Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
‘’Jadi kakak dengar apa yang aku dan Hani omongin sore itu?’’ tanya Naura saat kak Jo tak sengaja mengatakan alasan dia menjauhi Naura belakangan ini.
Sore itu, saat Naura sedang curhat pada Hani, Jonathan tak sengaja mendengar. Hari itu dia memang pulang lebih cepat, karena ingin membujuk Naura yang saat itu marah padanya. Pria itu kaget, tak menyangka kalau gadis kecil yang sudah dia anggap sebagai adik kandungnya sendiri malah menyimpan rasa padanya.
Semalaman Jonathan tidak bisa tidur, karena terus memikirkan Naura. Dan pada akhirnya dia memilih untuk menjauh dari Naura, agar gadis itu bisa segera melupakannya. Jonathan pikir Naura akan sangat gampang melupakannya karena menurutnya Naura hanya salah mengartikan perasaan sayangnya pada Jonathan sebagai perasaan cinta.
‘’Nau, dengar dulu. Kayak melakukan hal ini karena kakak menyayangi kamu Nau.’’
‘’Dengan menjauhiku? Itu yang kak Jo bilang menyayangiku?’’ Naura mulai terisak. Sebenarnya dia bukannya tidak pernah membayangkan hal ini, tapi ternyata sakit juga pas tau kenyataannya kalau Jonathan memang menjauh setelah tau perasaannya yang sesungguhnya.
‘’Nau kamu adik kakak. Kamu sama seperti Hani dan akan selalu seperti itu. Kakak menyayangimu, sangat menyayangimu.’’
‘’Adik?’’ Naura tertawa sumbang, memaki dirinya sendiri. ‘’Sejak kecil aku tak punya banyak teman, aku hanya punya Hani dan kak Jo yang selalu menjagaku. Sejak kecil, apapun yang aku mau kak Jo pasti akan berusaha memberikannya. Kak Jo selalu memperlakukanku dengan baik, selalu memanjakanku dan sikap kakak itu ….’’ Naura tak lagi melanjutkan ucapannya. Dia hanya menatap Jonathan dengan mata berair.
‘’Nau.’’ Jonathan ingin memeluknya, tapi Naura menghindar. Gadis itu memilih keluar dari kamar Hani.
‘’Kau pria yang bodoh kak.’’ Hani yang sejak tadi diam pun akhirnya mengeluarkan suaranya. Wanita itu menggeleng sebelum keluar untuk mengejar Naura.
Tadi, Jonathan sedang memarahi mereka, karena kejadian di cafe. Eh nggak tau kenapa tiba-tiba Jonathan keceplosan dan mengatakan tentang apa yang dia dengar sore itu. Dan terjadilah perdebatan tersebut.
Jonathan malah menatap aneh pada Hani. Pria itu pun ikut keluar dari kamar Hani.
Semalaman Hani menemani Naura yang sedang galau. Gadis itu terus menghibur Naura. Dia bahkan rela terjaga sepanjang malam hanya untuk mendengar keluh kesah sang sahabat.
*****
‘’Kalian itu kenapa sih?’’ Bunda memperhatikan mereka satu satu, wajah Jonathan, Hani dan Naura yang nampak tak bersemangat. Mereka bahkan tak saling menyapa sejak tadi.
‘Hani ngantuk Bun,’’ jawab Hani dengan jujur. Hani lesu karena memang kurang tidur semalam. Lihat saja lingkaran hitam dibawah matanya, yang hampir menyerupai zombi.
‘’Begadang lagi kamu?’’ Hani mengangguk saat mendapati pertanyaan itu.
‘’Terus kalian?’’ Bunda menoleh pada Jonathan dan Naura, menunggu jawaban keduanya. Bunda pikir ada yang tidak beres diantara keduanya. Tadi, dia sempat menangkap Jonathan sedang melihat ke arah Naura, tapi Naura malah tak menggubris.
‘’Nau juga ngantuk Bun.’’ Bunda merasa ada yang ganjal dari jawaban Naura. Ya memang sih wajah Naura juga nampak tidah fresh, sama seperti Hani. Tapi entahlah, bunda tetap merasa ada yang salah pada Jonathan dan Naura.
‘’Jo …’’ Bunda ingin bertanya lagi, tapi tidak jadi karena ayah sudah lebih dulu menegur. Dia meminta anak anak untuk cepat menyelesaikan sarapan mereka. Dan setelah itu, kembali tidur jika memang masih ingin tidur. Mumpung weekend.
