Rana yang sangat mencintai Revan pada akhirnya sadar bahwa cinta Revan bukanlah untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfitri Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang tak di duga
Hari berlalu begitu cepat. Revan makin sering menghubungi Rena. Yang awalnya iya memanas - mana si Rena, semakin kesini iya mulai memainkan trik nya. Iya mulai mencari simpati Rena. Dengan berpura - pura sakit dan minta perhatian Rena.
Flas On
Semakin kesini Rena pin semakin ingin mempermainkan si brengsek Revan. Iya sengaja memancing Revan agar mau mengungkapkan rencana nya yang sebenarnya. Tepat di suatu sore, Revan menghubungi Rena kembali. Revan sudah tau keberadaan Rena yang sebenarnya. Karena Rena yang keceplosan saat lagi bicara dengan Revan. Revan pin mengajak Rena baikan. Awalnya Rena hak mau. Tapi karena Rena punya niat jahat dan mau balas dendam sama Revan jadilah iya menerima tawaran Revan. Rena memberi syarat yang menurutnya gak bakal mungkin bisa di turuti oleh Revan.
"Oke aku mau balikan dengan kamu asal kamu bisa memenuhi syarat yang aku berikan." Rena bicara sambil senyum - senyum.
"Oke syarat apa yang akan kamu ajukan. Aku akan memenuhi nya."
"Kamu yakin bisa ngelakuin nya?Yakin bakal sanggup? Rena sengaja mengejek Revan.
"Emang syarat apa sih yang akan kamu ajukan? Ayo bilang sekarang. Jangan bikin aku penasaran donk."
"Begini sekarang kan udah jam 6 sore nih? kalau kamu benaran serius sama aku dan kamu benar - benar mau nebus kesalahan kamu, sanggup gak kalau aku ajak kamu ketemuan? Tapi kamu harus tiba disini paling lama jam Setengah 8 malam. Kamu sanggup gak?
"Oke. Siapa takut. Aku akan menemui mu. Dan akan tiba sebelum jam setengah 8. Kalau gitu aku sudahi dulu telponan nya ya. Aku mau siap - siap dulu".
"Ya udah aku tunggu ya. Tapi aku gak percaya kamu bakal ngelakuin nya".
"Kita lihat aja nantinya".
Percakapan mereka pun terhenti. Rena sempat ragu apa mungkin si brengsek Revan benar - benar Dengan omongannya. Tapi gak ada salahnya juga Rena membuktikan. Rena pun melanjutkan mandinya. Setelahnya iya pamit pada sang kakak untuk pergi keluar. Kakak Rena pun memberi kebebasan kepada adik bontotnya.
Tepat pukul 7 malam Rena sampai di tempat yang telah dijanjikan akan bertemu Dengan Revan. Perasaan Rena campur aduk. Iya gak yakin Revan akan datang. Rena telah bertekad dalam hatinya kalau Revan gak datang iya akan memblokir semua yang berhubungan dengan Revan.
Ketika sedang asyik mengelilingi supermarket yang ada disana, telepon seluler milik Rena pun berdering. Rena melihat siapa yang telah menelpon nya. Ternyata nama yang tertera disana adalah nama si brengsek Revan. Tanpa pikir panjang Rena langsung mengangkat telpon tersebut. Rena terkejut saat mendengar Revan mengatakan telah sampai di depan supermarket dimana tempat Rena sekarang berada. Rena buru - buru keluar dari supermarket itu untuk membuktikan omongan Revan. Dan ternyata benar, si Revan brengsek telah tiba di depan supermarket tersebut.
Rena agak gemetar melihat wajah Revan. Ada rasa bahagia, kesal dan juga rindu yang bercampur aduk di dalam hatinya. Tapi iya berusaha setenang mungkin agar si Revan tak mengetahui perasaan nya.
Mereka pun memutuskan untuk menjauh dari tempat itu, mencari tempat yang nyaman untuk mereka bercerita. Rena mengajak Revan ke tepi pantai. Disana mereka menikmati angin malam yang begitu menyejukkan. Satu jam di pantai Rena pun mengajak Revan untuk kembali pulang, karena Rena takut kakaknya cemas kalau Rena telat pulang. Revan menurut dengan keinginan Rena. Namun di tengah jalan Revan mengajak Rena makan dengan alasan iya sudah kelaparan. Rena yang mendengar Revan lapar jadi tidak tega dan memutuskan untuk makan malam bersama. Jadilah mereka makan malam berdua.
