Pertemuan tak terduga antara CEO perusahaan entertaiment bernama Ran dengan Asisten barunya Luna.
Luna seorang mahasiswi jenjang S2, bekerja sebagai kurir penghantar paket.
Namun, disuatu keadaan membuatnya beralih profesi menjadi asisten Tuan Ran. Tuan yang dikenal sebagai pria yang kaku dan tempramental.
Apakah kehidupan Luna berubah drastis atau menjadi titik berat hidupnya??, dimana tiba tiba ia harus menerima perjanjian pernikahan??...
Ikutin terus kisah cinta Ran dan Luna yaaa❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Aul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Nia yang saat itu menuju ruang produksi melewati ruangan ran, dan ia melihat seorang wanita sedang duduk manis didepan ruangan ran , nia menghampirinya dan ketika mendekat nia melongo karena wanita itu adalah sabrina.
"Nona sabrina! Kenapa anda disini dan kenapa anda bisa lolos untuk masuk ?". Nia tak percaya karena perempuan itu masih mempunyai muka untuk ke gedung itu.
"Hei,kau sudah lama tidak bertemu,bagaimana kabarmu ?". Nia tidak menggubris perkataan sabrina , ia khawatir jika tuannya tau pasti akan muncul keributan lagi disini.
"Maaf nona, sekali lagi kenapa anda bisa masuk kesini?". Nia dengan tegas menanyakan hal itu pada sabrina, mendengar perkataan nia dengan suara sedikit meninggi sabrina langsung berdiri dan menyilangkan tangannya.
"Terserah aku mau apa disini dan kenapa aku bisa disini karena aku masih punya hak di gedung ini, aku ingin keadilannku, aku sudah 4 tahun bekerja disini tapi malah dipecat tanpa imbalan, padahal aku ikut serta untuk membesarkan nama nama artis yang ada disini ,dan kau! tidak punya hak untuk bertanya seperti itu padaku!Aku tandai wajahmu ya nia, kau akan bernasib sama sepertiku nantinya!".
Sabrina dengan amarah berapi api memperingatkan nia sambil menunjuk wajah nia dengan jari telunjuknya.
Namun nia kini sudah tidak takut lagi dengan segala ancaman yang diutarakan wanita didepannya itu, karena bagaimanapun juga sabrina sudah bukan atasannya lagi yang harus dihormati seperti dulu melainkan orang yang dipecat secara tidak hormat karena kesalahan fatal yang dibuatnya sendiri.
"Anda pikir saya takut nona, tidak! tidak sama sekali, karena apa? karena anda bukan atasan saya lagi, melainkan orang asing yang tidak tau malu menginjakkan kaki di gedung ini setelah ditendang secara tidak hormat!" .
Ucapan nia sontak membuat sabrina bak ditusuk ujung tombak, mau marah, tapi memang itu kenyataannya, saat itu sabrina hanya bisa geram dengan nia , dan mengepalkan tangannya seperti ingin menampar wanita yang telah menghinanya itu.
"Kau!! berani sekali berbicara seperti itu padaku, lihat saja aku akan kembali lagi menjadi tangan kanan pemimpin agency ini, karena kesalahan yang membuat aku dipecat itu bukan sepenuhnya kesalahanku! aku akan menjelaskan kepada tuan ran bahwa aku tidak salah dan setelah aku dimaafkan dan bekerja lagi, kau! orang pertama yang aku pecat di gedung ini!".
Dengan suara lantang sabrina kembali mengancam nia, sabrina dengan percaya dirinya mengatakan bahwa ia akan dimaafkan dan diterima kembali bekerja setelah ia menjelaskan permasalahan yang membuat dirinya dikeluarkan dari agency besar itu.
Nia merasa sabrina terlalu mengada ngada dengan alasannya. "Hhh anda cukup percaya diri sekali nona, sayangnya anda tidak akan pernah bisa diterima lagi di gedung ini, kesempatan itu sudah tidak ada lagi buat anda." Ucapan nia membuat sabrina bertanya tanya apa maksud dari perkataannya.
"Apa maksudmu?"..
"Tangan kanan tuan ran sekarang adalah nona luna, tentunya dia lebih segalanya dari anda, nona luna adalah wanita yang cantik,dan sangat ramah ,beda jauh dengan anda!". Sontak sabrina langsung menjatuhkan diri di sofa mendengar posisinya sudah direbut wanita bernama luna itu. Apalagi mendengar nia memuji habis habisan wanita yang telah merebut posisinya sebagai asisten pribadi ran.
"Apa!!"..
Sial! Siapa wanita itu, sampai nia memujinya begitu, apa benar dia penggantiku, sejak kapan? dan..tapi, kenapa ran tega padaku, padahal dia masih trauma dengan kejadian itu, tapi kenapa dia malah mencari asisten baru? apalagi dia tidak suka bekerja dengan orang baru! aku harus cari tau siapa wanita bernama luna itu.
"Dimana wanita bernama luna itu, berani sekali dia merebut posisiku, tuan ran tidak suka bekerja dengan orang baru!".
"Hahaha nona nona, nona bilang tuan tidak suka ? malahan tuan sangat nyaman tuh sama nona luna, dia suka dengan kinerja nona luna yang gak kalah cekatan dari anda, dan pastinya nona luna labih sopan dari anda". Lagi lagi ucapan nia seperti tamparan bagi sabrina.
Kurang ajar! awas kau nia! dan luna...seperti apa dia? tidak mungkin ran bisa nyaman bekerja dengan orang baru apalagi perempuan, selain aku, ran mana sudi diurus wanita lain aku tau betul karakternya.
..
