Kematian Ana dengan meninggalkan satu anak perempuan, nyaris membuat Alvaro terpukul. Ia harus menuruti permintaan yang sempat mendiang istrinya itu ucapkan, disisa hidupnya.
Ia harus menikahi adik Ana, yang berumur 22 tahun itu, yang berarti selisih tiga tahun dari Alvaro.
Siapa sangka, anak yang dititipkan Ana, membuat Alva yang tidak memiliki perasaan, kepada Dessy
adik Ana harus berusaha hidup sebagai suami dan papa dalam waktu yang sama.
Mampukah Alva mempertahankan, hubungan keluarga nya?
Bagaimana dengan Dessy, yang juga tidak memiliki perasaan dengan Alva?
***
Cuss kepoin
Btw ini cerita kedua aku🫶
Terimakasih untuk kalian yang mau mampir🫶😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minggu
Dessy mulai membuka kelopak matanya, ia terbangun lebih awal dari suami nya.
Satu fenomena yang jarang ia saksikan adalah, bahwa ia terbangun dengan Alvaro yang berada tepat didepan nya, dengan posisi memeluk wanita itu.
Bibir Dessy berkedut menahan senyumnya, namun nihil ia tidak bisa menahan kedua sudut bibir nya, agar tidak tersenyum. Tangan nya terulur menyentuh batang hidung Alvaro. Bibirnya kembali menampilkan senyuman, sudah sejak lama ia menantikan momen ini. Kalau ditanya soal perasaan, eum...Dessy akui sudah menaruh hati pada Alvaro, kalau Alvaro ya...masih abu-abu kayaknya.
"mancung banget xixixi" ucap Dessy diiringi tawa kecil, diakhir kalimat nya. Setelah beberapa saat, ia perlahan melepaskan pelukan Alvaro dari badan nya. Setelah itu, ia bergerak maju menuju Lily.
"kamu semalam, tersingkirkan ya sayang? heheheh" tanya Dessy namun perasaan nya, tak kalah bahagia.
Dessy memilih memindahkan Lily dengan telentan, kedalam boks bayi. Ia sangat bersyukur karena Lily tidak menangis, saat tidurnya diganggu oleh Dessy.
Dessy melirik jam tangan nya, yang sudah menunjukkan pukul lima pagi. Ia pun memilih untuk pergi ke kamar mandi, untuk sekedar mencuci mukanya agar tampak lebih segar.
"bi..." ucap Dessy setelah sampai di dapur.
"iya nya...kenapa?" tanya Ainun hendak mengambil beberapa, bumbu dapur.
"bibi istirahat saja, kali ini biar Dessy yang masak" jelas Dessy sambil memakai celemek nya.
"kok gitu nya?" tanya Ainun bingung
''ngak papa bi, lagian mas Al yang request"jelas Dessy
"perlu dibantu nya?" tanya Ainun
"ngak usah bi, bibi kembali kekamar saja" ucap Dessy
"yaudah bibi permisi sebentar ya nya" pamit Ainun diangguki oleh Dessy.
Kini Dessy sibuk berkutik dengan peralatan dapur. Sudah lama ia tidak memasak hehehe. Ia baru tau jika jadi istri orang kaya, bisa bersantai seperti Dessy.
"oke siap " ucapnya menatap puas pada masakan nya. Dessy memilih untuk memasak semur ayam kecap. Masakan favorit nya saat tinggal di Surabaya. Mengingat Surabaya, membuat Dessy kepo bagaimana kabar rumah kecil nya yang ada disana. Dessy sangat tidak ingin merepotkan Ana dulu, membuat ia menolak jika Ana ingin membelikan nya rumah. Namun hal itu, berhasil membuat Dessy menjadi wanita yang mandiri.
Selain semur ayam kecap, ia juga memasak beberapa varian sayuran serta terong goreng, yang ia titipkan pada Ainun kemarin.
Dessy melirik arloji nya, yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Dessy memilih melangkah menuju kamar mereka. Ia melihat Alvaro yang masih tertidur lelap, seakan tidak ada beban dalam hidup nya.
"mas..." panggil Dessy dengan menggoyang kan lengan Alvaro.
"eungh...." lenguh Alvaro dengan suara khas bangun tidur nya.
"mas mandi gih, nanti makanannya keburu dingin" ucap Dessy
"aku ngak kekantor sekarang" ucap Alvaro sambil mengubah posisinya, dari tidur menjadi duduk.
"kenapa?" tanya Dessy
Alvaro sedikit menguap, lalu memandang muka istri nya.
"ini hari minggu " ucap Alvaro
"ha? kok aku lupa?" tanya Dessy
Dessy merosot kan bahunya, ia bahkan lupa akan hal itu. Padahal ia sudah memasak begitu banyak.
