NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

"Mau ngomong apa?" tanya Karrel kemudian mengalihkan pembicaraan. Kepalanya mendongak ke langit yang tampak mendung itu dengan kedua tangannya dimasukan ke saku celananya.

Gadis itu tidak langsung menjawab. Ia menatap punggung Karrel yang membelakanginya. Sebenarnya ia ragu-ragu karena takut pria itu tersinggung.

"Mm....ka.. kamu nggak cerita ke orang lain k.. kalau kak Ravel itu kakak aku kan?" tanyanya hati-hati.

Karrel balik kembali menatapnya. Tatapannya tajam. Ara meringis pelan, tuh kan.

"Kamu ngajak aku ngomong cuma mau nanya itu?" ada nada tidak senang dari ucapan pria itu, dan... marah?

Ara tersenyum kikuk merasa serba salah.

"A..aku h..hanya ingi memastikan." ucapnya pelan.

"Dan aku bukan orang yang suka bergosip." balas Karrel dingin. Entah kenapa Ara jadi kesal sendiri karena sikap Karrel. Dia kan hanya bertanya, memangnya salah.

"Ya sudah, kan aku cuma nanya." balasnya lagi malas.

"Pokoknya aku nggak mau sampe ada yang tahu kak Ravel itu kakak kandung aku." tambahnya, biar saja pria didepannya ini tersinggung.

Dahi Karrel berkerut samar

"Kenapa?" tanyanya.

Ara menghela nafas lelah

"Kamu tahu sendiri kan kak Ravel itu bintang terkenal. Hidup aku nggak bakalan bebas kalau mereka sampai tahu aku ini adiknya." jawab Ara memberi alasan.

Masuk akal. Pikir Karrel. Jawaban yang umum. Ia menatap lurus sekali lagi ke gadis itu kemudian berbalik pergi tanpa bicara apa-apa.

Ara menghembuskan nafas panjang. Dasar menyebalkan. Kenapa sih pria dengan kepribadian aneh seperti Karrel bisa terlahir di dunia ini.

"Mau sampai kapan kamu disitu? Nggak pengen turun?"

ternyata pria itu belum benar-benar pergi. Ara berbalik dan menatap jengkel ke pria yang hampir mencapai tangga itu dengan posisi menghadapnya.

"Aku dengar disini angker, sering ada suara-suara aneh." ucap Karrel menakut-nakuti. Siapa suruh bertanya pertanyaan yang tidak penting seperti tadi padanya. Ara yang mendengar terlihat tenang-tenang saja. Ia malah menertawakan kebohongan Karrel.

"Aku nggak takut setan atau apapun itu" balasnya percaya diri. Ia sebenarnya takut tapi ia tidak ingin Karrel berhasil mengerjainya. Ia tahu pasti pria itu mau iseng lagi. Dasar usil.

Karrel terkekeh pelan. Perkataan dan ekspresi gadis itu jauh berbeda dengan ucapannya. Hal itu membuatnya tambah tertarik untuk mengusili gadis mungil itu.

"Ya sudah. Kamu disini aja, aku mau turun, bay." pancingnya berbalik hendak pergi dari situ. Anehnya, belum sampai menuruni tangga, lengannya sudah di genggam erat-erat oleh Ara dengan cengiran lebar dari wajah gadis itu. Tuhkan, memang penakut. Pikirnya.

Pria itu tertawa kecil. Entah sejak kapan ia mulai merasa senang tiap kali gadis itu melekat padanya seperti ini. Ia ingin sekali mengusap kepala gadis itu karena gemas tapi di tahannya. Ia berusaha keras menjaga sikap.

"Penakut." cibirnya sambil menatap Ara tapi tetap membiarkan gadis itu menggenggam lengannya. Ara malah cengengesan dan terus mengikuti Karrel yang mulai menuruni tangga. Kalau ada yang lihat, mereka pasti di kira pasangan kekasih. Habisnya memang keliatan begitu.

Ara masih terus menggenggam erat lengan Karrel sampai di lantai bawah. Ia menempel terus pada pria itu saking takutnya. Bahkan waktu Karrel menghentikan langkahnya dan menatapnya lama memberi kode kalau mereka sudah sampai dibawah, Ara tetap tidak ada tanda-tanda mau melepaskan tangannya dari lengan pria itu. Gadis itu malah balik menatap pria itu merasa bingung.

"Sampai kapan kamu mau nempel terus begini?" ujar Karrel membuka suara. Ara yang sadar cepat-cepat melepaskan genggamannya dari lengan Karrel. Ia tersenyum lebar ke pria itu.

"Kamu mau balik ke kelas?" tanyanya sekedar basa-basi.

"Jenapa? Mau ikut?" balas pria itu menatap datar gadis didepannya itu. Ara menggeleng cepat. Nih orang ada-ada aja, jelas-jelas mereka beda kelas, untuk apa dia ikut.

"Ngapain ikut ke kelas kamu, kayak nggak ada kerjaan lain aja." semburnya.

