NovelToon NovelToon
Dia Juga Anakku

Dia Juga Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Janda / Hamil di luar nikah / Cerai
Popularitas:56.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ANDAI WAKTU BISA DIPUTAR KEMBALI

Ada rasa sakit di hati Meru kala melihat dari kaca spion, Ara mengejar mobilnya. Namun ia tak membiarkan rasa sakit itu menggoyahkan keteguhan hatinya. Kembali ia mengingat masa lalu yang membuatnya membenci Ara, hingga rasa kasihan itu, berubah menjadi amarah yang begitu besar, menginjak gas makin dalam, menambah kecepatan.

Tak akan pernah lekang dari ingatan Meru, peristiwa 7 tahun yang lalu yang membuat ia menjatuhkan talak pada Ara. Niat hati ingin memberi surprise pada Ara, datang ke Jogja diam-diam dengan membawa Cilla yang masih bayi. Namun keadaan justru berbalik, ialah yang mendapati surprise, melihat Ara bersama laki-laki di dalam kamar kos nya.

"Pah, Tante Ara ngejar mobil kita," sejak tadi, Lala juga memperhatikan Ara dari kaca spion.

"Biarkan saja."

Lala masih terus melihat Ara yang tak berhenti mengejar mobilnya. Jarak mereka sudah lumayan jauh, tapi Ara terlihat belum berhenti juga berlari. Wanita itu bahkan sampai terjatuh, namun bangkit lagi dan kembali berlari.

"Tante Ara jatuh, Pah," Lala tak sampai hati melihatnya. Matanya tiba-tiba terasa panas, ingin menangis.

"Jangan perhatikan dia!" Semeru sedikit membentak.

Mobil melaju makin kencang, hingga Ara tak lagi terlihat di kaca spion. Entah wanita itu masih mengejar atau tidak, Meru tak lagi peduli, namun Lala, gadis kecil itu merasakan kesedihan dalam hatinya.

"Pah," Lala menoleh ke arah papanya. "Kenapa tadi Tante Ara bilang, kalau dia adalah mamaku?"

"Jangan dengarkan ucapannya, dia hanya wanita depresi yang kehilangan anaknya," jawab Meru tanpa melihat Lala, fokus menatap jalanan. "Kamu dengarkan tadi, dia menyebut kamu Cilla. Dia hanya wanita depresi, jangan dengarkan ucapannya."

"Depresi itu apa?" Lala belum familiar dengan kata tersebut.

"Em.... " Meru tampak sedikit ragu untuk mengatakan. "Gila."

"Hah, gila!" Lala tercengang, mulutnya sampai menganga untuk beberapa saat. Ia menunduk, menatap olaf yang ada di tangannya, hiasan cake dari fondant yang tadi ia buat bersama Ara. Benarkah wanita cantik dan ramah yang tadi mengajarinya membuat hiasan cake, adalah wanita gila? Tanpa sadar, Lala menggeleng, rasa tidak percaya, memenuhi hatinya. "Gak mungkin Tante Ara gila? Mana ada orang gila cantik dan pintar membuat cake?"

Meru tak menanggapi, sadar jika Lala tidaklah sebodoh itu untuk ia bohongi.

"Papa kenal dengan Tante Ara?" Seperti kebanyakan anak, Lala masih terus bertanya sebelum semua rasa penasarannya terjawab.

"Enggak!"

"Tapi kenapa kalian berantem? Dia juga manggil nama Papa."

"Cukup Lala, jangan bahas dia lagi," Meru tak sanggup mengarang kebohongan lainnya. Disaat bersamaan, ia melihat sebuah toko kue. "Ada toko kue, kita beli cake ulang tahun disana saja." Tanpa menunggu persetujuan Lala, Semeru membelokkan mobilnya ke halaman toko kue tersebut.

"Padahal di toko Tante Ara tadi, Lala mau dikasih cake gratis loh, Pah. Gak perlu beli." Lala teringat kembali cake frozen yang menjadi pilihannya tadi. Cake tadi pasti sangat sempurna setelah ditambah hiasan olaf.

