PENDEKAR AWAN MERAH

Setelah Xue Yunlei selesai menyerap energi dari batu permata serta energi dari alam disekitarnya, kini jumlah energi qi miliknya sudah meningkat dan telah memiliki 100 lingkaran.

Dengan basis kultivasi seperti itu, saat ini Xue Yunlei bisa dikategorikan sebagai pendekar yang berada di Ranah Ahli tingkat puncak setengah langkah lagi untuk menerobos ke Ranah Master.

Dan yang perlu remaja itu lakukan adalah meningkatkan kekuatan jiwa miliknya hingga ke tingkat sembilan.

Setelah selesai melakukan hal itu, secara otomatis, Xue Yunlei sudah menjadi seorang pendekar di Ranah Master.

Namun hal itu tidak mudah dilakukan jika orang itu bukan seorang jenius, akan tetapi hal itu akan sangat mudah jika dilakukan oleh Xue Yunlei.

Remaja itu pun segera bangkit berdiri dan langsung memanggil roh pria tua itu.

"Kakek! Kakek! Kakek!". Panggil Xue Yunlei.

Setelah berulang - ulang kali memanggil roh itu, namun sosok itu tak kunjung menampakkan dirinya.

Xue Yunlei merasa bingung dengan situasi tersebut.

Remaja itupun kembali lagi memanggil sosok yang dia harapkan, akan tetapi hasilnya masih tetap sama, sosok pria paruh baya itu tak kunjung menunjukkan dirinya.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?".

"Sepertinya saat ini sudah saatnya bagiku untuk kembali".

"Jika aku tidak segera kembali, pasti guru akan sangat khawatir".

Xue Yunlei terus berpikir bagaimana caranya untuk bisa meninggalkan jurang tersebut.

Remaja itupun segera beranjak dari dalam goa itu dan segera melangkah keluar.

Namun rasa penasarannya pun kembali muncul dibenaknya.

Remaja itu kini merasa tertarik untuk menyusuri lubang goa itu.

Keinginannya itu karena, dirinya berharap bisa menemukan herbal rumput roh untuk bisa dijual.

Sebab untuk mendapatkan pil yang dia butuhkan, Xue Yunlei membutuhkan uang yang banyak, sehingga dia sangat berharap untuk bisa mengumpulkan tanaman herbal rumput roh, batu roh atau batu permata serta inti jiwa dari makhluk spiritual serta inti jiwa dari siluman.

Dan jika mendapatkan inti jiwa dari makhluk langit, itu akan lebih baik lagi.

Akan tetapi itu sangat sulit untuk bisa ditemukan.

Xue Yunlei pun mulai melangkah memasuki goa itu sambil pandangannya terus menelusuri setiap dinding dan lantai goa.

Setelah berjalan masuk sejauh 30 meter, akhirnya pandangan Xue Yunlei tertuju ke salah satu tamanan sejenis lumut yang menempel didinding goa.

Xue Yunlei pun dapat merasakan suatu aura yang kuat dari tanaman itu.

"Jika dilihat dari ciri - ciri tanaman ini, serta aura energi alam yang terpancar keluar, sudah bisa dipastikan tanaman ini telah berusia ratusan tahun, sebab ukurannya terlihat sudah tidak seperti biasanya". Pikir Xue Yunlei.

Remaja itu pun segera mendekati tanaman tersebut dan mencoba untuk memetik salah satu diantara yang lain.

Hal itu karena ukuran serta bentuknya terlihat lebih tua serta memiliki energi alam yang lebih kuat dari yang lainnya.

Disaat remaja itu memetik tanaman Lumut Hati tersebut, sebuah cahaya keemasan langsung memancar keluar dari tanaman tersebut dan mendorong tubuh Xue Yunlei hingga terjungkal kebelakang.

Kini tubuh Xue Yunlei sudah terbaring dilantai goa.

"Sial! Ternyata tanaman ini bisa juga melakukan perlawanan".

"Aku pikir bisa dengan mudah untuk memetiknya, ternyata tanaman ini mengeluarkan energi yang dia miliki untuk mencegahKu".

"Ha...ha...ha...ha...ha, hei Bocah! Ternyata kamu itu begitu naif, sehingga memiliki pemikiran seperti itu".

"Apakah kamu pikir tanaman itu sama seperti dengan tanaman pada umumnya?".

"Tanaman itu kini sudah berusia 900 tahun, sehingga dia telah memiliki roh, jadi sudah sewajarnya dia memberikan perlawanan disaat kamu ingin untuk memetiknya".

"100 tahun lagi tanaman itu sudah bisa menggunakan wujud yang dia inginkan, tidak terkecuali dengan wujud manusia".

"Sehingga saat ini tanaman itu sudah termasuk dalam jajaran bangsa siluman".

Roh pria paruh baya itu mengolok - olok Xue Yunlei atas tindakannya.

"Oh, jadi kamu sudah termasuk bangsa siluman? Baiklah, kalau begitu, aku akan semakin bersemangat untuk bisa memetikMu". Ujar Xue Yunlei.

"Apakah kamu mengetahui cara untuk memetiknya?". Tanya roh itu.

