Wanita lugu yang mengharap cinta suci dalam ikatan pernikahan, namun malah menjadi awal petaka di hidupnya. Memiliki suami patriaki dan kasar. Mampukah mira keluar dari jeratan api itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliana Rahmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mawar merah
Mira menuruti permintaan Anisa merias wajahnya. Mira kemudian duduk menghadap Anisa.
"muka udah cantik kaya begini, di poles dikit aja pasti cantiknya udah kebangetan" ucap Anisa menggoda sahabatnya itu
"make up nya tipis aja loh ya, pokoknya aku gamau keliatan menor"
Mira kemudian mengambil cermin kecil dari dalam tas nya, saat Anisa sedang memoles wajahnya Mira terus saja mengamati melalui cermin yang ia pegang.
"udah percaya aja sama aku, bakalan jadi bagus nanti make up nya" ucap Anisa mengambil cermin dari tangan Mira
Mira menghela nafas pasrah. Tangan Anisa terus menjelajahi wajah Mira. Anisa menyuruh Mira untuk menutup mata selama ia merias wajah Mira. Setelah selesai Mira di tuntun berjalan menghadap cermin besar di kamar Mira.
"sekarang buka matamu" ucap Anisa
"bagus banget, ini sih bukan Mira, tapi cinderella anjay" Mira memuji dirinya sendiri
"eh tapi kayaknya ada yang kurang deh" lanjut Mira
"Apa?" tanya Anisa penasaran
Mira kemudian mengeluarkan jepit rambut dari dalam laci meja , kemudian ia pasangkan di rambut nya.
"gimana, tambah cantik?" tanya Mira mengangkat alisnya
"iya deh, percaya kalau bestie ku emang cakep pol gak ada tandingan"
"eh kamu ga make up juga?"
"engga, gak mau. Kamu aja yang cantik malam ini. Aku sebagai dayang gaboleh jadi saingan dong, haha" ucap Anisa
Tiba-tiba Mira memeluk Anisa,
"makasih ya nis, kamu udah mau jadi sahabat terbaik ku" ucap Mira
"gak usah lebay, udah sana buruan siap-siap" ucap Anisa melepaskan pelukan Mira
Walaupun demikian, Anisa begitu mendukung apapun pilihan sahabat nya itu. Anisa juga menjadi support system terbaik Mira, Mira beruntung memiliki sahabat seperti Anisa.
Dodi akhirnya datang menjemput Mira dan Anisa. Mira membuka kan pintu untuk Dodi, terlihat malam ini Dodi sangat rapi, tidak seperti biasanya yang hanya memakai hoodie untuk menutupi kaos polosnya. Kali ini ia memakai kemeja lengan pendek dan rambutnya sangat rapi, aroma tubuhnya pun sangat semerbak. Seperti nya akan ada kejutan lagi untuk Mira.
Mereka bertiga berpamitan dengan ayah dan ibu Mira. Kemudian Dodi membuka kan pintu mobil untuk Mira dan Anisa
"sayang, kamu duduk di belakang dulu sama Anisa ya, kasihan dia nanti jadi feeling lonely hehe" ucap Dodi
"eh engga, gak papa. Mira duduk di depan aja. Nanti kamu ngerasa jadi supir kita malahan. Udah aku di belakang sendiri malah enak" ucap Anisa mendorong Mira untuk masuk ke bangku depan.
Dodi kemudian menyalakan mobil.
"kok pakai mobil mas? Tumben." tanya Mira saat Dodi tengah mengemudikan mobil
"iya aku cari rental an mobil. Kasian kalau malam malam pergi motor an, nanti kamu masuk angin" Dodi menjawab sambil mengelus lembut rambut Mira.
Mira spontan langsung menengok kebelakang, melihat ekpresi Anisa saat itu. Benar saja Anisa sedang berada di situasi yang sangat tidak enak.
"kalian ngobrolnya santai aja, aku pasang headset jadi gak kedengeran" ucap Anisa
Dodi dan Mira saling melempar senyuman satu sama lain.
"oh ya mas, jadi kenapa ayah sama ibu mu tidak ikut datang hari ini" tanya Mira mengungkit pertanyaannya sore tadi
"sebenarnya Mas kesini tidak dengan restu amak dan bapak. Mas nekat ke jawa sendirian buat menepati janji mas" ucap Dodi
"tapi kamu tenang aja, mas akan pastikan kita akan tetap menikah meskipun di tentang orang tua mas" lanjut Dodi
Ekpresi bahagia Mira seketika berubah. Ia berfikir mana mungkin ia menikah tanpa restu orang tua. Dan apa yang akan ia hadapi kelak saat berumah tangga. Itu akan menjadi hal yang sangat mengerikan. Membayangkan hidup tanpa dukungan orang tua pasti akan sangat berat.
