"Aku tidak suka perempuan pembangkang "
"Kalau kau tidak suka perempuan pembangkang seperti ku maka lepaskan aku sialan, aku pun tidak mau ada di sini aku tidak mau bersama kalian apalagi aku tidak mau menjadi istri kedua ataupun pembuat anak untuk kalian berdua, lepaskan aku, aku pun tak sudi tinggal di sini"
"Bermimpilah karena semua itu tidak akan pernah terjadi kau sudah aku beli maka seluruh hidupmu ada di tanganku kau mati ataupun hidup ada di tanganku, jika aku belum mengizinkanmu untuk mati maka kau tidak akan pernah mati"
"Persetanan denganmu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 pernikahan
Bella sudah bangun pagi-pagi sekali bahkan dia sekarang sedang di rias oleh Ziva "kenapa kau begitu rela suamimu menikah lagi dengan perempuan lain, bahkan kau sendiri yang merias wajahku apakah kau tidak sakit hati" tanya Bella pada Ziva, Bella melihat Ziva sepertinya habis menangis tapi entah kenapa mulutnya itu gatal ingin menanyakan hal itu.
"Aku juga sakit hati melihat suamiku menikah lagi tapi mau bagaimana lagi mungkin ini sudah jalannya aku harus menerima semua ini, agar semua masalah ini beres dan ya aku baik-baik saja bersama Adi, rumah tangga kami akan baik baik saja "
"Memangnya tidak ada cara lain untuk bisa kalian mempunyai seorang anak yang setidaknya jangan menikahkan suamimu dengan perempuan lain, bagaimana kalau nanti tiba-tiba aku berubah pikiran dan akan mencintai suamimu, apa yang akan kau lakukan "
"Kau bilang kemarin bukannya kau jijik dengan suamiku kenapa sekarang tiba-tiba kau berkata seperti itu, apakah kau akan menikungku dari belakang " tanya Ziva dengan kesal.
"Tidak sih aku tidak akan menikungmu tapi bagaimana dengan suamimu. Jika tiba-tiba saja dia terpesona pada aku kau tahu aku dan suami mu pernah ketemu dan kami juga pernah duduk sama sama, saat pulang apakah kau melihat ada plester di tangannya"
Ziva tiba-tiba teringat tentang suaminya yang pulang waktu itu dengan tangan yang di plester tapi dirinya tidak bisa menanyakan hal itu pada suaminya, karena suaminya waktu itu sedang mengalami kegagalan. Namun pada saat itu dirinya tak melihat raut kesal dari wajah suaminya, malah seperti bahagia aneh kan, apakah karena bertemu dengan Bella ?
"Mungkin itu hanya kebetulan saja" ucap Ziva untung menyangkal semuanya, tentang pikirannya yang kemana mana
"Tidak kebetulan aku memang bertemu dengan suamimu dan kami satu pesawat aku masih ingat pertemuan itu, waktu itu aku masih tidak percaya kalau laki-laki itu adalah suamimu tapi setelah beberapa kali mengamati wajah suamimu ternyata aku ingat dia laki-laki itu yang aku genggam tangannya dan kau tahu tatapan matanya padaku seperti menginginkanku, "
Ziva langsung membalikkan kursi itu dan menghadap ke arahnya, tadi mereka hanya saling lihat dari arah cermin Ziva mencengkram dagu Bella dengan keras "jangan kau macam-macam denganku ya"
Bella langsung melepaskan tangan itu, kekuatan Ziva tidak sekuat Adipramana jadi Bella bisa menghempaskan tangan itu dengan cepat "aku tidak macam-macam padamu, aku hanya memberitahumu saja jangan sampai nanti suamimu yang jatuh cinta padaku dan tiba-tiba dia yang mengejarku lebih baik kau batalkan saja pernikahan ini, daripada nanti suamimu jatuh cinta padaku sekarang kau bantu aku kabur saja dari sini "
Bella mencoba untuk membujuk Ziva agar bisa membuatnya kabur dari di sini tapi Ziva terus saja menatap wajahnya dengan muka yang sudah memerah. Bella sengaja mengatakan segala hal itu agar Ziva terpengaruh dan melepaskannya "aku tidak bisa melepaskanmu "ucap Ziva sambil menundukkan kepalanya.
