NovelToon NovelToon
Ramadan In Love

Ramadan In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17.1k
Nilai: 5
Nama Author: Astéria Omorfina

Putus dari Karina tidak membuat Rama larut dalam kesedihan. Justru dengan putusnya dia dengan Karina merupakan hal yang baik, karena Karina ternyata pintar bermain di belakang Rama.
Kehadiran seorang gadis bersahaja dalam hidup Rama, telah membuat semangatnya yang meredup, bersinar kembali. Tetapi ada saja pihak-pihak yang ingin memisahkan Rama dengannya. Bagaimana perjalanan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astéria Omorfina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Kabar Gembira

Kedekatan, kemesraan, serta romantisme kini tengah dirasakan Rama  dan Aisyah. Dengan perkenalan singkat akhirnya mereka berjodoh merupakan anugerah tersendiri. Rama dan Aisyah pun berpacaran setelah menikah. Romantisme yang sesungguhnya, mereka jatuh cinta berulang kali.

Rama masih menidurkan kepalanya di pangkuan Aisyah. Matanya terpejam dengan senyum tipis mengembang. Hatinya begitu bahagia bisa memetik bunga tercantik, terbaik, dan terindah yang belum pernah dijumpainya. Aisyah membelai lembut kepala Rama. Getaran hatinya begitu kuat, karena Rama takkan pernah melepaskan genggaman tangannya.

“Aisyah,” katanya lirih.

“Iya, Mas. Ada apa?”

“Aku mau cerita sesuatu sama kamu.”

“Cerita aja, Mas. Aku siap mendengarnya,” Aisyah membalasnya, dia mencium kening Rama. 

“Dulu, aku jatuh cinta padamu di bulan ramadan, aku ingin memilikimu di bulan ramadan, aku memperbanyak doa-doaku di bulan ramadan untuk memilikimu. Akhirnya, Allah memberikannya padaku. Aku sangat bersyukur, pada akhirnya aku bisa mendapatkanmu seutuhnya.”

“Semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sebelum kita diciptakan, Mas. Tidak akan ada yang tahu bagaimana sesungguhnya jalan kehidupan kita ini. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.”

“Itu sesuai namaku, Fauzan Akbar Ramadan, kemenangan besar ramadan. Aku akhirnya memenangkanmu, mendapatkanmu dengan tanpa  perlu usaha lagi.” Rama membuka matanya, memandang wajah lembut Aisyah

“Ya kan memang aku sudah kamu nikahi, untuk apa berusaha?”

“Dan kamu juga mau kan?”

Aisyah mengangguk.

“Apa yang membuatmu mau menerima pinanganku? Padahal sebelum kamu sudah dijodohkan dengan ptia lain?” goda Raam sambil bernostalgia. Membuat Aisyah tergelak.

“Ih … nggak lucu ah! Kayak latihan drama aja!”

Aisyah menowel hidung Rama dengan gemas 

“Mengapa begitu?”

“Membosankan tau? Diulang-ulang terus kalimatnya.”

“Bosen? Atau malu?”

“Bosenlah. Dah beberapa kali aku denger kalimat pengulanganmu, gitu-gitu aja!”

“Sepertinya bidadari surgaku ini malu, deh!” Rama bangkit. Dia duduk di sebelah istrinya. “Aku cinta dan sayang banget sama kamu. Sekarang gantin sini!” titahnya pada Aisyah.

“Gantian apa?”

“Tidur di pangkuanku.”

“Aku mau bantuin Mama! Emang kamu tega ya lihat mamaku kerja sendirian.”

“Urusin dulu suami, baru Mama.”

“Mama penting.”

“Suami lebih penting! Dosa lho kamu nggak mau ngurusin suami.”

“Justru kalo kamu kurus itu lebih baik.”

“Apa kamu bilang?”

Aisyah tergelak. Dia sengaja menggoda suaminya yang akhir-akhir ini kian manja.

“Kalau kamu kurus kan lebih baik, jadi badannya nggak gendut. Gitu lho, Bapak.”

Rama merasa tersinggung. Semenjak  beberapa bulana menikah, dia merasakan bentuk tubuhnya kini makin berisi karena perhatian dan kasih sayang istrinya.

“Oh, jadi maumu aku jadi bapak, gitu?”

“He em.’

“Emang kamu sudah positif?”

“Belum.”

“Kenapa belum?”

“Ya memang belum.”

“Ya kenapa?”

“Ya nggak kenapa-napa.”

Rama dan Aisyah kembali ribut. Untung saja keributan kecil itu terjadi di kamar. Hingga akhirnya Aisyah mengakhiri keributan itu dan keluar dari kamar mereka untuk membantu Farida.

*

“Kamu beruntung, Ram, memiliki istri yang baik dan juga pengertian,” kata Yoga saat mereka sedang santai di kafe sebelah kantor.

“Tidak hanya itu saja. Dia adalah wanita terbaik yang aku miliki. Mungkin, hanya tinggal beberapa saja yang ada. Dan …”

Yoga cepat-cepat memotong ucapan Rama, “ … kamu sangat mencintainya, bukan?”

“Tentu saja, Yo. Aku merasa pria paling beruntung di dunia ini,” timpal Rama.

Rama melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya. Dia buru-buru menghabiskan es teh yang masih setengah gelas.

“Sebentar lagi rapat akan dimulai, Yo.”

“Tumben  siang. Biasanya pagi.”

“Aku juga nggak tahu, Yo. Kita hanya menuruti perintah atasan.”

Mereka segera pergi meninggalkan kafe dan mengikuti rapat. Beberapa orang sudah berada di sana. Rata-rata para pemegang saham yang ikut andil di perusahaan itu.

