CINTA Yang SALAH

"Pak!!, cepat bawa Kakek ke rumah sakit",Arion memanggil sopir yang sedang melihat dari arah pintu,pengawal dan yang lainnya segera membantu mengangkat tubuh Kakek masuk ke dalam mobil.

sopir segera melajukan mobil membawa Kakek dan Arion yang tengah panik di belakang,Arion sama sekali tidak perduli pada lengannya sedang berdarah terkena beling.

Kakek segera di bawa ke ruang tindakan untuk dilakukan proses pemeriksaan,Arion dengan tubuh bergetar mengantar Kakek ke dalam ruangan yang banyak terdapat alat-alat medis tersebut,dia di minta untuk keluar namun Arion memaksa untuk menemani Kakek.

Max dan Denis mendapat kabar dari salah seorang pengawal yang menjadi mata-mata mereka di Mention Kakek.

"Denis Kakek terkena serangan jantung,saat ini mereka berada di rumah sakit keluarga Wilson", Max memberi kabar pada Denis yang sedang menunggu Elena untuk pergi berbelanja kebutuhan dapur dan baju untuk Elena.

Denis terkejut,dia langsung berdiri menghadap Max yang berbisik padanya,"apa?mengapa bisa?".

tanya Denis yang syok mendengar kabar Kakek,dia tak percaya apa yang dia dengar saat ini tentang Kakek,karena Kakek baru saja bersama mereka, Kakek masih baik-baik saja dan ceria,pasti ada sebab yang serius,membuat Kakek jatuh sakit.

"lebih baik kita menyusul ke rumah sakit,aku hanya mendapatkan kabar dari salah seorang mata-mata yang bertugas melindungi Kakek di Mention",ucap Max buru-buru.

mereka melirik Elena yang sedang berjalan keluar dari lift,"maaf tuan sepertinya aku tidak bisa berbelanja,soalnya kaki ku masih sangat sakit".

"ya,sebaiknya kau beristirahat Elen,suruh saja bibi Fu dan Paman Daw belanja dan mengurus bajumu.

mereka segera memanggil bibi Fu,"bibi tolong jaga Elena,kami harus pergi karena ada sesuatu yang mendesak".

bibi Fu dengan senang hati mengangguk,"baik tuan,nanti bibi akan belanja dapur dan baju untuk Nona Elena".

Denis dan Max segera meninggalkan rumah impian dengan rasa khawatir,sesekali Denis mencoba menghubungi Arion,namun Arion tidak menjawabnya karena ponsel Arion tadi terjatuh di lantai dan kehabisan daya.

Saat tiba di rumah sakit Denis dan Max segera masuk menuju ruang tindakan,Arion yang melihat kedua sahabatnya tiba di depan ruangan dia segera keluar menghampiri Max dan Denis.

"apa yang terjadi Arion?mengapa Kakek bisa terkena serangan jantung?",mereka melihat para dokter dan perawat sedang berusaha menyadarkan Kakek dari daun pintu yang terdapat kaca tembus pandang berukuran kecil mereka bisa mengintip tenaga medis yang sedang berusaha menyelamatkan Kakek.

Arion duduk di kursi penunggu,dia mengacak rambutnya sendiri,dia sangat menyesal atas kejadian ini,sekaligus tak menyangka, "Jona dan Tara adalah pembunuh ayah dan ibu,merekalah yang merencanakan kecelakaan yang di alami ayah dan ibuku,ternyata Jona diam-diam mencintai ibu,dia sakit hati dan dendam pada ayah akhirnya dia membunuh keduanya,Tara mempunyai dendam kepadaku terkait kematian ayahnya,aku pikir selama ini Tara sudah bisa berpikir jernih,ternyata dia benar-benar membenciku".

Denis dan Max hanya terdiam, mereka tidak tahu harus berkata apa?sudah lama mereka menasehati Arion,karena Arion terikat pada cinta yang salah.

mencintai wanita yang jelas-jelas tak pernah mencintainya,begitu juga dengan Tara mencintai tuan Jona,yang merupakan Paman suaminya sendiri,tuan Jona yang dendam karena cintanya bertepuk sebelah tangan pada ibu Arion, hingga menjadi pembunuh Kakaknya sendiri,tuan Jona juga mencintai Tara yang jelas-jelas istri dari keponakannya,saat ini mereka semua terikat pada cinta yang salah,cinta mereka benar-benar salah.

Sedangkan di tempat lain.

Brian yang sedang di kuasai emosi segera memasuki hotel milik tuan Jona,di sana ada Tara yang sedang duduk di pangkuan tuan Jona,mereka semalam tidak pulang dan menginap di hotel setelah bercinta di apartemen milik Tara.

Brian berusaha lolos dari pengawal yang berusaha untuk menghalanginya,"maaf,tuan Jona tidak mengizinkan siapa pun masuk ke dalam ruangannya saat ini".

