Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Bening masih setia menunduk, saat terdengar lagi suara Damar yang membuatnya mengangkat wajahnya
" Masuklah ke kamar yang kau inginkan , ber istirahat lah, nanti aku akan menyusul mu!"
Setelah mengatakan itu, Damar berlalu meninggalkan Bening yang sedikit merasa sedih, gadis itu berjalan menuju kamar calon suaminya yang masih me Rajai hatinya, masih bertahta Agung di dalam hati Bening
Terlihat pengasuh Damian tersenyum tulus membuka pintu kamar Damian untuk Bening, hingga Bening mengucapkan terimakasih dan meminta ditingakan sendiri dikamar Damian
Bersama dengan tertutupnya pintu bersamaan pula air asin meleleh mengalir deras membasahi sebagian wajah Bening
Bening menangis dalam diam, menatap kamar seseorang yang telah pergi meninggalkan nya untuk selamanya, banyak sekali foto kebersamaan nya bersama Damian dikamar ini
Ada banyak kenangan manis antara mereka berdua, Damian yang memiliki sifat penyayang selalu perhatian dengan Bening, Bening mendekati nakas yang terdapat sebuah potret kebersamaan mereka, terlihat Bening yang masih memakai seragam abu-abu yang sedang duduk bersama Damian di sebuah taman dengan kedua tangan mereka saling bertaut dan bibir mereka belepotan es cream
Bening mengusap lembut bingkai foto itu, air matanya kembali mengalir.
" Rasanya baru kemarin kita bersama A!!.. Bening bergumam, dipeluk nya erat bingkai foto itu sembari Bening merebahkan tubuhnya yang sedikit lelah, hingga tak terasa gadis itu justru tertidur dengan mendekap bingkai foto di pelukannya
____________
Di dalam kamar Widuri
Damar sedang menggagahi istrinya yang meracau karena mencurigainya meniduri Bening sebelum acara empat puluh hari putra mereka
Damar terseyum sinis menatap wajah menyerah Widuri.
Damar: kamu yang membawanya masuk tengah-tengah kita, lantas kenapa kamu belum apa-apa sudah seperti ini.
Widuri terisak lirih " Maaf kan Aku mas!!" Aku hanya takut kita melewati masa tua tanpa seorang penerus, inibaku lakukan demi kita.
" Tapi kenyataannya kamu tidak mampu berbagi suamimu Widuri, belum apa-apa kamu sudah seperti ini!!"
" Aku tidak melarang kalian melakukanya mas'..Asalkan sudah lewat 40 hari kepergian Damian"
" Ini masih bisa di hentikan WIT!!" sebelum kita menghancurkan masa depan Gadis itu, aku bisa melepasnya sebelum aku merusak nya.
" Tidak, tolak Widuri tegas.. "Hanya Bening harapan ku satu satunya untuk mendapatkan penerus untuk kita mas!!" Dia gadis yang baik, Putra kita memilih Bening bukan tanpa alasan, tapi memang Bening layak untuk dipilih.
" Kita tidak se menyedihkan itu WIT!! tanpa penerus kita akan tetap bisa menjalani kehidupan, dan aku merasa memang Tuhan tidak menghendaki aku agar memiliki keturunan, mungkin ini hukuman untuk masa laluku yang telah menyakiti Indira
Widuri termenung, ingin sekali dirinya jujur bahwa dirinyalah yang tidak bisa mengandung, tapi dirinya begitu takut kalau-kalau Damar akan meninggalkan nya, menikah kan mereka adalah cara untuk Widuri menebus rasa bersalahnya terhadap Damar, Widuri berjanji dalam hati, setelah selesai acara 40 hari Putra nya, dia akan terbang ke Paris untuk berlibur sekaligus memberi waktu luang untuk Damar dan Bening bersama
" Belajarlah untuk mencintai nya mas' sekarang ini kamu harus berbuat adil kepada Kami, sebelum Bening melahirkan, aku akan tetap menganggap dirinya sebagai putriku sendiri, aku tidak menganggap nya Maduku, kita akan membawa Bening saat ada pertemuan ataupun undangan, memperkenalkan Bening sebagai putri kita.
Damar tidak menjawab, Damar sakit kepala menghadapi sifat wanita, wanita itu mau di fahami tapi tidak mau memahami, mau di mengerti tapi tidak mau mengerti, bawaannya ingin menang sendiri, damar melangkahkan kakinya menuju kamar mandi hendak memberikan diri setelah kegiatan mereka yang membuat berpeluh
