Aku Istrimu! Bukan Dia!

“Sams sedang apa disini?” Pertanyaan pertama yang keluar dari bibir Aleea setelah lama ia terdiam. Kemudian ia mulai bermain air yang sempat terhenti sejenak.

“Aku ada pertemuan dengan kolega disini, saat aku akan kembali kekamar aku melihat seseorang yang mirip kamu, jadi aku menghampiri kesini untuk memastikan itu kamu atau bukan. Ternyata saat aku menghampiri kesini memang benar itu kamu.” Ucap Sams panjang lebar agar Aleea tidak canggung, mendengar pernyataan Sams Aleea hanya menganggukan kepalanya seolah dia paham apa yang Sams ucapkan.

Beberapa menit mereka terdiam, hanya terdengar suara ombak saja di sekitar mereka. Suasana menjadi sedikit canggung untuk keduanya.

Sams mencoba membuat suasana tidak canggung seperti sebelumnya. Pria itu mengambil air di tangannya kemudian ia siramkan ke arah Aleea sehingga membuat baju Aleea basah.

Gadis itu tersentak, rasa dingin yang menyentuh kulit nya membuat ia

“Yaakk! Sams apa yang kamu lakukan?” Ucap Aleea dengan membuat wajahnya terlihat marah.

Sams tertawa kecil, bukannya takut Sams malah semakin gemas melihat tingkah Aleea.

Sams kembali mengambil air di tangannya kemudian disiramkan kembali ke arah Aleea sambil melakukan larian kecil. Merasa sedikit kesal Aleea mencoba membalas Sams dengan mengumpulkan air di tangannya kemudian ia siramkan ke arah Sams. mereka lakukan itu berulang-ulang di iringi dengan larian-larian kecil sehingga membuat tubuh mereka basah. Merasa lelah dan melakukan hal konyol mereka terdiam dan tertawa bersama.

Kejadian tersebut tidak luput dari pandangan seseorang yang dari tadi melihat keduanya.

“Sayang! Kamu lihat apa sih? Aku dari tadi memanggil mu tapi tidak kau dengarkan.” Ucap Syeila pada Sean yang duduk di sampingnya.

“Apa yang kamu bilang tadi?” Jawab Sean

“Kamu sedang lihat apa?” Ucap Syeila kembali

“Tidak lihat apa-apa, kurasa kita bisa berenang sekarang, cuaca sudah tidak panas seperti tadi.” Ucap Sean mengalihkan pertanyaan tersebut.

Aleea, ia sedang menikmati makan malam sendiri di sebuah kamar tempat ia berada. Sesekali ia melihat pemandangan yang ada di seberang kamar nya, udara dingin menyelimuti malam ini, langit menampakan indahnya di lengkapi dengan bintang dan bulan yang membuat malam ini sangat indah.

“Hemm, sepertinya bagus juga kalau aku berjalan di tepi pantai malam ini.” Batin Aleea.

Aleea segara mengambil cardigan nya di dalam lemari untuk menutupi tubuhnya jika saja udara semakin dingin.

Aleea menyusuri bibir pantai dilihatnya banyak pasangan saling berpelukan. Dilewatinya pasangan-pasangan itu tanpa melihat kekanan dan kekiri. Tapi saat dia berjalan menyusuri tepi pantai itu dengan tidak sengaja mata bertatapan sepasang mata yang dikenalnya melihat ke arah nya. Aleea tak ambil pusing dengan orang itu, ia terus menyusuri bibir pantai itu dengan pelan-pelan. Tiba-tiba ia di handang oleh beberapa orang.

“Hai manis, sedang apa malam-malam disini? Perlu aku temani malam ini untuk menghangatkan kasur mu?” Ucap pria itu sambil mencolek wajah Aleea, tapi belum saja tangan itu sampai ke wajah nya, aleea segera menghindar.

“Maaf, saya harus kembali.” Ucap Aleea dengan suara bergetar, segera ia membalikan badan nya dan tidak menjawab pertanyaan pria itu.

Sebelum Aleea sepenuhnya membalikan badan nya, tangan ia cengkeram oleh teman pria itu. Aleea semakin bergetar tapi dengan cepat ia segera menarik tangan yang di cengkeram itu.

Berhasil, ia segera berlari untuk mencari pertolongan, tapi tidak ada, ia sudah terlalu jauh berjalan di tepi pantai itu.

Aleea berlari dengan sekuat tenaganya, ada tiga pria bertubuh besar yang masih mengejarnya.

“Cepat tangkap dia!!” Ucap pria yang memiliki badan besar dan tato di seluruh tubuhnya.

Aleea berlari dengan badan yang gemetaran. ia lihat kebelakang tiga pria itu semakin dekat ke arahnya.

“My God, Tolong aku.” Batin Aleea sambil berlari secepat mungkin. Sendal ya entah sudah kemana sekarang ia berlari tanpa menggunakan alas kaki.

BRUK!!