Ketika sedang makan mereka sibuk membahas tentang hubungan mereka. Revan tak henti - hentinya mengucapkan permintaan maafnya kepada Rena. Iya berjanji gak akan mengulangi perbuatan nya lagi hingga sampai saat makanan mereka habis. Rena udah resah karena hati semakin larut. Iya takut dimarahi kakaknya kalau pulang kemalaman.
Revan pun mau di ajak Rena pulang. Ketika mereka baru keluar dari warung makan, tanpa sengaja kakak iparnya Rena berada di belakang mereka. Rena sangat cemas. Dia meminta Revan untuk membawa motor dengan sangat kencang. Revan cuma menuruti kata - kata Rena tanpa membantah sedikit pun. Akhirnya mereka sampai di persimpangan rumah kakaknya Rena. Rena meminta Revan untuk menurunkannya di persimpangan itu. Rena gak mau kepergok oleh keluarganya. Bisa mati Rena kalau sampai ketahuan masih berhubungan dengan Revan.
Sesampai dirumah Rena langsung masuk kamar dan pura - pura tidur agar tidak di interogasi oleh sang kakak ipar. Tak lama setelahnya kakak ipar Rena pun tiba. Iya dengan wajah marah menanyakan keberadaan Rena. Kakak Rena pun memanggil Rena ke ruang tamu. Dengan perasaan takut Rena akhirnya menemui mereka. Sang kakak ipar mulai menginterogasi Rena. Rena menyangkal apa yang dikatakan kakak ipar nya. Rena sengaja berbohong. Iya takut akan dimarahi kakaknya.
Tetapi kakak ipar Rena gak bodoh. Iya sengaja membuat jebakan yang akhirnya membuat Rena mengakui yang sebenarnya. Karena malam semakin larut kakak ipar Rena menyudahi masalah itu. Rena pikir masalahnya sudah selesai dan gak akan diperpanjang lagi. Tapi ternyata kakak ipar Rena malah menceritakan semuanya kepada kakak laki - laki Rena. Mendengar cerita itu kakak laki - laki Rena sangat emosi. Iya pun menampar Rena. Rena di seret ke dalam kamar mandi. Dan kakaknya meminta Revan untuk menemui mereka. Kakaknya Rena ingin membuat perhitungan dengan Revan. Kakak Rena merasa Revan telah menginjak - injak harga diri mereka. Revan tanpa rasa ragu dan takut mau disuruh menemui kakaknya Rena. Dan mereka membuat janji esok siangnya akan bertemu. Kakak laki - laki Rena memaki - maki Revan. Ingin rasanya mereka membunuh si Revan. Namun Rena memohon agar kekasih nya tidak di apa - apakan. Rena rela mati demi Revan.
***
Di lain tempat Revan sedang memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Iya meminta bantuan kakaknya untuk mendampinginya menemui kakaknya Rena. Namun gak satu orang pun diantara kakak Revan yang mau membantunya. Malah kakaknya Revan sengaja menyuruh adik nya untuk tidak menuruti permintaan kakaknya Rena. Mereka menakuti Revan kalau seandainya Revan nekat menemui mereka maka Revan akan mati konyol. Namun tekad Revan sudah bulat. Iya tidak mau mundur. Akhirnya ibunya Revan mau menemani anaknya. Ibu Revan ingin melihat anaknya mempertanggung jawabkan semua perbuatan anaknya.
Keesokan harinya, semua keluarga Rena telah berkumpul. Mereka semua menunggu kedatangan Revan. Selama satu jam menunggu namun Revan masih belum menampakkan puncak hidungnya. Abang Rena mulai emosi. Iya meminta Rena untuk menghubungi Revan. Namun setiap kali Rena menghubungi nomor Revan, nomornya tidak bisa dihubungi. Rena pun merasa prustasi. Iya khawatir Revan akan mempermainkan nya.