"Ya udah." balas pria itu datar kemudian melenggang pergi. Ara menatap punggung tegap itu sambil menggeleng-geleng kepala, main pergi gitu aja, nggak sopan banget. Tak lama kemudian ia ikut berjalan ke arah yang berbeda.

                                 ***

Di rumah Ravel tidur-tiduran diatas kasur empuknya dengan mata yang menerawang keblangit-langit kamar. Pikirannya melayang ke ingatan beberapa tahun lalu. Ketika umurnya empat belas tahun. Saat itu Ara yang masih dua belas tahun, masih bocah. Dulu mereka sangat dekat bahkan sulit dipisahin, adiknya itu selalu menempel padanya seperti permen karet.

Ia ingat Ara pernah demam tinggi karena dia harus ikutan lomba olimpiade tiga hari, gadis itu sangat bergantung padanya dari dulu. Dulu keluarga mereka sangat bahagia, tapi semenjak peristiwa yang merenggut nyawa mamanya, hubungan mereka jadi renggang. Papanya terus menyalahkan Ara akibat kematian mamanya.

Sikap Ravel sendiri berubah menjadi dingin pada Ara dan ikut menyalahkan adiknya itu. Kalau saja empat tahun lalu Ara tidak main keluar rumah, mama mereka tidak akan panik dan mencarinya hingga di tabrak mobil. Ravel mengepal tangannya kuat-kuat. Rahangnya mengeras, ia belum terima bagaimana mamanya mati.

Lamunan Ravel tiba-tiba terhenti ketika merasa seseorang masuk ke kamarnya, ia menoleh ke pintu. Tak ada pembantu yang berani masuk tanpa ijin di kamarnya, Tristan manajer sekaligus sahabatnya itu sedang mengantar mamanya ke RS, Satu-satunya orang yang paling bisa dan sering keluar masuk kamarnya tanpa izin selain Tristan adalah adiknya Ara. Pria itu menggeram kesal. Ia heran harus bersikap bagaimana lagi pada adiknya itu supaya berhenti mengganggu ketenangannya di rumah.

Wajah Ara juga selalu mengingatkannya pada mama mereka dan itu membuatnya bertambah kesal. Apa sikap dingin dan kasarnya selama ini belum cukup membuat Ara berhenti mengganggunya?

"Kakak." panggil Ara pelan dan dengan nada yang terdengar ceria, Ravel tidak mau menanggapinya malah membuang muka. Ara memasang ekspresi dongkol spontan ia melempari kakaknya dengan kotak pensil yang di ambilnya dari atas meja belajar Ravel.

Ravel melemparkan tatapan tajam, terlihat jelas kilatan amarah di wajahnya tapi Ara malah santai, sudah biasa ia ditatap begitu.

"Anterin aku ke rumah temanku yah?" pintanya dengan nada memelas. Ravel menatapnya datar.

"Pergi sendiri" tolaknya. Ekspresi Ara berubah cemberut.

"Ayolah kak, sekali ini saja Mm?" kali ini gadis itu mendekati Ravel dan menggoyang-goyangkan tangan pria itu, memaksanya mati-matian, ia tersentak ketika tangannya dihempas kasar oleh pria itu. Jantungnya hampir copot saking kagetnya.

"Aku bilang pergi sendiri, ngerti nggak?" tukas Ravel sarkas hingga Ara mengambil langkah mundur.

"Kakak kenapa sih selalu kasar sama aku? Apa kakak masih marah karena mama?" tanyanya kemudian. Ravel menatapnya dingin. Enteng sekali gadis itu mengucapkan kata mama tanpa rasa bersalah dan sedih sedikit pun.

"Keluar dari sini." usirnya dengan suara datar.

"Kakak dan papa sama aja!" teriak Ara dengan airmata tertahan, ia berusaha menahan airmatanya agar tidak terjatuh didepan Ravel dan cepat-cepat berlari keluar meninggalkan pria itu. Ravel menatap kepergian gadis itu dengan pikiran yang tidak tertebak.

1
Dinara Syafira Ahmad
Kecewa
Dinara Syafira Ahmad
Buruk
Humay Uum
lanjuuuuttt
Hera
👍🏻
Erni Fitriana
mlipir
Elfam KumalaSari
kerenn , benar2 tdk terlintas dipkiranku ceritanya akan seperti ini thor
mantapp sekali
karyaku: hi kk mampir yuk "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa y
total 1 replies
Anne139
laaanjuuutt thor...
Ratna Rachman
sangat luar biasa.is the best
rin Wulandari
kak izin ya, aku mau dibuat drama sakura🙏
Nurtisya Natra
Luar biasa
Anonymous
aaA
Alvaro
Kecewa
Bebby_Q'noy
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣
Bebby_Q'noy
😂😂😂😂😂😂
Bebby_Q'noy
sudah kuduga
Bebby_Q'noy
🥺😭😭😭
Bebby_Q'noy
🥺😭😭
Bebby_Q'noy
😭😭
Bebby_Q'noy
😭
Bebby_Q'noy
😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!