Aleea terjatuh. Ia tidak fokus melihat kedepan akibatnya kaki tersandung kayu yang ada di sekitar pantai itu.

“Hahahaha!!” Suara lantang pria itu melihat Aleea yang terjatuh tepat didepan mereka.

“Mau kemana cantik? Kamu tidak akan bisa kemana-mana sebelum melayani kami.” Ucap pria yang tertuduh tinggi dan kepala botak.

“Cepat tangkap dia! Bawa ke tempat biasa.” Lanjut pria itu sambil menunjuk kearah Aleea.

Aleea mencoba berdiri tetapi tidak bisa kakinya berdarah akibat kayu yang menghadang ia tadi.

“Tolong jangan sakiti aku,” ucap Aleea memohon sambil mengumpulkan tangannya dengan gerakan memohon. Ia mencoba memundurkan badan nya tapi tidak bisa. Kaki nya seperti mati rasa. Banyak darah yang keluar dari luka itu.

“Kami tidak menyakiti mu asalkan kamu siap melayani kami.” Ucapa pria itu sambil menampilkan senyuman miring.

“Aku mohon tolong lepaskan aku,” ucapnya mencoba menghentakan tangan nya yang memegang lengan nya. Tentu saja tenaga dia tidak sebanding dengan kekuatan kedua pria yang menyeretnya.

Beberapa meter dari tempat itu, dapat ia lihat bahwa terdapat bangunan yang sangat kotor.

ketika mereka masuk disambut oleh beberapa tikus yang lewat didepan mereka dan tercium bau yang sangat menyengat.

BRUK!

Tubuh Aleea di hempaskan di lantai yang berdebu.

“Aww!” Erang Aleea kesakitan.

“Tolong.. Lepaskan aku.. aku mohon.” Ucap lirih Aleea sambil meneteskan air mata di pipinya.

Hiks!

Hiks!

“Aku mohon, lepaskan aku..” lanjut Aleea yang masih menangis sesenggukan.

Tapi ketiga pria itu tidak tampak secikitpun rasa empati dengan keadaan Aleea.

Sedangkan Sean yang melihat Aleea yang tampak asik berjalan menyusuri tepi pantai.

Sudah hampir satu jam Aleea berjalan sendiri tapi sampai sekarang belum kembali juga. Membuat perasaan nya sedikit khawatir.

“Sayang. Apa yang kamu pikirkan?” Tanya Syeila yang berada di pelukan Sean. Membuat lamunan Sean terhenti.

“Tidak apa-apa,” ucap Sean dengan penuh keyakinan untuk meyakinkan kekasihnya itu.

“Aku ingin ke toilet dulu,” alibi Sean sambil melepaskan pelukan mereka, ia segera menuju toilet.

Sean mencoba menghubungi Aleea.

Panggilan terhubung, tetapi tidak ada jawaban hanya ada sambungan dari operator.

Panggilan kedua ia coba, kembali terhubung tetapi hanya suara operator yang terdengar.

Sampai dengan panggilan ke lima tetapi tidak ada jawaban dari panggilan tersebut, hanya suara operator yang masih setia terdengar.

“Ckk, kemana sih gadis itu. Buat repot aja.” Batin Sean, kemudian ia menuju tempat yang Aleea lewati.

Dilihatnya seorang penjaga yang berjaga di sekitar situ, segera ia menghampirinya dan bertanya tentang Aleea.

“Maaf pak, apa bapak lihat seorang gadis menggunakan Dress dibawah lutut dengan membawa cardigan, dia ucapkan ciri-ciri Aleea kepada pelayan itu. Apa bapak sudah nampak ia kembali?” Ucap Sean panjang lebar pada kedua pelayan tersebut.

“Saya melihat kearah selatan pak, tapi saya belum melihatnya kembali kesini.” Jawab penjaga itu.

Penjelasan pelayan itu membuat ia bertambah khawatir, bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Apa yang akan ia jawab kepada kedua orangtua dan mertuanya jika Aleea mengalami hal buruk yang terjadi. Pertikaian-pertikaian kecil terjadi di pikiran Sean.

Segera ia melacak ponsel Aleea, terlihat Aleea berada beberapa ratus meter dari tempat ia berada.

“Pak bisa bantu saya mencari istri saya, sudah hampir satu jam dia tidak kembali, saya takut ia tersesat.” Ucap nya pada penjaga itu.

“Saya akan meminta beberapa teman saya untuk ikut membantu istri bapak,” ucap penjaga itu yang di beri anggukan sebagai jawaban.

Ditengah perjalanan mereka menemukan sebuah sandal yang sudah putus.

“Apakah ini punya istri bapak?” Tanya penjaga itu.

Diingatnya Aleea siang tadi menggunakan sendal itu.

“Iya. Pak ini punya istri saya.” Jawab Sean sambil memperhatikan sendal itu hanya mirip atau memang benar milik Aleea.

Bersambung…