Rapat berjalan dengan lancar, hingga akhirnya, Wiryawan, sang direktur mengumumkan sesuatu yang membuat seisi ruangan terperangah.

“Saya ingin menunjuk CEO baru kita, yaitu  …”

Semuanya terdiam, wajah-wajah mereka terlihat tegang dan penuh tanda tanya. Siapakah kira-kira yang akan menjadi CEO?

“... Rama.”

Semuanya terkejut, begitu juga Rama. Rama tidak menyangka jika dia akan mendapatkan posisi yang lebih tinggi lagi.

“Tapi … Pak, saya … saya belum mampu untuk itu. Sebaiknya bukan saya, Pak.”

“Kami sudah mempertimbangkan jauh-jauh hari mengenai hal ini, Ram. Jadi tidak mendadak kami memutuskannya. Beberapa yang hadir di sini adalah dewan komisaris yang telah mempelajari banyak hal tentang kinerjamu. Mereka yang menilai, bukan saya, Rama. Saya hanya menyampaikan amanat mereka saja.”

“Saya masih harus banyak belajar dari senior-senior saya, Pak. Mereka yang lebih berhak dibandingkan saya,” ucap Rama merendah.

“Pak Rama, yang kami nilai adalah perjuangan, komitmen, serta dedikasi Pak Rama pada perusahaan ini. Bukan karena faktor usia. Kami menilai Pak Rama memiliki kecakapan dan kemahiran di beberapa bidang.”

Rama sangat terharu. Segera dia melakukan sujud syukur sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah yang telah memberikannya anugerah ini. Dia sudah tidak sabar ingin segera pulang dan memberitahu Aisyah dan ibunya.

Suara azan magrib menggema. Rama yang masih ada dalam perjalanan segera menepikan mobilnya ke salah satu masjid yang berada di pinggir jalan. Segera diambilnya wudu, kemudian ikut sholat berjamaah bersama yang lain. Rama berdoa dengan penuh kekhusyukan.

Setiba di rumah, Aisyah baru saja selesai masak untuk makan malam mereka. Dari arah pintu, Rama sudah mencium bau aroma masakan istrinya yang menggoda selera.

“Assalaamualaikum.”

“Waalaikumsalam.” Aisyah segera menyambut sang suami. Dia mencium tangan Rama dan mengambil tas kerja suaminya.

“Masak apa bidadariku?” tanyanya menggoda.  Rama segera dilepasnya sepatu kerjanya dan menaruh ke tempatnya lagi.

“Masak rawon, kesukaan Mama.”

“Mama di mana?”

“Lagi pijitan sama Bi Marni.”

“Pelengkapnya apa aja, Sayang?” Rama memeluk Aisyah yang kemudian ditepis olehnya. Takut ada yang memergoki kemesraan mereka.

“Nanti dong ah! Aku lagi mau nyiapin makanan ini. Lagian juga kamu masih bau!” Aisyah mendorong tubuh Rama. Tapi refleks Rama justru menangkapnya dan menggendongnya.

“Mas! Lepasin! Kamu masih bau. Mandi dulu sana!” Aisyah meronta dalam gendongan Rama.

“Nggak. Sebelum aku bisa memberikan pahal untuk istriku!”

“Pahala apa?” 

Spontan Rama mendaratkan ciuman di pipi istrinya. 

“Lepas! Nanti Mama lihat!” Aisyah meronta dalam dekapan suaminyam

“Biarin aja! Kan udah halal. Mau aku apa-apain juga nggak masalah.” Rama semakin suka menggoda. Aisyah makin repot dibuatnya.

“Ninda tuh, pulang!” seru Aisyah melihat sosok tubuh adik ipar terkecilnya datang lewat pintu depan.

Rama menurunkan Aisyah dan segera berlari ke kamarnya untuk membersihkan diri. Untung saja, Ninda tidak melihat adegan mereka barusan.

Mereka telah berkumpul di meja makan. Rama menyampaikan kabar gembira jika dia telah mendapatkan kenaikan pangkat di tempat kerjanya.

“Alhamdulillah,” kata mereka serempak. Aisyah melanjutkan sujud syukur karena suaminya memiliki prestasi kerja yang membanggakan.

“Sudah saatnya kita memberikan Mama cucu, biar nggak kesepian.” Rama mengedipkan satu mata nakalnya pada sang istri. Aisyah jadi tersipu merona dibuatnya.

1
Amin Srgfoo
jadi bibit pembinor si wildan
Irene Puspitasari
sangat menarik
Tuti Marlini
Aisyah SM Rama sweet trs ya ga prnh ad konflik2 kecil padahal itu bumbu2 rumah tangga loh
Astéria Omorfina: ada nanti kak. ini belum tak munculin aja.
total 1 replies
Tuti Marlini
makanya Fitri jangan cepat putus asa dr Rahmat Allah,skrng kamu sudah membuktikan sendiri kn bahwa kebahagiaan dan pertolongan Allah SWT itu datang d waktu yg tepat
Tuti Marlini: sama2 kak othor, terus berkarya ya kak aq suka cerita nya
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
Masya Allah
Iqlima Al Jazira
Masya Allah..
sweet nya kebangetan thor🥰
Rama Daini Daini
Aisyah cerdas amat siih
Iqlima Al Jazira
sweet bgt sich😊
next thor
Astéria Omorfina: 🫡🫡🫡🫡siap kak
total 1 replies
Amin Srgfoo
bagus ceritanya
Astéria Omorfina: Terima kasih, Kak🥰🙏🏻
total 1 replies
Nor Aini
mungkin kh bapaknya aisyah
sri rahayu rahayu
Luar biasa
Astéria Omorfina: terima kasih, Kak. 🙏🏻
total 1 replies
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jleb banget plot twist-nya!
Katherine Caman
Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!