Suami Tengil Yang Tampan

"Tapi... "

"Stop Fa, kamu jangan makan yang pedas oke! " peringatan Brian. Brian sedikit perhatian dengan Syifa.

Brian tetap keluar untuk membeli bubur ayam, namun sambalnya dipisahkan.

Brian keluar dari rumah sakit, dan mencari pedagang bubur ayam.

Ketika baru sampai di parkiran, Brian berpapasan dengan Ibunya.

"Loh, Brian, kamu mau kemana Nak, kenapa tidak nungguin Syifa didalam, emang didalam ada siapa? " tanya Jessica beruntun.

"Mau beli sarapan, Syifa mau makan bubur ayam Bu. Loh Bu, Ibu sendiri tidak bareng sama Ayah? " jawab Brian, dan bertanya kenapa Ibunya tak bersama dengan suaminya.

"Ayah, tadi ada telepon dari Om kamu, dia disuruh meeting dadakan" ujarnya.

"Oh, ya sudah Bu, Brian mau beli bubur dulu, Ibu mau titip tidak? " tawar Brian.

Ibunya menggeleng tanda tidak ingin.

Lalu Jessica berjalan menuju kamar rawat inap Syifa. Dan Syifa masih terbaring tidur, sambil menunggu sarapan dari Brian.

Tok...

Tok..

Tok...

Suara ketukan pintu, dan Syifa pun terbangun karena ada yang mengetuk pintunya.

"Iya, silahkan masuk, " sahut Syifa.

"Assalamu'alaikum, sayang, bagaimana keadaannya Nak? " sapa Jessica, dan bertanya keadaan Syifa.

"Alhamdulilah, Bu, hari ini boleh pulang" jawab Syifa.

"Syukurlah kalau begitu, biar Ibu ada temannya lagi dirumah. Oh iya, tadi ketemu Brian sedang mencari pedagang bubur, tidak tahu tuh ketemu tidak" ujar Jessica, Ibu Brian.

Makanan dari rumah sakit belum datang, dan Jessica sementara berbincang banyak hal dengan Syifa.

Ceklek...

Suara pintu terbuka. Dan ternyata Brian, sudah membawa dua bubur ayam sambal dipisahkan.

Sedangkan Ibu Brian membawa buah dan makanan lainnya.

"Ini, bubur ayam yang kamu request tadi. Ingat kamu tidak boleh memakan sambal terlalu pedas, yang sedang saja! " seru Brian.

Syifa langsung mengambil bubur ayam yang masih di tangan Brian.

"Sini bubur ayamnya, mana sambalnya Bri? " tanya Syifa, mencari cari sambalnya di dalam kantong plastik.

Brian menyembunyikan sambalnya, disaku celana bahannya.

Syifa cemberut kesal, karena bubur ayamnya tidak ada sambalnya. Karena tidak tahan melihat Syifa cemberut, membuat Brian gemas dan ingin menyuapi Syifa.

" Sudah sini bubur ayamnya, biar aku yang suapin kamu" Brian merebutnya kembali, dari tangan Syifa, yang masih ia pegang karena kesal tak ada sambal.

"Kalian sangat lucu sekali, pernikahan yang terpaksa tapi kalian bisa mesra juga ya, kalau begitu Ibu diluar dulu ya cari angin. Ibu jadi nyamuk nih disini" Ibunya pengertian, dan Jessica langsung keluar dari kamar inap Syifa.

Meninggalkan Syifa dan Brian berduaan.

Tiba-tiba Tania dan tiga sahabat Brian datang dan akan masuk ke dalam kamar rawat inap Syifa, namun Ibu Brian melarang mereka untuk masuk.

"Jangan masuk dulu ya, merek lagi berduaan, lagi moment ehem ehem. Yuk kita ke rumah makan saja, biar Tante yang bayar" cegah Ibu Brian, dan mengajak semua sahabat Brian dan Syifa untuk makan di rumah makan yang ada di rumah sakit.

"Fa, makan dong, masa gara-gara tidak pedas, kamu cemberut begitu, jelek banget tau" rayu Brian halus.

Syifa masih menatap Brian yang masih mencoba untuk merayu dirinya.

Brian pun membalas tatapan Syifa, Syifa pun tersenyum melihat perhatian Brian terhadap dirinya.

