Dokter Tengil Itu Jodohku

Dokter Tengil Itu Jodohku

Awal mula

"Pagi, Sayang!" sapa Rayyan mengecup kedua pipi istrinya yang baru saja selesai menyediakan sarapan pagi.

"Pagi... Wangi banget, apakah hari ini akan pulang terlambat lagi?" balas Zhera sembari menarik kursi untuk Pak pol.

"Hmm, kayaknya nggak Dek, tapi Abang belum tahu juga."

"Baiklah, pokoknya jangan sampai lupa melampirkan laporan keterlambatan pulang. Jika sampai lupa, maka jatah tidur di kamar tamu!" ujar wanita itu membuat Rayyan terkekeh gemas mendengarnya.

"Dasar Bu Kapolda kejam. Baiklah, Abang tidak akan pernah melupakan tugas wajib itu. Ya kali Abang bisa tidur sendirian tanpa belaianmu," jawabnya tersenyum menggoda.

"Dahlah, nggak usah bahas yang begituan disini, karena takut di dengar oleh kedua pengawal kita."

"Tapi mereka kan sudah dewasa, Dek."

"Iya, tapi malu dong, Bang. Apalagi ke-dua anak lajang Abang itu belum pernah membawa calon mereka ke rumah ini. Apakah mungkin anak-anak kita tidak laku di pasaran?" celetuk Zhera membuat Rayyan kembali terkekeh.

"Selamat pagi, Mama! Papa!" seru Azzam tersenyum manis menyapa kedua orangtuanya di meja makan.

"Pagi, Sayang. Mana Abang kamu? Kok belum turun?" tanya Zhera pada anak keduanya itu.

"Tahulah, Ma. Tadi udah aku bangunin, tetapi dia nggak bangun juga. Ya aku tinggal saja!" sahut Azzam sembari menduduki kursi bagiannya.

"Sana bangunkan lagi, Zam. Nanti dia terlambat. Bukankah tadi malam dia bilang pagi ini ada jadwal operasi?" timpal Papa Rayy.

"Malas, Pa. Gedeg banget bangunin dia," ujar Azzam yang sudah paham betul kebiasaan buruk Abangnya yang susah sekali bangun pagi.

"Biar Mama saja yang bangunin," potong Mama Zhera segera beranjak menuju kamar putra sulungnya.

Terlihat lelaki itu masih nyenyak dalam tidurnya. Mama mendekati ranjang tersebut untuk membangunkan.

"Razher, bangun Nak!" ujar Mama membangunkan dengan nada sangat lembut.

"Jangan ganggu, Ma. Aku masih ngantuk banget," gumam Razher dengan mata masih terpejam.

"Razher, kamu tidak ke RS hari ini? Karena ini sudah jam sepuluh pagi!" seru Mama membuat lelaki itu seketika mendudukkan tubuhnya.

"Mama serius?" ujarnya tersentak.

"Tentu saja Mama serius. Ayo cepatlah bersiap!"

"Ya Allah, kenapa Mama baru membangunkan aku sih! Mana aku ada jadwal pasien operasi lagi!" lelaki itu ngedumel seraya berlalu masuk kedalam kamar mandi.

"Hanya lima menit Razher sudah kembali keluar dari kamar mandi. Terlihat ia terburu-buru menggunakan pakaiannya Ialu meraih snelli dokternya yang tersampir di Sofa yang ada di kamar tersebut.

Saat lelaki itu sampai di ruang makan, ia menilik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Ya Allah, Mama kenapa bohong sih. Ini baru jam tujuh, Mama!" ujarnya memberengut karena merasa di bohongi oleh wanita satu-satunya yang paling cantik di rumah itu.

"Jangan protes. Ayo duduk!" titah Mama Zhera mode galak.

"Baik, Ma," jawab lelaki itu patuh.

"Jangan protes sama Mama. Lagian di bangunkan alot banget," celetuk Azzam pada Abangnya.

"Ah, kamunya aja yang bangunin terlalu santai," intrupsi Razher tak mau di salahkan.

"Sudah sudah, ayo sarapan. Nanti kalian terlambat. Untuk Bang Raz, tolong di ubah kebiasaannya itu, Nak. Kamu sudah dewasa, mau sampai kapan kami harus membangunkan dirimu setiap paginya," nasehat Papa Rayy pada anak sulungnya.

"Baik, Pa. Akan Abang coba, tapi kalau tidak bisa juga, maka akan Abang cari asisten pribadi untuk membangunkan Abang," sahut lelaki itu dengan candaannya.

"Dasar anak nakal. Apa yang papa bilang itu dengerin," intrupsi Mama gemas melihat tingkah putranya.

"Baik, Bu Kapolda."

"Jangan percaya, Pa, Ma. Palingan nanti malam dia kirim pesan sama aku sebelum tidur. "Zam, besok pagi jangan lupa bangunin Abang jam setengah tujuh ya," sambung Azzam mengungkap kebenarannya.

"Ish, gitu amad. Awas jika besok kamu telat ke kampus ya. nggak boleh nebeng sama Abang," ancam Razher pada sang adik.

"Aku itu tidak pernah terlambat, yang sering terlambat itu Abang. Percaya sama aku, pasti nantinya siapapun istri Abang, maka akan mengeluhkan hal yang sama."

"Weh, udah jauh banget pikirannya sampai kesana."

"Oh iya aku lupa. Kan Abangku ini mau jadi jomblo sejati."

"Ya Allah, jelek banget Do'a kamu, Dek." Lelaki itu menatap malas.

"Sudah cukup!" intrupsi Mama membuat kedua Kakak beradik itu terdiam.

"Kasih salam hormat dulu sama Bu Kapolda!" titah Papa Rayy mengajarkan kedua jagoannya.

"Siap, Bu Kapolda!" Razher dan Azzam mengangkat tangan memberi salam hormat kepada kepala dapur tersebut.

Rayyan hanya terkekeh melihat tingkah laku ke-dua anaknya yang memang sangat takut pada ibunya daripada dirinya yang menyandang gelar Kapolda yang sebenarnya.

Zhera menyorot tajam. "Ayo selesaikan makan kalian, lalu berangkat tugas masing-masing!" titah wanita itu masih mode galak untuk menakuti kedua putra kesayangan.

Bersambung.....

Terimakasih yang sudah mampir 🙏🤗🥰

Terpopuler

Comments

Eka

Eka

mantap lanjut thorr

2024-10-29

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

baru ketemu cerita anaknya pak pol rayyan

2024-07-08

1

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

keluarga harmonis 😴 wah makin penasaran aja ma jalan ceritanya kayak gmn

2024-06-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!