"Iya, aku akan menyegel terlebih dahulu dan memetiknya, agar energi alam serta energi kehidupannya tidak akan hilang". Jawab Xue Yunlei dengan penuh rasa percaya diri.

"Bocah! Jika kamu melakukan hal itu, jangan harap kamu bisa mendapatkan hal terbaik dari tanaman itu". Ujar roh pria paruh baya.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan agar bisa mendapatkan hal terbaik yang tanaman itu miliki?". Xue Yunlei kembali lagi bertanya.

"Kamu harus mengolah energi alam serta roh yang ada didalam tanaman itu sehingga bisa diubah dan menjadi batu roh". Jawab roh itu.

"Bagaimana cara melakukan hal itu? Apakah menggunakan teknik penyegel juga?". Tanya remaja itu penasaran.

"Untuk apa aku memberitahukan hal itu kepadaMu? Bukankah kita tidak memiliki hubungan yang spesial?". Tanggapan roh tersebut.

"Bukankah saat ini kita sudah saling mengenal? Apakah itu tidak cukup bagiMu untuk sedikit memberi petunjuk kepadaKu?". Balas Xue Yunlei menanggapi perkataan roh itu.

"Itu adalah teknik yang sangat berharga bagi setiap pendekar, dengan hubungan kita ini, menurutKu, itu belumlah cukup untuk bisa memberikan petunjuk kepadaMu". Balas roh itu.

"Hubungan seperti apa yang kamu inginkan dariKu?". Tanya Xue Yunlei lagi.

"Mengapa bersikap seperti orang bodoh? Apakah kamu sudah melupakan apa yang pernah aku tawarkan kepadaMu?". Tutur roh itu.

"Jadi menurutMu, aku harus menjadi muridMu baru bisa diajarkan cara untuk mendapatkan harta berharga yang ada di tanaman itu?". Tutur Xue Yunlei yang juga sekaligus melontarkan pertanyaan.

"Apakah seorang guru akan mengajari muridnya?". Roh itu menanggapi dengan balik bertanya.

"Itu sudah pasti, untuk apa menjadi seorang guru tetapi tidak mengajari muridnya?". Jawab Xue Yunlei.

"Jika kamu sudah mengetahui jawabannya, semua itu terserah padaMu". Ujar roh itu yang langsung menghilang dari pandangan Xue Yunlei.

Remaja itu kini menjadi dilema dengan apa yang dia hadapi saat ini, sebab didepan matanya sudah ada harta yang sangat berharga untuk bisa dia miliki.

Namun, jika memaksakan kehendaknya untuk tetap memetik tanaman itu dan perkataan roh itu memang benar - benar terjadi, dia akan merasa sangat menyesal jika kehilangan harta berharga seperti itu.

"Apakah aku harus menjadi muridNya?".

"Bagaimana jika guru memarahiKu karena telah menerima seorang guru lagi tanpa seijinnya?".

Kini Xue Yunlei terus memikirkan apa yang harus dia putuskan.

Menjadi murid dari roh tersebut, ataukah memilih untuk merelakan harta berharga itu.

"Sebaiknya aku menerimanya saja untuk menjadi guruKu, hal itu juga akan memberikan keuntungan besar bagi diriku untuk kedepannya". Pikir Xue Yunlei.

Akhirnya remaja itu kini sudah membulatkan tekadnya untuk menjadi murid dari roh tersebut.

Disaat dirinya berniat memanggil kembali roh itu, kini terbesit sebuah ide gila di pikirannya.

"Dia itu hanya berbentuk sebuah roh, jika aku bisa menyegelnya, dia bisa memberikan kekuatan yang sangat dasyat bagi senjata yang akan diciptakan untukku".

"Tetapi apakah aku bisa menyegelnya? Jika tidak bisa disegel, sudah pasti dia akan murka dan akan menyerang diriku".

Xue Yunlei terus berpikir langkah apa yang harus dia lakukan.

"Bagaimana jika aku bertanya kepadanya tentang hal itu, apakah dia akan memarahiKu?". Pikir Xue Yunlei lagi.

Setelah sudah beberapa waktu remaja itu berpikir, akhirnya dia pun memutuskan untuk memanggil roh tersebut.

"Guru! Murid memberi hormat kepada Guru!". Tutur Xue Yunlei sambil memberi hormat.

"Ha...ha...ha...ha...ha, jadi kamu sudah menerimaKu sebagai guruMu? Bagus, itulah yang aku harapkan".

Roh pria paruh baya itu merasa sangat senang disaat Xue Yunlei menerimanya sebagai guru.

"Baik, ayo, cepat berdiri!". Ucap roh itu.

"Aku sudah hidup selama puluhan ribu tahun, tetapi aku baru memiliki seorang murid".

"Ini benar - benar sungguh sangat menyenangkan".

Kata - kata roh itu dengan sikap yang menunjukkan suatu kebahagiaan baginya.

Xue Yunlei yang melihat tingkah laku serta perkataan dari roh itu, langsung merasa tersentuh.

Dirinya tidak menyangka, dengan menjadi muridnya saja, telah memberikan suatu kebahagiaan bagi sosok tersebut.

~Bersambung~