‘’Yah, ayah merasa ada yang aneh nggak?’’
‘’Ha?’’ Ayah menjawab sekedarnya. Paruh baya itu hanya fokus pada koran yang sedang dia baca tanpa menghiraukan cerita istrinya.
‘’Sepertinya mereka bertengkar Yah.’’
‘’Masa?’’
‘’Aku menangkap sesuatu yang aneh, bahkan tadi mereka tidak bertegur sapa.’’
‘’Hanya perasaanmu saja.’’ Ayah membalik korannya. Bunda sudah menatap ayah dengan mata tajamnya.
‘’Istri lagi cerita nggak ditanggepin. Besok aku kasih makan koran baru tau rasa.’’ Bunda pergi dengan perasaan kesalnya, karena sang suami tak mau diajak berunding tentang masalah anak-anak.
‘’Nau, kakak mo ngomong.’’Jonathan masuk ke kamar Naura. Gadis itu sedang merias dirinya di depan cermin.
‘’Loh kamu mau kemana, katanya ngantuk tadi?’’
‘’Aku nggak mau bahas masalah yang semalam lagi kak.’’ Naura menatap kak Jo dari cermin sambil tangannya terus bergerak, menyisir rambut.
‘’Nau’’ Jonathan menahan lengan Naura yang baru berdiri dari kursi kecil depan meja riasnya.
‘’Please jangan bahas masalah semalam lagi.’’
Jonathan diam sesaat, dia perhatikan wajah Naura. Gadis kecilnya itu nampak mendung, tak secerah biasanya.
‘’Yaudah ka, bisa keluar dari kamarku? Aku mau ganti baju.’’ Dia melepas tangan Jonathan dari lengannya, lalu perlahan melangkah menuju walk in closed.
Dibalik dinding Naura bersandar. Gadis itu menutup matanya, berusaha untuk baik baik saja. Setetes air mata yang jatuh pun langsung dia usap dengan kasar.
‘’Kuat Nau, mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat kamu pasti bisa mengikhlaskan kak Jo,’’ ucapnya sendu. Lama dia menutup matanya, untuk menenangkan diri.
‘’Mau kemana Nau?’’ sambut bunda yang sedang nyantai di ruang tamu. Paruh baya itu sedang nonton youtube di ponselnya.
‘’Mau jalan sama temen Bun. Nau izin ya.’’ Naura duduk di samping bunda.
‘’Dijemput atau diantar Hani atau kak Jo?’’
‘’Di jemput Bun. Hani nya juga lagi tidur kan.’’ Naura sama sekali tidak menyebut Jonathan.
‘’Kamu berantem sama kakakmu?’’
Belum sempat Naura menjawab, karena suara Jonathan sudah lebih dulu menginterupsi.
‘’Mau kemana? Kakak mau jemput Lyodra jadi sekalian nganter kamu aja.’’
Seperti tidak berpikir, Jonathan malah menyebut nama Lyodra di depan Naura. Pria itu seolah tidak peduli pada perasaannya, pikir Naura. Gadis itu langsung berdiri dan melenggang keluar, begitu mendengar bunyi mobil yang berhenti tepat di depan rumah keluarga Mahesa.
‘’Bun, Nau pamit ya,’’ ucap Naura sebelum keluar dari rumah.
‘’Kamu apain lagi sih Jo, itu adek adekmu keliatan kesal banget sama kamu.’’
Bukannya menjawab, Jonathan malah berlari menyusul Naura.
‘’Hai Kak,’’ sapa Kevin saat melihat Jonathan berjalan menghampiri mereka.
‘’Mau kemana kalian?’’
‘’Ingin mengajak Naura nonton kak.’’
Naura malah naik lebih dulu ke mobil kevin. Dia lalu membuka kaca mobil. ‘’Vin, ngapain sih? Buruan ntar telat lagi,’’ ucapnya tanpa menatap Jonathan sama sekali.
‘’Iya Nau … kami permisi ya kak.’’ Setelah itu, dengan setengah berlari kevin memutari depan mobilnya dan masuk ke dalam mobil.
waah bahaya nih 🤨
naura kamu harus tahan harga ya ke ka jo, biar jojonya yg usaha dptin hati kamu lagi nau 🤭🤭