HOPE And PRAY

Tentang siapa Harold, kita bisa flashback ke chapter 5. HUKUMAN JOANNA. Dialah yang telah menculik Prada ketika masih bayi.

FLASHBACK ON

Dor ... Dor ... Dor

Bruk ...

Suara letusan senjata api disusul dengan suara jatuhnya sosok seorang wanita. Anthony terkejut, karena pelurunya salah sasaran. Wanita yang tiba-tiba keluar dari salah satu ruko yang sebelumnya tertutup. Anthony segera berlari ke arah wanita itu untuk memberikan pertolongan.

Terdengar suara sirine mobil polisi mendekat.

"Anthony, kita harus segera pergi dari sini!" temannya mengingatkan.

"Aku harus bertanggung jawab, membawanya ke rumah sakit," jawab Anthony.

"Tapi polisi akan menangkapmu. Ayo cepat kabur." Teman Anthony segera berlari menuju mobil mereka.

Dengan susah payah, Anthony menggendong wanita itu di pundaknya dan membawanya lari bersamanya. Membaringkan wanita itu di mobil dan meminta temannya segera menuju ke rumah sakit. Wanita itu bernama Ivy, dialah kekasih Harold.

Sesampai di rumah sakit, kondisi Ivy sudah sangat lemah karena kehilangan banyak darah.

Sesuai prosedur, dokter melakukan tindakan kontrol pendarahan, pencegahan dan pengendalian infeksi, serta rekonstruksi jaringan sebelum melakukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan peluru dari tubuh pasien.

Anthony menemui dokter yang menangani Ivy, untuk menanyakan tantang kondisinya.

"Pasien mengalami pendarahan hebat, karena peluru mengenai arteri inguinal bilateral di pangkal paha," Dokter menjelaskan tentang kondisi Ivy.

"Tolong, lakukan apapun untuk menyelamatkannya."

Tapi dokter menggeleng pelan, "Berdoalah, semoga keajaiban berpihak padanya."

Setelah berbicara dengan dokter, Anthony masuk ke ruang perawatan. Mendekati Ivy dan menggenggam tangannya.

"Maafkan aku, tidak sengaja menembakmu,"

Ivy hanya mengangguk lemah.

"Aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku ini. Katakan padaku, apa keinginanmu?"

Ivy melihat wajah Anthony untuk memastikan kesungguhan dari ucapannya.

"Aku berjanji."

"Aku titip ad ... adikku Maureen, ha ... nya dia yang aku miliki. Berikan gin ... jalku padanya. Dan kau harus men ... menikahi ... nya." Suara Ivy tersendat dan sangat lemah. Sampai Anthony mendekatkan telinga kanannya ke arah Ivy.

"Aku pasti melakukan semua permintaanmu."

Beberapa menit kemudian, Ivy meninggal, sesaat setelah menandatangani surat pernyataan pendonoran organ dan surat penjanjian damai. Ivy menginginkan itu semua, karena tidak ingin ada masalah di kemudian hari. Terutama tentang kekasihnya Harold.

Anthony melakukan semua permintaan Ivy. Selama persiapan hingga operasi donor dan transplantasi ginjal, Anthony selalu mendampingi Maureen. Dari sanalah tumbuh benih cinta di antara keduanya. Perhatian dan penyesalan Anthony yang tulus, membuat Maureen memaafkan orang yang sudah membunuh kakaknya. Sesuai janjinya pada Ivy, setelah pemulihan pasca operasi, Anthony menikahi Maureen.

Harold sedang berada di luar negeri, ketika semua peristiwa itu terjadi. Sejak awal Harold menyembunyikan status hubungannya dengan Ivy dari keluarganya. Sehingga tidak ada seorangpun yang memberinya info tentang kematian Ivy.

*

Kepulangan Harold

Setelah dua hari pulang ke rumah orang tuanya, Harold berencana menemui Ivy. Weekend adalah waktu yang tepat untuk mengajak kekasihnya itu berkencan. Belakangan ini ponsel Ivy sulit dihubungi dan Harold mengira ponsel Ivy sedang rusak. Harold beeniat membelikan ponsel baru untuk Ivy. Sesampai di rumah Ivy, Harold heran melihat kondisi rumah yang sepi dan redup. Tidak seperti biasanya.

"Ivy ... Ivy, buka pintunya!"

Setelah beberapa kali Harold mengetuk pintu dan berteriak memanggil Ivy, seorang tetangga menghampirinya, "Tuan mencari Ivy?"

"Iya Nyonya, apakah Ivy sedang pergi?"

"Maaf, apakah anda belum tahu?"

"Apakah terjadi sesuatu pada Ivy?"

"Ivy sudah pergi beberapa bulan yang lalu."

"Maksud nyonya?" Harold masih belum memahami apa yang terjadi.