"Ngapain cari yang gratis, uang Papa banyak, kita bisa beli," Meru melepas seatbeltnya.

"Gak boleh sombong, Papa," Lala mengingatkan sambil berkacak pinggang, melotot dengan bibir mengerucut ke depan.

"Gak papa sombong, kalau beneran kaya. Yang gak boleh itu, sombong tapi hanya pura-pura kaya saja."

"Nope!" Lala menggeleng cepat. "Kata Bu Guru, mau kaya, cantik, pintar, atau apapun, tetap gak boleh sombong, karena semua itu hanya titipan Allah."

"Astaga! Papa lupa kalau anak papa ini, udah makin pinter sekarang," Meru tersenyum, mengacak puncak rambut Lala. Dan seperti biasa, Lala akan langsung kesal, menyingkirkan tangan papanya, karena itu bisa membuat rambutnya berantakan. "Ok, papa gak akan sombong lagi," mencondongkan badan ke arah Lala, membantunya melepas seatbelt. "Buruan yuk, uang Papa udah gak sabar pengen dikeluarin, kepenuhan soalnya."

"Papa!" Lala berdecak kesal, kembali memelototi papanya. "Baru aja bilang gak mau sombong lagi."

"Astaga! Papa amnesia," Semeru tergelak, membuka pintu mobil lalu keluar.

...----------------...

Putri yang hendak menuju Aras Bakery, terkejut melihat sahabatnya duduk di trotoar sambil menangis. Ia sampai mengucek mata, takut salah melihat, tapi ia tak salah, itu memang Ara. Buru-buru ia menepikan mobil, keluar lalu menghampiri Ara.

"Ra," panggil Putri, menatap sahabatnya yang terlihat menyedihkan. Duduk di trotoar, menangis, pakaian kotor, dan lutut serta siku yang terluka dan mengeluarkan darah. "Kamu kenapa?" mendekat, ikut duduk di sebelah Ara.

"Put," Ara menggenggam tangan Putri, menatap mata sahabat baiknya itu. "Aku, aku barusan ketemu Cilla. Aku ketemu anakku, Put," tangis Ara kembali pecah.

Melihat situasi yang kurang kondusif dan beberapa orang yang melihat ke arah mereka, Putri gegas berdiri. "Cerita di rumah aja," memegang kedua bahu Ara, membantunya berdiri. Tidak lucu jika mereka menjadi tontonan, apalagi zaman sekarang, takut ada yang diam-diam mem videokan, lalu meng uploud dengan narasi ngawur demi fyp.

Sesampainya di ruko, keduanya langsung naik ke atas, masuk ke kamar Ara. Sebelum naik tadi, Putri sempat meminta Via untuk membawakan kotak P3K ke kamar Ara.

Ara membuka laptop, melihat rekaman CCTV toko yang bisa ia akses dari sana. "Ini Cilla, Put, ini anak aku," dengan tangan gemetar dan air mata yang tak mau berhenti mengalir, Ara menunjuk Cilla yang sedang membuat olaf bersamanya. "Anak aku udah gede, Put. Dia sangat cantik."

"Hem, dia cantik sekali, kayak kamu Ra."

Ara menggeleng. "Dia mirip papanya." Ia memperhatikan Cilla, semakin dilihat, putrinya itu semakin terlihat mirip dengan sang mantan suami. Jemarinya bergerak, menyentuh Cilla pada layar laptop, memejamkan mata, membayangkan jika saat ini, ia benar-benar menyentuh Cilla, memeluknya.

Tok tok tok

Suara ketukan membuat Putri segera bangkit dari duduknya untuk membuka pintu. Ada Via di depan pintu, membawa kotak P3K seperti permintaannya.

"Makasih ya, Vi," ujar Putri setelah menerima kotak P3K tersebut.

"Sama-sama Mbak. Kalau butuh apa-apa lagi, jangan sungkan nyuruh Via."

Putri mengangguk, lalu masuk dan menutup pintu kembali. Menarik kursi rias ke dekat ranjang, mulai mengobati luka di lutut dan siku Ara.