"Kenapa kau sepertinya sangat takut kehilangan suamimu jadi bantu aku kabur dari sini, maka kau dan suamimu akan bahagia tanpa ada aku, kalian akan bersatu Tampa ada aku ditengah kalian "
"Semua itu tidak akan pernah bisa terjadi Bella kau jangan berharap bisa kabur dari sini, di luar sana penjaga begitu ketat, jadi jangan berharap untuk kabur untuk yang ke 3 kalinya "
"Ayolah kau di sini seorang nyonya dan bisa mengelabui mereka, ayo bantu aku "
"Aku seorang nyonya tapi setelah mengeluarkanmu yang ada aku akan mati oleh Adi , jadi lebih baik kau diam jangan membuatku lebih panas lagi dan marah "
"Bukannya suamimu sangat mencintaimu lalu kenapa kau takut dibunuh olehnya. Aku tidak mau diam aku ingin terus berbicara sudah lama aku tidak mengobrol santai seperti ini, dulu di sekolah aku selalu mengobrol santai dengan teman-temanku, bahkan kau tahu teman-temanku hampir semua laki-laki dan aku juga selalu membully satu orang perempuan, tapi sekarang aku tidak mau membullynya lagi sih, apakah kau mau aku billy untuk menggantikan sosok perempuan itu"
"Kau ini masih kecil tapi omonganmu sudah selangit dan melunjak sekali, kau ini di sini hanyalah perempuan yang akan dijadikan pelayan, kau di sini hanya untuk memberikan kami berdua anak"
"Kenapa tidak Sera saja yang kau jadikan istri kedua suamimu, kenapa harus aku aneh saja kau bilang kan pelayan. Sera itu pelayan sedangkan aku bukan aku masih sekolah, aku adalah nona dirumah ku, dan aku bebas melakukan apapun itu "
"Diam Bella sebelum tangan ini melayang pada pipimu maka kau diam"
"Ayolah tampar aku, aku belum pernah ditampar olehmu aku pernah ditampar oleh mami papi dan Serena tapi aku belum merasakan di tampar oleh perempuan lain coba kau tampar aku"
Ziva mencoba menahan emosinya anak ini benar-benar membuatnya sangat emosi dengan setiap apa yang dia katakan, lalu bagaimana dirinya nanti akan rukun bersama Bella kalau perempuan ini selalu saja mengganggunya dan membuatnya marah.
Harus diperlakukan seperti apa anak ini, sebenarnya apakah harus dibaiki atau didiamkan atau di turuti apa kemauannya atau harus bagaimana.
Sebelum Ziva menjawab pintu diketuk dan di sana muncul Sera "maaf nyonya acara akan segera dimulai"
"Baiklah kami akan turun ke sana"
"Kau pikirkan sekali lagi lebih baik kau bantu aku kabur daripada suamimu menjadi milikku"
"Sudah kau jangan terus saja bicara sekarang kita pergi dari sini, kita harus ke bawah dan kau harus menikah dengan Adi kau juga sudah mentanda tangani surat itu kan, maka kau sudah terkontrak untuk bisa memberikan kami anak ayo cepat"
Ziva dengan sedikit kasar menarik tangan Bella dan membawanya turun ke bawah, tiba-tiba saja semua pandangan melihat ke arah Bella, bahkan Adi pun yang sedang menunduk melihat ke arah Bella dia terpesona dengan perempuan itu, dia cantik dan sangat anggun memakai kebaya putih dan juga hiasan di kepalanya begitu cantik dan menawan.
Bahkan pandangannya tidak bisa dilepaskan dari Bella, sampai dia duduk di sampingnya tapi Bella dia malah acuh dan begitulah layaknya anak kecil. Tapi pilihannya sudah pas dengan memilih perempuan muda dan cantik ini, pasti anaknya akan sempurna.
"Bagaimana apakah sudah siap kedua mempelai " ucap penghulu
Adi langsung tersadar dan menganggukan kepalanya, ijab kabul segera dilakukan dan di belakang Ziva hanya bisa menahan hatinya, supaya tidak sakit dan mulutnya untuk tidak berteriak dan kata-kata sah akhirnya terucap dari semua orang yang menghadiri acara ini memang tidak banyak hanya pelayan orang-orang Adi itu saja tak ada yang lain lagi
Adi dengan cepat memasangkan cincin pada Bella dan mengecup keningnya sedangkan Bella mau tidak mau mengecup tangan Adi menyalaminya, acara pun dilanjutkan dengan acara makan-makan bersama keluarga. Keluarga tanda kutip ya.