Tak lama setelah kebisingan antara nia dan sabrina, muncul ran yang baru keluar dari lift dan dibelakangnya diikuti luna, wajah ran yang sebelumnya happy berubah seketika karena melihat wajah mantan asistennya itu di depan ruangannya.
"Mau apa kau kesini ?". Ran dengan suara datar dan memperlihatkan wajah tidak suka pada sabrina.
Jadi dia luna itu, hmm cantik juga, sepertinya dia lebih muda dariku,tapi kenapa dia agak kampungan begitu,dan apa yang dibanggakan dengan tubuh mungil itu.
huhh nia nia ternyata kau tak terlalu pandai menilai orang lain.
"Tuan, saya sudah menunggu anda , sebaiknya kita berbicara di dalam saja, disini hawanya negatif tuan". Sabrina melirik sekilas kearah luna dan langsung memalingkan wajahnya dan berlenggak lenggok berjalan ingin masuk keruangan ran dengan percaya diri, namun ketika tangannya sudah memegang handle pintu langkahnya terhenti karena teriakan ran.
"Tunggu!".
3 wanita yang ada disitu juga ikutan kaget karena suara ran yang menggelegar.
Duh tuan, anda sarapan toa ya? kenceng banget suaranya , jantungku serasa mau jatuh ke dengkul. Luna.
"Siapa yang menyuruhmu masuk keruanganku? lancang sekali kau!". Dengan suara lantang ran berjalan perlahan mendekati sabrina.
Sabrina yang mendengar amarah ran tidak berkutik dan berbalik menghadap ran dengan wajah yang pias. Ran menatap sabrina dengan tatapan yang seperti ingin mengeksekusinya.
"Kau masih punya muka rupanya untuk ke gedungku, urat malumu sudah putus ha?". Perkatan ran terdengar sambaran petir di siang bolong bagi sabrina, wajah sabrina semakin pucat melihat ran yang semakin memerah padam.
Dibelakang ran , luna mendekat pada nia dan berbisik. "Nia dia siapa sih? tuan sampai murka begitu?"... "Itu nona sabrina luna". Luna menutup mulutnya tak percaya ternyata wanita yang sebelumnya menduduki posisinya ada didepannya dan lebih terkejutnya lagi ia tak menyangka bahwa ran begitu naik pitam ketika melihatnya.
Ternyata dia cantik sekali, dia juga lebih tinggi dariku.
Tentu kalau dalam postur tubuh , luna lebih pendek dari sabrina, namun soal wajah mereka berdua sama sama cantik , namun bagi nia , luna adalah gadis yang imut dan menggemaskan.
Sebenarnya kesalahan apa yang telah kau buat nona sabrina, melihat tuan ran diam saja aku waspada seperti ingin diterkam, ini malah sampai seperti singa yang menemukan mangsa begitu. Anda punya nyawa berapa sih nona.
"Tuan , dengarkan saya dulu, saya tidak sepenuhnya salah tuan, itu bukan kesalahan saya , saya dijebak tuan ,mohon maafkan saya, izinkan saya kembali bekerja dengan anda tuan". Tak terasa air mata jatuh dari bawah kelopak mata wanita cantik itu, sabrina menunduk sambil memohon di depan ran agar ia bisa bekerja kembali dengannya,namun perkataannya itu semakin membuat emosi ran memuncak.
"Masih ada seseorang yang tak tau malu sepertimu brina, dan kau dengan percaya dirinya kalau aku akan memaafkanmu dan memperkerjakanmu kembali? jangan mimpi kamu!"
Ran mengepalkan tangannya geram.
"Sebaiknya kau keluar dari gedungku sekarang ,daripada aku semakin bertindak kasar padamu, kau tau kan aku tidak pernah kasar pada wanita, namun kali ini kalau kau terus memancing emosiku aku bahkan tidak segan untuk menamparmu.
Woww tajam sekali ucapanmu tuan, selama ini aku tidak pernah melihat tuan ran berkata seperti itu pada perempuan.
Nia.
Kau tega ran! lihat saja meski aku tidak bisa kembali ke posisiku , aku akan mendapatkan hatimu , karena cuma aku satu satunya wanita yang pernah dekat denganmu walau kau sering mengacuhkanku.
Dan dia aku akan menghancurkan hidupnya!
Sabrina langsung beranjak setelah mendengar perkataan ran yang telah menyakiti hatinya, ia meninggalkan ran dan melirik luna seperti tatapan mengintimidasi ,setelah itu sabrina meninggalkan mereka dengan langkah cepat.
Setelah bayangan sabrina hilang dari pandangan ran, ia langsung duduk di kursi depan ruangannya dan menyenderkan kepalanya ke tembok sambil memejamkan mata.
"Luna".
Ran menghela nafasnya dan memanggil luna, namun kali ini suaranya terdengar sangat lembut berbanding berbalik dengan beberapa menit yang lalu ketika ia berbicara pada sabrina.
"Iya tuan"..
Luna langsung mendekati ran yang duduk dikursi depan ruangannya...
"Tolong buatkan kopi untukku, dan letakkan di mejaku aku akan keluar sebentar".
Ran berdiri dan menepuk lembut bahu luna. Luna yang mendapat sentuhan itu merasa sangat lembut dan berbeda, selama 2 bulan ia bekerja ran tidak pernah bersikap seperti itu padanya.
Kenapa jantungku? ih kenapa lemah sekali si , disentuh gitu aja udah baper ni hati...ingat luna dia barusan menjadi singa.
Namun perasaan yang dirasakan luna entah kenapa begitu tenang setelah melihat ran yang meracau habis habisan pada sabrina ,kini sikapnya berbalik menjadi lembut pada dirinya , membuat bibir luna menampakkan senyum tipisnya sambil memandang punggung pria itu dari kejauhan.
Lanjutin kali yaa. Hehehehe