"selama mas ada di pihak mu semua akan baik-baik saja. Kamu jangan khawatir" Dodi meneruskan pembicaraan
"lalu bagaimana kalau setelah menikah orang tua kamu tetap tidak menyukai ku?" tanya Mira
"yang menyukai mu cukup aku. Orang tua ku hanya cukup menghormati pilihan ku."
"kalau begitu setelah menikah kita tinggal disini saja ya mas" ucap Mira sambil memegang tangan Dodi
"sayang, kamu jangan khawatir. Mas sudah belikan kamu Rumah untuk kita tempati setelah menikah. Mas juga gak bisa ninggalin pekerjaan mas" ucap Dodi meyakinkan Mira.
Mira hanya diam, pernyataan dari Dodi benar-benar membuat dada nya sesak. Ia tidak menjawab sepatah kata pun. Memang benar kalau pernikahan itu mereka berdua yang menjalani tapi orang tua juga harus dilibatkan. Sungguh keadaan yang menyesakkan.
Setelah perjalanan yang cukup lama, Dodi memberhentikan mobilnya di depan sebuah restoran mewah di Pusat Kota. Mira mengamati sekitar, ia belum pernah makan di tempat seperti ini, bagaimana cara memesannya, lalu pesannya diantar atau di bawa sendiri. Mira terlihat gugup
Anisa kemudian mendatangi Mira, melihat Mira yang tidak percaya diri ia kemudian berbicara bisik bisik di telinga Mira
"jangan keliatan gugup, angkat kepalamu" ucap Anisa
Mereka bertiga masuk ke dalam restoran, Kemudian seorang waiter datang menghampiri mereka
"permisi kak, ini reservasi atas nama nyonya Mira benar?"
Mira memandangi Dodi penuh pertanyaan.
"iya tadi saya yang memesan" ucap Dodi sambil menggandeng tangan Mira
"Mari saya antar ke meja"
Mereka bertiga kemudian menuju meja yang sudah di pesan Dodi sebelumnya. Mira sangat takjub dengan interior di dalam restoran itu. Benar-benar baru pertama kali ia masuk ke tempat mahal seperti ini.
Pelayan itu kemudian mengarahkan mereka duduk di tempat yang langsung menghadap panggung live Music.
Setelah memastikan tamu nya duduk pelayan itu kemudian meninggalkan mereka bertiga.
"bagaimana bisa kamu memesan tempat ini?" tanya Mira
"ada deh, rahasia" ucap Dodi
Anisa benar-benar takjub dengan perlakuan yang di berikan Dodi kepada Mira. Ia merasa bahwa sahabat nya sudah mendapatkan suami idaman semua orang, yang tampan, kaya dan gak cuma omong aja.
Tidak lama menunggu, makanan dan minuman pun datang, lagi-lagi Mira melihat ke arah Dodi.
"kapan kamu memesan ini juga? Bahkan aku belum memilih menu" tanya Mira
"aku tau menu kesukaan mu, jadi ini nikmatilah" ucap Dodi sambil menyodorkan cake redvelvet untuk Mira
Dodi memberikan irisan kecil dan menyuapi Mira dengan romantis.
Anisa melihat pemandangan itu benar-benar terkagum kagum. Bagaimana bisa Dodi mengetahui tentang Mira bahkan se detail kue kesukaanya.
Mereka menyantap hidangan dengan santai. Waktunya untuk menyaksikan Live music.
Tiba-tiba seorang penyanyi mengatakan hal yang cukup mengagetkan Mira
"kali ini kita dapat request dari salah satu tamu kita, judulnya MELAMARMU dari badai romantic project dan ini di persembahkan khusus untuk kak Mira yang saat ini duduk tepat di depan kita"
Sontak semua yang ada di sana pun bertepuk tangan, tanpa terkecuali Anisa yang sangat heboh.
Sebelum musik dinyanyikan, seorang pelayan datang dengan mawar merah, mawar itu kemudian Dodi berikan untuk Mira. Mira benar-benar sangat senang, ia tidak terfikirkan bahwa dirinya akan di perlakuan dengan sangat romantis oleh Dodi.
Dodi kemudian meminta Mira untuk berdiri dan Dodi langsung berlutut di depan Mira sambil memberi kan bungan mawar merah untuk pujaan hatinya itu.
Anisa kemudian mengambil ponsel miliknya dan mengabadikan moment itu. Sungguh suasana yang sangat luar biasa.
Alunan lagu yang sangat cocok untuk menggambarkan isi hati Dodi saat ini 'melamarmu'. Mira langsung memeluk Dodi bahkan ia tidak mempedulikan orang sekitar yang tengah memandangi dirinya itu. Yang Mira fikirkan hanya ia sangat bahagia di pertemukan dengan Dodi.