Drakor favoritnya.

Tiba tiba pintu kembali diketuk dengan keras membuatnya kembali beranjak dan membukanya.

" papa , Ray sudah berangkat pa baru saja" ucap Sasa setelah melihat siapa yang datang menemuinya.

"aku ke sini bukan untuk menemui Ray , papa tahu dia sudah berangkat kerja " ucap Harry Wiguna Narendra laki laki paruh baya yang masih terlihat tampan yang merupakan papanya Ray atau mertuanya Sasa.

Harry masuk begitu saja ke dalam apartemen putranya itu membuat Sasa bingung dan tidak enak karena mereka hanya berdua takut timbul fitnah.

" pa , apa yang membuat papa datang kemari?" tanya Sasa perlahan.

Harry tersenyum menyeringai " tidak perlu basa basi lagi Sasa, aku tahu wanita macam apa dirimu ?''.

Sasa melotot tajam " maksud papa apa , sungguh saya tidak mengerti ?".

Harry tersenyum dan duduk di sofa sambil melipat satu kakinya di atas kaki yang satunya " sekarang katakan berapa yang kau butuhkan , bilang saja saya akan memberikan tunai kepadamu tapi kamu tinggalkan Ray , dia tidak pantas denganmu ''

Sasa menunduk dan menitikkan airmata

" pa , kalau papa tidak merestui kami kenapa baru sekarang papa mengatakannya , ini sudah 3 tahun pernikahan kami tidak mudah bagi kami untuk berpisah , maaf pa , saya tidak akan pernah meninggalkan Ray ".

Harry menatap tajam ke arah Sasa yang mulai menitikkan air matanya " terus kenapa kamu berani main dengan laki laki lain kalau kamu memang benar benar mencintai putraku !".

Sasa kembali melotot tajam" hahh, apa maksud papa , aku tidak pernah main dengan laki laki lain selain Ray ".

Dan Harry pun mengeluarkan ponselnya kemudian memutar sebuah video panas antara Sasa dengan seorang seorang laki laki .

Sasa pun kaget dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya " i ini , pa i ini , darimana papa mendapatkan video ini "

Harry tersenyum" tidak perlu kamu tahu darimana papa mendapatkannya tapi seseorang telah menyebarkan berita ini tapi kamu tenang saja saya sudah meminta untuk menutup berita ini agar tidak merusak reputasi keluarga Narendra ".

Sasa duduk di sofa dengan lemas matanya tak berhenti menitikkan air bening yang mengalir membasahi kedua pipinya " pa, maafkan Sasa itu kesalahan Sasa yang sudah lalu , tolong pa dan itu terjadi sebelum aku menikah dengan Ray, itu bagian dari masa laluku yang kelam ".

Harry berdiri dan berjalan ke arah jendela sambil memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya " tapi maaf Sasa aku tidak terima , meskipun kamu sudah terlanjur menjadi menantu keluarga Narendra selama 3 tahun , aku rasa mulai sekarang kamu harus tinggalkan Ray, Ray anak laki laki ku satu satunya yang akan membawa keturunan untuk keluarga Narendra dan aku tidak mau darahnya bercampur dengan darah mu yang kotor oleh benih orang lain ".

Jleg ( bagaikan menelan bara api, lidah Sasa serasa tak bisa untuk mengatakan sesuatu hanya buliran air mata yang terus saja membanjiri wajah cantiknya).

Harry mengeluarkan cek sebesar 1 M dan melemparkannya ke hadapan Sasa " ini aku rasa cukup untuk membuatmu pergi meninggalkan putraku ".

Sasa hanya terdiam dan terus meneteskan air mata.

Harry pun pergi meninggalkan apartemen milik putranya dan terlihat menelpon seseorang.

...💔💔💔...

Sore harinya, Sasa menunggu Ray dan akan menceritakan semuanya, jangan sampai dia tahu dari orang lain .

Sasa duduk di pojok kamarnya sambil melipat kedua lututnya dan menangis sesenggukan, benar benar di luar dugaan kalau Deo ( laki laki yang berada di dalam video panas itu ) merekam semuanya dan menyebarkannya, Sasa memang pernah terjerumus pada pergaulan bebas saat remaja, bukan hanya Deo bahkan Sasa pernah tidur dengan guru lesnya saat masih SMA .

" kamu memang brengsek Deo, bajingan kamu !" teriak Sasa yang frustasi.

Tiba tiba ponselnya berdering dan terlihat sebuah pesan dari Ray kalau untuk beberapa hari ke depan dia ada pekerjaan di luar kota .

Sasa semakin menangis namun dia segera mengusap wajahnya dan meraih cek senilai 1 M dari papa mertuanya tadi.

" baiklah, mungkin memang ini sudah menjadi takdirku aku harus pergi darimu Ray" gumamnya kemudian bangkit dan meraih koper besar .

Dan di saat Sasa mengemasi semua barang barangnya , ada seseorang yang mengetuk pintunya.

Ceklekkk.

" Reza, ngapain kamu ke sini ?" ucap Sasa yang penasaran kenapa sahabat dekat suaminya tiba tiba datang ke sini padahal pasti dia tahu kalau Ray sedang berada di luar kota.

Reza tak mengatakan apapun tapi dia tampak memegangi kepalanya dan keringat yang bercucuran padahal di ruangan ber AC.

Sasa mengeryitkan keningnya dan memintanya masuk kemudian mengambilkan segelas air putih .

" Sasa , aku tidak butuh air putih" gumam Reza sambil membuka satu kancing bajunya.

Sasa tersenyum dan menggeleng perlahan

 " kamu kenapa sih Reza , kamu tidak sehat ya ,apa perlu aku antar kamu ke dokter "

" tidak Sasa , pak Harry brengsek dia memberiku obat biadab dan memintaku datang menemui mu , dia bilang kamu dan Ray butuh bantuan ku " ucap Reza sambil terus mengibas ibaskan tangannya.

Sasa yang tidak mengerti hanya mengeryitkan keningnya.

Reza mulai menatap Sasa lekat dan diusapnya matanya yang sembab " kamu menangis sa?"

Sasa meringsek mundur dan menggeleng perlahan kemudian membenarkan bajunya dan mulai takut Reza berbuat lebih.