Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Fitria dibawah Kabur
Melihat keadaan Fitria yang sudah tidak sadarkan diri, Hendri membawanya kedalam pelukannya menuju rumah sakit. Tidak ada perasaan kasihan dia belum puas menyiksa Fitria. Mobil yang dijalankannya juga sangat pelan.
Tiba dirumah sakit dia membiarkan fitria didalam mobil, dengan santai dia berjalan menuju kedalam rumah sakit dan memanggil petugas membawa Fitria. Masuk kedalam IGD.
"Tuan silahkan keruangan administrasi didepan" ujar perawat
"Baiklah jawabnya menuju ruang administrasi.
"Selamat pagi sore tuan ada yang bisa kami bantu? " tanya petugas
"Saya disuruh kesini sama petugas IGD" jawabnya santai
"Boleh tahu nama pasiennya? " lanjut perawat
"Namanya Fitria"
"Fitria? " ujar perawat bingung
"Ia Fitria untuk jelasnya saya tidak tahu, saya menemukannya dijalan tak sadarkan diri"
"Baiklah tuan"
"Biaya perawatannya biar saya yang tanggung"
"Baik tuan, silahkan tinggalkan data diri anda disini"
Setelah megisi formulir Hendri kembali kedepan IGD.
"Menyusahkan" gumamnya.
Suasana duka masih menyelimuti rumah bu nAni hingga menjelang pemakaman Fitria belum juga datang.
Kevin yang mendengar kabar itu segera menuju kediaman bu Nani.
"Apa yang anda lakukan disini? Kembalikan ibunya, dimana hati nurani kalian? Bentak Risal saat melhat kedatangan Kevin.
"Aku tidak tahu keberadaan Fitria, aku sudah berhenti dari sana"
"Maksudmu kamu kamu sudah tidak bekerja dengab dia lagi? "
"Ia aku mengundurkan diri dari sana, dia sahabat baikku, sejak berpisah dari mantan istrinya dia menjadi pria yang tertutup, fokusnya selalu tercurah untuk kerja dan kerja. Tapi entah kenapa sejak masalah malam itu dia seperti orang yang berbeda, sangat egois tidak mau mendengar orang lain."
"Sebentar lagi Gabi dimakamkan"
"Aku tahi aku akan mencoba bicara dengannya "
"Kami sangat berharap padamu"
Kevin pergi meninggalkan rumah duka dengan penuh amarah.
Tiba didepan lobi apartemen Kevin melihat mobil Hendri masih terparkir disana, dia segera menuju unit apartemen Hendri.
Ting tong ting tong
"Mau apa kamu kesini? " tanya Hendri menatap kevin datar
"Aku ingin bertemu dengan Fitria"
"Wanita itu tidak ada disini"
"Bohong Dimana dia? "
"Aku tidak tahu, dia sudah pergi" jawabnya masih santai.
"Aku tidak tahu kemana hati nuranimu Hen, tapi aku pastikan kamu akan menyesal telah melakukan ini padanya."
"Jadi kamu datang karena wAnita itu? "
"Hen tolonglah biarkan dia melihat anaknya untuk terakhir kalinya"
"Aku tidak perduli dan tak tahu dia dimana"
"Baiklah Hen, semoga kedepannya kamu tidak akan menyesali pertemuan kita hari ini" jawab Kevib dab pergi dari sana.
Tiba di lobi apartemen Kevin mencari petugas yang pernah ditolongnya.
Dia mencari tempat dim dimana tidak dijangkau CCTV.
"Halo Eli kamu dimana? "
"Halo tuan aku dirumah ada yang bisa qku lakukan tuan? "
"Kamu tahu kemana perginya wanita yang menempati apartemen tuan Hendri? "
"Tuan kemarin saat bertugas aku melihat tuan hendri membawa seorang gadis bertubuh kurus dengan tergesa-gesa masuk kedalam mobil sepertinya dia tidak sadarkan diri"
"Kemana mereka? "
"Saya tidak tahu tuan mungkin mereka kerumah sakit"
"Baiklah, jangan katakan pada siapapun aku menghubungimu"
"Baik tuan aku mengerti"
Kevin segera menghubungi Risal, dia yakin Risal punya koneksi di rumah sakit.
"Bagaimana? Apa kamu sudah bertsmu dengan Fitria? "
"Dia tidak ada disini, kata petugas Kemarin Hendri membawanya keluar dari apartemen tapi kondisinya tiak baik"
"Apa, apa maksudmu? "
"Kalau kamu mengenal dokter di rumah sakit disekitaran apartemen Purnama Jaya tanyakan pada mereka agar aku bisa membawanya pergi, kita tidak bisa bertindak terang-terangan membawanya pergi dari saba".
"Baik aku mengerti"
"Jangan lama aku menunggu kabar darimu"
"Baiklah segera."
Pangilan langsung dimatikan oleh Risal.