"Kalau saja waktu bisa diputar ulang, aku gak akan ke Yogja. Aku akan jagain Cilla. Aku akan jadi ibu yang baik, menyusuinya hingga 2 tahun, merawat dan menemani tumbuh kembangnya. Dan kejadian itu," Ara tersenyum getir saat ingat peristiwa yang membuat Meru menjatuhkan talak padanya. "Tak mungkin terjadi jika aku tidak memutuskan untuk kuliah di Jogja. Kesalahan terbesarku, adalah pergi ke Jogja."

"Sayangnya waktu gak bisa diputar ulang, Ra. Di kehidupan ini gak ada doraemon, yang punya kantong ajaib yang bisa ngeluarin alat untuk kembali ke masa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu, yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Hidup terus berlanjut. Daripada meratapi yang sudah lalu, lebih baik kamu berusaha untuk kembali mengambil hati mantan suami kamu. Tebus kesalahan kamu di masa lalu, jadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak kamu. Kamu masih mencintainya kan?"

Ara tergelak mendengar ide Putri. Terdengar bagus, tapi rasanya mustahil. Ia masih belum lupa seperti apa tatapan Meru tadi padanya. Laki-laki itu membencinya.

"Kenapa?" Putri menatap Ara bingung.

"Mengambil hati Meru?" Ara tertawa sambil menangis. "Rasanya mustahil, Put. Dia sangat membenciku."

Putri membuang nafas kasar, diam sambil bersedekap, menatap Ara untuk beberapa saat. "Gak ada yang mustahil di dunia ini jika kita mau berusaha, Ra. Kecuali mantan suami kamu udah nikah lagi. Kalau belum, tidak mustahil kamu bisa kembali mengambil hatinya. Apalagi sebab perceraian kalian hanyalah kesalah pahaman. Buat dia faham, jika kamu tak pernah selingkuh. Dan yang paling perlu dia tahu, sampai detik ini, kamu masih mencintainya. Aku ada kabar bagus buat kamu."

"Apa?"

"Ada lowongan di perusahaan tempat Semeru kerja. Coba kamu melamar disana. Kata Desi, perusahaan mereka mengembangkan usahanya, mulai memproduksi alat-alat olahraga. Katanya sih butuh banyak karyawan baru untuk dibentuk ke dalam tim-tim gitu. Ah, aku gak faham, Desi yang lebih faham."

"Tapi kerjaan aku sekarang gimana? Apply resign harus sebulan sebelumnya. Aku bisa kena penalty jika resign mendadak."

"Ya terserah kamu sih Ra, semua keputusan ada pada kamu. Aku yakin, kamu bisa berfikir, dan tahu apa yang terbaik."

1
MACA
skaing pengennya wujudkan impian ayahnya..... belajarnya mati2an. komunikasi mereka masih buruk
Rizky Nila Nurmala
awal bencana dalam rumah tangga.. meru semoga bisa balikan lg sama ara
Chalimah Kuchiki
indah bgt masa2 manten baru kaya harmonis sama keluarga meru, jadi takut bakal ada badai nya sebesar apa ara 😭
Ari Atik
semoga terus terjalin sampai nanti...
nenjadi satu keluarga yg saling menghargai...
Hafifah Hafifah
aduh simeru g peka deh lw bumil lagi g bisa tidur
Hafifah Hafifah
gara" cemburu makanya pulang cepet
Ari Atik
semangat
thor...
masih ngikut..
Ari Atik
wkwk. .
ngakak jgaa gara2 rujak .
Ari Atik
next...
masih ngikut..
Ari Atik
lanjut..
Ari Atik
awalnya mewek...

eh akhirnya senyum2..
Ari Atik
dan sah...

teeerharu...
bisa diambil pelajarannya
Ari Atik
menjelang sah
Ari Atik
aduh...
berat deh klau punya ipar kyak imel
Ari Atik
enaknya kalau punya martua yg baik...
Ari Atik
ikut sakit jdi rara...
Ari Atik
ara......
semeru.....
Ari Atik
good..../Good/
Ari Atik
I LIKE .....
Ari Atik
lanjut...
semangat terus thor...
aq berusaha mbaca maraton ini cerita?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!