Hilangnya warga-warga setempat membuat orang-orang menjadi ketakutan. bayi ular menjadikan manusia sebagai santapan hari-harinya.
Kejadian terulang sehingga menelan korban jiwa.
Bagaimana caranya Gan dan Veronica menghadapi kembali siluman ular hijau yang adalah anak dari Axton yang sebelumya telah tewas?
Dan apakah sebabnya siluman ular itu mengincar Veronica?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aroma Siluman
"Dia lebih membahayakan dari Axton, polisi dan militer juga sulit mengalahkan dia. aku sangat khawatir bagaimana dengan pamanku dan seperguruan yang lainnya ketika menghadapi siluman ini? apakah mereka bisa mengalahkan siluman ini?" tanya Gan yang merasa khawatir.
"Gan, jangan cemas dulu! aku yakin Biksu Phra pasti memiliki cara, bukankah sebelumnya beliau memiliki belati sakti? dan mungkin saja siluman ini akan kalah dengan belati sakti."
"Tidak tahu juga, karena di saat itu Axton sudah ditikam olehmu, dan lagi pula dia adalah siluman yang sudah tua oleh sebab itu dia hanya butuh minum darah, sedang ular yang ini andaikan dia adalah anak Axton tentu saja dia masih bayi, dan hanya tahu mencari mangsa untuk menjadikan sebagai makanannya. kita akan sangat sulit menghadapi dia," ucap Gan.
"Telah banyak kerusakan yang terjadi hanya karena dia, tidak tahu apakah tindakan yang dilakukan pemerintah seterusnya."
"Aku sangat penasaran apakah mereka sudah tahu kalau ular ini adalah siluman ular," ujar Gan.
Setelah memporak-porandakan kota, siluman itu langsung meninggalkan lokasi kejadian. banyak pasukan polisi dan militer mencari keberadaan siluman itu. di malam itu puluhan bangunan telah hancur karena ulahnya. untuk korban jiwa belum dipastikan berapa jumlahnya.
"Cepat cari sampai dapat!" perintah salah satu polisi.
Pasukan polisi diturunkan sejumlah ratusan personel. mereka berpencar mencari ular tersebut sehingga ke semak-semak. sementara pasukan militer juga di turunkan untuk mencari ular itu di dalam hutan.
Masyarakat banyak yang kehilangan keluarga, saudara dan teman-teman mereka. dan banyak pemilik toko harus menanggung kerugian yang tidak sedikit, hancurnya toko itu serta barang-barang yang rusak telah membuat para pemilk menangis dengan putus asa.
Keesokan harinya.
Karena kemunculan ular raksasa yang menelan korban jiwa para masyarakat tidak ada yang berani keluar untuk beraktivitas.
Kini bangkok seperti kota mati yang sepi dan hanya terlihat pasukan militer dan polisi yang sedang mengevakuasi korban reruntuhan bangunan itu. Gan dan Veronica tiba ke lokasi kejadian dengan mengendarai mobil sendiri, mereka melihat kerusakan yang cukup parah yang terjadi di sekitaran itu.
Gan merasa sedih dan berduka karena melihat begitu banyak korban-korban yang meninggal akibat di timpa oleh reruntuhan bangunan itu. saat terjadi mereka sama sekali tidak sempat untuk menyelamatkan diri karena kejadian yang begitu mendadak.
"Mereka semua meninggal, dan belum lagi yang menjadi korban santapan ular itu, tidak bisa dibayangkan berapa banyak jumlah korban yang terjadi dalam beberapa hari ini," ucap Gan yang melihat jasad-jasad yang dikeluarkan oleh pasukan polisi.
"Gan, aku khawatir, kalau ular itu tidak tertangkap, maka akan banyak jatuh korban lagi," ujar Veronica.
"Mari kita pergi menemui paman dulu!" ajak Gan yang melangkah masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan Veronica.
Saat mereka ingin masuk ke mobil langkah mereka dihentikan karena melihat puluhan biksu yang datang ke lokasi kejadian itu.
"Itu bukankah Biksu Phra?" kata Veronica yang menatap ke arah para Biksu.
"Paman." ucap Gan yang kemudian menghampiri para Biksu dengan diikuti oleh Veronica.
"Paman," sapa Gan dengan memberi hormat kepada para biksu itu.
"Biksu, lama tidak berjumpa," sapa Veronica dengan sopan.
"Kalian ternyata ada di sini," sahut Biksu Phra yang melihat keponakannya dan juga memerhatikan Veronica.