"Ada apa ?" tanya Valen
"Kevin sudah mencari ke apartemen tapi Fitria sudah dibawah pergi dari sana, pasti mereka keumah sakit dekat apartemen disana"
"Temanku disana, coba aku tanyakan padanya"
"Ia tanyakan jangan sampai diketahui orang lain,"
"Baiklah aku mengerti" jawabnya
Valen langsung menghubungi beberapa teman dokter yang berada disana, stelah menjelaskan atas dasar kemanusiaan mereka akan membantu mengeluarkan Fitria dari sana.
"Gimana Valen? "
"Sudah mereka akan mengeluarkan dia dari sana, sebaiknya dia tinggal bersamaku diapartemen, kondisinya masih sangat lemah. Dia baru saja sadarkan diri"
"Aku akan menghubungi kevin"
"Untuk apa? "
"Menjemputnya"
"Jangan au tinggal bersana temanku dia yang akan menguus segalanya tubuhnya masih sangat membutuhkan penanganan medis, dia tidak diberi makan selama 2 hari"
"Apa? Benar-benar mereka tidak punya hati nurani"
"Sudahlah untuk sekarang kita sudah bisa tenang"
"Ia Valen, Valen makasi ya, aku tidak tahu kalau tanpa dirimu,"
"Sudah sewajarnya"
"Sebaiknya aku hubungi kevin dia pasti menunggu informasi dariku"
Tak lama kevin tiba disana, mereka akan segera melaksanakan proses pemakaman, Fitria yang bersikeras ingin hadir tapi dilarang karena mereka takut Hendri akan datang dan mengacaukan segalanya.
Pemakaman berlangsung dengan tangis haru tanpa kehadiran Fitria, Fitria hanya bisa menatap kepergian anaknya dengan ponsel milik dokter disana.
Hendri yang murka saat tahu Fitria sudah melarikan diri rumah sakit.
"Caritahu keberadaan wanita itu, bila perlu retas kamer pengawas disana"
"Baik tuan"
"Ini pasti ulah Kevin, aku tahu dia pasti merencanakan semua ini" gumam hendri mengepalkan tanganya.
Beberapa hari berlalu kondisi tubuh fitria berangsur-angsur sudah membaik Risal akan membawanya keluar negeri
"Bodoh kalian mencari seorang wanita saja kalian tidak bisa, sudah kalian caritahu keberadaan Kevin? "
" sudah Tuan, kevin kembali kedesanya dan berkebun disana, dia tinggal sendiri dan sekauh ini tidak ada yang mencurigakan dari aktifitas dia"
"Terus dokter itu? "
"Sama tuan, dia ke rumah sakit terus ke apartemen kekasihnya"
"Siapa yang menempati apartemen itu? "
"3 oeang dokter cewek tuan, dan tidak ada wanita itu disana"
"Rumah kedua orangtuanya? "
"Aktifitas mereka masih sama tuan, mereka dibiayai oleh dokter itu, dan aktifitas mereka hanya dirumah dan kekuburan tuan"
"Kuburan? "
"Ia tuan, beberapa minggu yang lalu cucunya meninggal dunia"
Deg
"Meninggal dunia? " gumam Hendri
"Ia tuan, dia dimakamkan bertepatan dengan pelarian wanita itu"
"Jadi kevin mencariku dan meminta menemui wanita itu untuk pemakaman anaknya. Kalian pergilah terus awasi mereka semua"
"Baik Tuan"
"Hendri kamu sudah dengar kabar kalau putra wanita itu meninggal dunia? "
"Ia mami"
"Terus kamu pertemukan mereka? "
"Tidak mami, aku ngak tahu"
"Kalian sungguh keterlaluan, bagaimana bisa kalian bersikap seperti itu? Mami juga seorang wanita dimana hati nurani mami? Seorag anak meninggal karena merindukan anaknya. Bagaimana kalau itu terjadi pada kalian"
"Cerca Sonia yang sudah tidak tahan dengan sikap mertua dan kaka iparnya.
"Jangan kurang ajar kamu Sonia? "
"Aku sungguh menyesal seharusnya hari itu aku. Mencari tahu kebenarannya tapi aku malah mengikuti kalian. Huh sungguh miris"
"Sonia jangan kurang ajar kamu, " teriak Deddy tak terima dengan sikap istrinya pada mami.
"Apa salah yang aku katakan? "
"Kamu juga honey, kalian sua tidak punya hati nurani"
Plak
"Honey aku aku"
"Baiklah terima kasih karena kalian sudah menyadarkan aku" ujarnya dan pergi dari sana.
Deddy menatap tangannya yang digunakan untuk menampar istrinya dengan berurai airmata.
"Makanlah sebentar lagi dia akan sadar, memang perlu dikasi pelajaran biar tidak kuran ajar dengan mami."
Mereka melanjutkan sarapan mereka tanpa sonia.