"kamu kemarin bilang, nyiapin bekal" ucap Dessy
Alvaro tau maksud Dessy, memang ia kemarin meminta agar Dessy menyiapkan bekal untuk nya. Sungguh ia lupa jika sekarang hari Minggu.
"maaf ya, aku lupa kemarin" ucap Alvaro
Dessy tersenyum kecil
"yaudah ayo makan" ajak Dessy
"kamu memasak?" tanya Alvaro diangguki Dessy.
"kamu urus anak kita dulu, aku mau cuci muka" ucap Alvaro sambil berjalan sedikit cepat menuju, kamar mandi untuk melakukan ritual nya.
Dessy tersenyum, ia bahagia sungguh....bahagia. Ia berharap Alvaro tetap seperti ini, dan tidak berubah!
Dessy berjalan menuju boks Lily, dan menemukan jika Lily masih terlelap.
"kebo banget sih putri aku?" tanya Dessy tidak segan jika Lily terbangun. Ia merasa jika Lily terbangun, suasana semakin rame. Ia senang jika Lily bisa tertawa bersama nya, walau kadang tangisan cempreng Lily mampu membuat ia harus menambah ketebalan kesabaran nya.
Dessy menggendong bayi itu.
Pergerakan yang Dessy buat, mampu membangunkan Lily hingga bayi itu sedikit menangis.
"cup cup cup sayang, ayo kita kebawah...kita buatin susu untuk kamu ya" ucap Dessy langsung, sambil membawa Lily ke ruang makan.
"kebetulan banget bi" ucap Dessy saat melihat Ainun, tengah membuatkan susu untuk Lily.
"mau bibi bantu kasih nya?" tanya Ainun
Dessy menggeleng pertanda, ia bisa sendiri
"bibi kerjain yang lain saja ya, btw itu di meja aku udah sisihkan masakan Dessy untuk bibi sama pak Dudu" jelas Dessy.
"makasih ya nya" ucap Ainun melihat bahwa Dessy memperdulikan mereka.
***
"di kasih sama bibi aja dulu si Lily nya, kamu kayak susah makan gitu" ucap Alvaro saat melihat Lily yang berada di gendongan istrinya, bergulat rusuh bak bayi berumur satu tahun.
"ngak papa mas" ucap Dessy membuat Alvaro menghela nafas.
" enak banget ya masakan aku? sampe tambah dua kali gitu?" tanya Dessy saat melihat Alvaro tambah sampai dua kali
"semur nya enak banget sayang" ucap Alvaro dengan mulut sibuk mengunyah.
Dessy sedikit merona, saat Alvaro memanggil sayang padanya.
"bagus deh" ucap Dessy berusaha menguasai detak jantung nya.
Alvaro mengangguk, ia tidak bisa menyangkal jika masakan Dessy benar-benar sangat enak menurut nya.
Disini lain:
"kita kemana hari ini?" tanya Joko pada kekasihnya Heni.
"ngak kemana-mana " ketus Heni membuat Joko bingung.
"kamu kenapa?" tanya Joko sambil mengelus punggung tangan Heni, yang berada di samping nya.
"gak papa" ucap Heni
Joko sudah menduga, jika Heni akan menjawab seperti itu. Ia heran baru saja mereka tertawa berdua, kenapa gadis itu tiba-tiba badmood?
"kamu kenapa sih beb?" tanya Joko
"kamu kapan nikahi aku? kita udah mau tua loh...aku udah dua puluh lima, kamu juga" ucap Heni
Jujur ia kebelet nikah sekarang, sudah lama ia pengen nikah Joko!!!!
Joko kaget, sungguh Heni sangat buru-buru menurut nya.
"kita pacaran baru satu bulanan lo Hen" ucap Joko mengingat kan.
"jadi kamu pengen cari yang lain? apa masalah nya hubungan kita baru satu bulan?" tanya Heni tidak terima.
"aku pokoknya pengen nikah" ucap Heni tidak mau dibantah.
"kok kamu buru-buru?" heran Joko
Heni menatap tajam bak silet, pada Joko.
"nanti aku coba bicara sama bonyok aku" ucap Joko
Ia juga sudah memikirkan nya, namun ia hanya tidak mau terlalu buru-buru.
"beneran?" tanya Heni
"iya beb" balas Joko penuh sayang, sambil mengelus pelan surai coklat milik Heni.
"Auh.... makasih cayangku" ucap Heni sambil memeluk Joko, begitu juga dengan Joko membalas pelukan wanita itu.
Tidak peduli umur hubungan mereka berapa lama, itu tidak mengubah bagaimana rasa sayang dan cinta keduanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading
Mohon dukungan nya beb🫶🤟🏽
kak aku mampir udah nangis ini