"Paman, kami sudah melihat berita, ular itu telah membunuh banyak orang," ujar Gan yang merasa khawatir.
Para Biksu itu melihat sekitaran tempat itu dan bisa merasakan aura dari ular itu
"Siluman ular hijau," ucap Biksu Phra.
"Siluman ular? Biksu, apakah kita bisa kalahkan dia?" tanya Veronica.
"Siluman ini baru berusia sekitar tiga tahun, dan sangat kelaparan sehingga tanpa ragu dia muncul di tempat keramaian," jelas Biksu.
"Berusia tiga tahun? ini agak aneh, bukankah ular yang usianya tiga tahun hanyalah ular biasa dan kenapa bisa begitu cepat menjadi siluman?" tanya Gan dengan penasaran.
"Mungkin saja ular ini adalah keturunan dari siluman ribuan tahun. andaikan dia hanya ular biasa maka dia tidak akan bisa menelan begitu banyak korban dalam satu malam. dan ukurannya juga cukup besar," ujar Biksu Phra.
"Paman,apakah mungkin ada siluman ular yang sedang berkembang biak agar keturunan mereka semakin banyak," ucap Gan.
"Kalau saja mereka berkembang biak, maka silumannya tidak hanya satu dan pasti masih ada yang lain," kata Veronica.
"Kita harus selidiki sebenarnya ada berapa siluman itu," ujar Biksu Phra.
"Mari kita kembali ke kuil!" ajak Biksu Phara yang melangkah pergi bersama dengan biksu lainnya.
Setelah beberapa saat kemudian.
Mereka berkumpul di kuil.
"Biksu Phra, kami tidak pasti apakah ular itu adalah anak Axton atau bukan, kalau saja memang anaknya apakah kita bisa mengunakan cara yang sama untuk membunuhnya?" tanya Veronica.
"Saya bisa merasakan aura siluman dari ular itu, dia baru berusia tiga tahun walau termasuk bayi bagi kita, tapi sudah besar bagi siluman. bagi siluman dia bisa begitu cepat membesar, dan bayi siluman ini tentu beda dengan siluman ribuan tahun. bayi siluman ini akan melakukan apa saja saat dia lapar, dan tidak peduli dengan keramaian. dia justru lebih menyukai keramaian. karena mereka akan menjadi santapannya," ujar Biksu Phra.
"Siluman yang ini lebih parah dari yang sebelumnya, hanya dalam beberapa hari saja sudah banyak jatuh korban jiwa dan banyak tempat yang dia hancurkan," ujar salah satu Biksu.
"Gan, ada yang ingin paman katakan!" ujar Biksu Phra yang bangkit dan berdiri.
"Ada apa, Paman?" tanya Gan yang ikutan berdiri.
"Mari ikut saya!" ajak Biksu Phra yang melangkah keluar dari kuil.
Setelah di halaman depan kuil, Biksu. Phra dan Gan berdiri saling berhadapan.
"Gan, apakah kamu dan Veronica sedang bersama?" tanya Biksu Phra.
"Benar, Paman. kami bertemu kembali saat di jepang. dan saya tidak ingin melepaskan kesempatan lagi untuk membuatnya di sisiku," jawab Gan.
"Gan, masalah belum berlalu, walau sudah tiga tahun tapi masalah yang sama muncul lagi."
"Masalah yang sama muncul lagi? apa maksudnya, Paman?" tanya Gan dengan heran.
"Lebih baik jangan sampai siluman itu bertemu dengan Veronica, karena ini akan membahayakan kekasihmu. siluman itu bisa saja tercium aroma siluman di tubuh Veronica," jawab Biksu.
"Tapi Veronica bukan siluman?"
"Masalahnya adalah dia pernah berhubungan dengan siluman, walau telah berlalu akan tetapi aroma siluman ular yang ribuan tahun itu masih melekat pada dirinya, bagi manusia yang pernah berhubungan dengan siluman aroma itu tidak akan hilang. dan akan tercium oleh siluman lainnya," jelas Biksu Phra.
"Apakah ular itu akan membunuhnya?" tanya Gan yang merasa khawatir.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan, siluman sangat mengenal aroma sesama siluman. tentu saja kamu juga akan dalam bahaya, dan hanya satu cara agar dirimu terbebas dari bahaya ini."
"Apa caranya?"
"Menjauh darinya dan kamu tidak akan dalam bahaya," jawab Biksu Phra.
yg jelas aku selalu menyukai karya2mu/Drool//Drool/
thor lanjut ceritanya sangat disayngkan kalau vero sama gan blom menikah,,