Kemudian tetangga itu menjelaskan tentang kematian Ivy yang mendadak. Dan menceritakan tentang Maureen yang sudah menikah dan mengikuti suaminya.

*

Harold shock, dan menyesali sikap cueknya pada Ivy selama ini. Semua itu dia lakukan, untuk melindungi Ivy dari keluarganya. Karena hubungan mereka berdua yang tidak direstui oleh orang tua Harold.

Tapi kematian Ivy yang mendadak membuatnya curiga dan berencana menyelidiki kasus itu.

"Piet, tolong selidiki kematian wanita ini. Dia adalah kekasihku."

"Kau punya kekasih, sejak kapan?" Pieter tidak percaya temannya yang dingin itu bisa juga jatuh cinta.

"Jangan banyak tanya! Berikan hasilnya padaku secepatnya!" Harold meminta Pieter, teman detektifnya untuk menyelidiki kasus itu.

Kasus itu sengaja ditutup dengan damai, karena Ivy melihat Anthony sebagai pria yang pantas untuk menjaga Maureen adiknya.

*

Satu minggu kemudian, Pieter menemui Harold, "Kasus ini sulit untuk diselidiki. Aku hanya mendapatkan data dari rumah sakit tempat nona Ivy dirawat sebelum meninggal. Tapi tidak dijelaskan juga penyebab meninggalnya nona Ivy."

"Apakah keahlianmu mengungkap perkara sudah hilang Piet?" Harold heran, Pieter yang biasanya sangat mudah mendapatkan informasi apapun, seperti menemui jalan buntu.

"Tapi ada satu hal yang perlu kau tahu. Setelah kematian nona Ivy, nona Maureen menjalani operasi transplantasi ginjal. Tapi tidak disebutkan juga siapa pendonor ginjal itu."

Harold tahu Maureen adik Ivy menderita penyakit gagal ginjal. Harold tersentak, "Apakah Ivy berkorban untuk adiknya? Tapi ... mendonorkan satu ginjal tidak akan membunuhnya." pikirannya berkecamuk.

Harold menduga seperti itu karena tahu bahwa Ivy sangat menyayangi Maureen.

"Kau punya praduga yang sama denganku?" Pieter menebak pikiran Harold.

"Rupanya sudah waktunya kau pensiun Piet." Harold kesal karena informasi yang diberikan Pieter seperti setengah-setengah.

"Dan di hari yang sama nona Ivy masuk ke rumah sakit itu, terjadi baku tembak di cordova street. Mungkinkah kematian nona Ivy ada hubungannya dengan kejadian itu?" Pieter menduga-duga.

"Kau selidiki kasus ini sampai tuntas!" Harold menutup map hasil penyelidikan Pieter dan menyimpannya di laci meja kerjanya.

"Sepertinya ada orang kuat yang terlibat, hingga kasus ini ditutup. Aku akan menemui nona Maureen."

*

Pieter berhasil menemui Maureen setelah mengintai rumah kosong itu selama beberapa hari. Rumah peninggalan orang tua mereka tetap dibiarkan kosong, hanya sesekali Maureen datang menengok dengan beberapa pekerja untuk membersihkan rumah itu.

"Maaf ... Dengan nona Maureen? Saya Pieter."

"Ada perlu apa tuan menemui saya?"

"Saya adalah teman tuan Harold, kekasih nona Ivy."

"Mari kita bicara di dalam. Silakan masuk tuan Pieter." Maureen ingin tahu apa maksud kedatangan Pieter. Tapi dia juga tidak mau pembicaraan mereka didengar oleh tetangga. Sesuai pesan Anthony, mereka harus berhati-hati membicarakan hal ini.

"Tuan Harold ingin tahu penyebab kematian nona Ivy," Pieter langsung pada tujuannya.

"Tentang hal itu, saya tidak tahu kejadian yang sebenarnya."

"Tidak mungkin, bukankah nona Maureen adalah adik nona Ivy?" Pieter tidak mau kesempatan kali ini gagal begitu saja.

"Anda bisa menemui orang ini untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya." Maureen menyodorkan sebuah kartu nama pada Pieter. Kejadian seperti ini sudah diantisipasi oleh Anthony, sehingga dia sudah menyiapkan kartu nama dan orang yang akan mengurus semua itu.

"Baiklah, saya akan menemuinya. Terimakasih waktunya Nona." Pieter berlalu meninggalkan rumah Maureen.

Setelahnya Maureen menghubungi Anthony untuk melaporkan hal itu. Anthony meminta Maureen untuk segera pulang karena Anthony merasa posisi Maureen dalam bahaya. Sejak saat itu, Anthony menempatkan beberapa pengawal bayangan untuk menjaga Maureen.

Pieter segera menghubungi nomor ponsel yang ada di kartu nama itu untuk membuat janji bertemu. "Selamat siang tuan Daningga, saya mendapatkan nomor ponsel Anda dari nona Maureen. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Anda. Bisakah kita bertemu?"