"beri aku jalan atau kalian akan mati di sini,aku adalah putranya,apa kalian tidak mengenalku hingga kalian dengan lancang menghalangi langkahku untuk menemui ayahku sendiri?".

Brian dan para pengawalnya menodongkan pistol ke arah pengawal, mereka sama sekali tidak takut,pengawal tuan Jona sudah terlatih dengan baik,namun saat melihat nyonya Tamara yang berada di belakang Brian mereka langsung menunduk dan memberi hormat,sambil saling melirik ketakutan,mereka serba salah,akhirnya mereka memberikan jalan dengan wajah suram mereka segera menunduk memberi hormat pada sang Nyonya, seharusnya mereka sudah mengetahui akan terjadi perkelahian antara Brian dan tuan Jona bila melihat emosi Brian yang sudah naik ke ubun-ubun.

Brian segera memerintahkan pengawal untuk membuka pintu,hanya dengan tembakan kunci pintu itu terlepas,Brian menendangnya dengan kasar,membuat tuan Jona mengalihkan pandangan dengan raut yang tak bisa di artikan.

Dor..

"sialan perempuan brengsek murahan,aku akan membunuh mu di sini",Brian menodongkan pistol ke dahi Tara yang berubah pucat dan ketakutan,keringat dingin mulai tumbuh di dahi Tara,dia perlahan melirik ke tuan Jona agar segera menolongnya.

"om Jona",lirih Tara.

tuan Jona malah memekik agar Brian melepaskan Tara "Brian,apa yang kau lakukan?",tuan Jona semakin murka,dia tidak ingin Brian melukai orang yang dia cintai, meskipun Brian adalah darah dagingnya sendiri,jika harus memilih Jona pasti akan lebih memilih Tara dari pada anak dan istrinya.

Nyonya Tamara terdiam di depan pintu menatap Tara dan tuan Jona,hatinya sangat hancur melihat kebersamaan mereka,dia menangis di depan pintu,pernikahan mereka sudah memakan waktu puluhan tahun,dia pikir Jona adalah laki-laki yang setia,Jona selalu menampakkan dirinya di hadapan seluruh keluarga dialah orang yang paling membenci Tara,ternyata kebenciannya hanya sandiwara semata.

"Brian!",pekik Nyonya Tamara,raut kecewa kian jelas di wajah Nyonya Tamara,saat dia tahu suaminya malah lebih memilih Tara.

"aku peringatkan sekali lagi kepadamu lepaskan Tara",tuan Jona kembali meneriaki Brian,namun Brian malah menarik pelatuk membuat tuan Jona mengeluarkan pistol dari dalam kemejanya.

"Brian awas!!",nyonya Tamara segera mendorong Brian.

Dor.

Bersamaan dengan bunyi pistol yang di lepaskan Nyonya Tamara luruh ke lantai dengan bersimbah darah keluar di bagian dadanya.

dengan airmata yang menetes Nyonya Tamara menatap wajah suaminya yang tega mengkhianati cintanya,dia sangat hancur dan kecewa,hingga beberapa detik wajah tuan Jona kian berubah menjadi kabur dalam pandangan Nyonya Tamara,dia tidak lagi merespon saat Brian meneriakinya.

"mama!!",Brian yang terhuyung ke sudut ruangan segera meraih tubuh Nyonya Tamara,sedangkan tuan Jona membuang muka karena kesal,Tara telah berlalu pergi dia tidak ingin terlibat di dalam kasus ini,padahal dialah yang membuat rumah tangga mereka menjadi hancur,dialah wanita yang membuat Jona menjadi iblis yang membunuh istrinya sendiri.

Brian dengan cepat membawa mamanya ke rumah sakit,sebelum pergi dia menatap wajah tuan Jona dengan amarah yang membara,"aku akan membalas semua ini".

"aku sudah memberi peringatan kepadamu,jangan berani menyentuh Tara",tuan Jona meninggalkan Brian sendiri tanpa berniat membantu Brian.

tidak ada rasa penyesalan di wajah tuan Jona telah menembak istrinya sendiri,dia malah membela Tara yang bukan siapa-siapa,tuan Jona memang telah di butakan oleh cintanya pada Tara.

Brian dengan cepat membawa Nyonya Tamara di bantu oleh para pengawalnya,mereka melaju ke arah rumah sakit.

sungguh Brian menyesal tidak menuruti ibunya untuk berhenti,Brian tidak pernah berpikir jika sang ayah bisa setega ini pada keluarganya sendiri,dia terus bersumpah di dalam hati,selamat atau tidaknya Nyonya Tamara Brian tetap akan membalas semua perbuatan ayahnya.

tes.tes..

darah kian mengalir keluar dari tubuh Nyonya Tamara,Brian melihat itu dengan rasa hancur dan pilu,seharusnya Brian menghentikan kemarahannya tadi saat di jalan,seharusnya Brian pergi diam-diam tanpa tahu Nyonya Tamara,seharusnya dia saja yang mati,kenapa tuhan malah membuat skenario seperti ini?.