" Kenapa loe, natap gue kayak begitu, tengil tapi tampan kan gue? " percaya diri, Brian membangga-banggakan dirinya sendiri.

Syifa mencubit lengan kekar Brian, Brian kesakitan karena cubitan Syifa sangat kuat.

"Iya, loe suami tengil yang tampan tiada duanya deh pokoknya" puji Syifa, tersenyum melihat Brian yang masih memegang sendok.

Brian jadi salah tingkah deh.....

"Loe muji gue atau... "

Cup

Syifa mendadak mencium pipi Brian.

Brian melotot tak percaya, dan dibalik pintu semua sahabat Brian melihat adegan tersebut.

"Upss, sorry guys, kita semua tak lihat" tutup mata Jon dan yang lainnya.

"Syifaaaa!!! " teriak Tania, menyingkirkan Jon, Vino dan Bimbim yang menghadang Tania masuk.

"Loe anak kecil tidak boleh masuk! " perintah Jon.

"Emang ada apaan? " tanya Tania bingung.

Baju Tania di tarik oleh Vino dari belakang.

"Vin, lepas!! " pinta Tania, dengan nada penuh penekanan.

"Duh, mereka napa muncul disaat momen hangat sih" gerutu Brian.

"Ya ampun malu banget, mereka lihat aku cium Brian, nanti disangka aku agresif lagi, aduh bagaimana ini" resah Syifa.

Syifa dan Brian pun saling memandang satu sama lain kikuk.

"Ehem, bisa dilanjutkan guys, tadi gue belum sempat mem video loh" ejek Jon.

Tania pun tak paham apa yang di maksud oleh Jon tadi.

Tania juga heran dengan Syifa yang terlihat seperti canggung.

" Ada apa sih, kok gue ketinggalan berita hot ya" bingung Tania, seperti orang linglung.

"Tidak ada apa-apa Tan, mereka aja yang suka gitu" ujar Syifa.

Brian pun memberikan bubur ayam ke tangan Tania. Agar Syifa mau memakannya.

"Loh, kok loe kasih gue bubur ayam sih Bri,! " seru Tania.

"Bilangin tuh sama sahabat loe, kalau mau makan disuapin harus nurut!! " cibir Brian, menatap ke Syifa.

"Fa, kenapa dengan Brian, kok marah? " bingung Tania.

" Gue gak mau makan, karena tidak pedas" terangnya.

"Oalah, pantesan dia marah, karena kamu keras kepala sekali, udah cepat makan! " perintah Tania.

Tiga sahabat Brian masih berdiri di samping ranjang Syifa, melihat reaksi Tania dan Syifa.

"Kalian duduk dong disana, gue malu makan dilihat kayak gitu oleh kalian semua" rengek Syifa.

Dan menyuruh Bimbim, Jon dan Vino untuk duduk di sofa.

Brian kini memperhatikan Tania yang sedang suapin Syifa, tapi masuk masuk ajah tuh bubur ayam ke dalam mulutnya.

"Cih, tadi gue yang nyuapin gak mau" Brian berdecak.

"Loe gak pake perasaan sih, Bri" tukas Jon.

Brian melihat satu persatu para sahabatnya, dan merasa ada yang kurang.

"Loh, Ibu gue kemana ya, Vin elo tahu tidak Ibu gue kemana? " tanya Brian pada Vino.

"Tadi sih ke toilet" jawab Vino.

Lega rasanya dengan jawaban dari Vino. Takut Ibunya kenapa napa.

"Loe beneran suka pedas? " bisik Tania, sambil melirik ke arah Brian, takut dia mendengar suaranya.

" Tidak, aku mengerjai nya" balas Syifa, pelan. Dan sambil melihat ke Brian, yang sedang fokus bermain ponsel.

Brian pun curiga, kenapa mereka berdua bisik bisik tetangga seperti itu.

"Kalian berdua mau makan atau bergosip! " teriak Brian, yang baru sadar Tania dan Syifa sedang mengobrol.

Syifa dan Tania cengengesan tanpa dosa.

Dan seketika Jessica datang membawa minuman untuk semua yang ada di dalam kamar rawar inap Syifa.

" Loh, Tan, tadi kan kita udah di kasih makan, ini kok repot sekali membawakan minuman segala sih Tan" Vino merasa tak enak.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu dari pintu.

Brian langsung menolehnya.