Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerak Cepat
Hatiku semakin gundah, sudah jelas ada yang tidak beres di atas diri Mas Roni, dia bukan hanya membohongi aku, tapi bermain-main di belakangku.
Dia kira pernikahan adalah suatu permainan.
Tidak, aku tidak akan membiarkan Mas Roni mempermainkan aku, mumpung Mas Roni masih di dalam kamar mandi, aku buru-buru masuk ke dalam kamar dan membuka laci lemarinya, kemudian aku mengeluarkan bingkai foto wanita cantik yang ada di dalam laci lemari Mas Roni, dengan cepat aku langsung foto Bingkai itu dengan ponselku.
Setelah itu, aku segera mengembalikan bingkai foto itu ke tempatnya semula, aku langsung mengirimkan foto wanita yang sudah ada di ponselku itu pada Sisi sahabatku, biar Sisi yang akan menyelidiki siapa sebenarnya wanita itu, karena aku tahu Sisi pintar di bidang IT, dia pintar mencari tahu orang berdasarkan nomor ponsel ataupun wajah.
[ Aku menemukan foto ini di laci lemari suamiku, tolong kamu selidiki siapa wanita ini! ]
Aku menulis pesan singkat pada Sisi, Dia segera membaca pesan singkatku, semoga saja dia bisa menyelidiki wanita yang ada di dalam bingkai foto itu.
[ Baik Fan, kamu tenang saja, buat seolah-olah kamu tidak tau apa-apa, biar aku yang mengerjakan semuanya! ]
Aku menarik nafas lega saat Sisi membalas pesanku, dan aku pun langsung menghapus pesan singkat itu untuk menghilangkan jejak, meskipun Mas Roni tidak pernah menyelidiki ponselku tapi aku harus berjaga-jaga, aku harus lebih licik daripada dia.
"Sayang Kamu sudah siap? Kok tiba-tiba kamu ada di kamar?" tanya Mas Roni yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"Tidak apa-apa Mas, di depan aku pegal jadi aku mau rebahan sebentar sambil nunggu mas!" Jawabku beralasan, Padahal aku baru saja mengambil foto wanita yang ada di bingkai foto dalam lemari Mas Roni.
Mas Roni nampak manggut-manggut, kemudian dengan cepat dia langsung mengenakan pakaiannya, Tak lama kemudian dia sudah nampak rapi dan entah mengapa aku pun enggan beranjak dari tempat ku berbaring, Aku Masih kepikiran, Siapakah Mami yang dimaksud oleh Mas Roni, Apakah di luar aku dia punya kehidupan lain? Mungkinkah dia punya istri lain, atau keluarga lain?
Ah, semua itu membuat aku semakin pusing, lihat saja nanti semuanya pasti akan terbongkar, aku harus sedikit lagi menahan kesabaranku.
"Kamu kenapa sih sayang, sakit? Kok seperti tidak bersemangat begitu?" tanya Mas Roni yang melihat aku masih berbaring di tempat tidur.
“Tidak Mas, aku cuma lemes aja, namanya juga orang lagi datang bulan!“ sahutku.
“Ya sudah kalau begitu jalan-jalannya Jangan terlalu lama deh, nanti habis makan di luar kita langsung pulang!“ ucap Mas Roni yang kemudian melangkah mendekatiku dan mengelus kepalaku dengan lembut.
Rasanya ingin kutepiskan tangan Mas Roni, kalau bukan aku sedang bersandiwara, Aku benar-benar muak dengan semua kebohongannya, apakah dia tidak merasa bersalah sedikitpun padaku, sudah membohongi aku dan bermain-main di belakangku.
Akhirnya kami pun pergi ke mall dengan naik motor, tidak apa-apa sambil aku berpikir dan menunggu Sisi bertindak, rasanya sudah tidak sabar mengetahui ada rahasia apa di atas diri suamiku ini.
Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di sebuah mall yang tidak terlalu besar di dekat rumah Mas Roni, setelah memarkirkan motornya, kami pun langsung masuk ke dalam mall tersebut.
“Kamu mau sekalian belanja Dek? Barangkali saja ada kebutuhanmu, atau kamu ingin membeli sesuatu sebelum kita makan?" tanya Mas Roni sambil menggandeng tanganku berjalan menyusuri mall yang sore ini terlihat ramai.
“Tidak usah deh Mas, kita langsung makan saja!" jawabku.
Sebenarnya aku memang tidak ingin berlama-lama bersama dengan mas Roni, Apalagi setelah aku tahu dia tidak sebaik dan setulus yang aku kira, sudah jelas banyak orang mengatakan kalau dia memiliki wanita lain selain aku.
Tak lama kami pun sudah tiba di sebuah restoran yang ada di dalam mall ini, tanpa membuang waktu kami segera duduk dan memilih memilih menu makanan.
Sebenarnya aku tidak terlalu berselera makan, banyak hal yang berkecamuk dalam pikiranku, tapi aku juga harus menjaga kewarasan dan kesehatan diriku sendiri, jangan sampai aku jatuh sakit, apalagi sebelum aku mengetahui kebenaran tentang Mas Roni.
Seorang pelayan mengantarkan Makanan yang kami pesan, Kami pun mulai makan tanpa banyak bicara, beberapa kali Mas Roni mengajakku bercanda dan mengobrol, aku hanya menanggapinya sebisaku, aku takut terlalu lama mengobrol dengan Mas Roni aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri, salah-salah aku malah bisa keceplosan dan itu akan membahayakan semuanya.
Pada saat kami sedang makan tiba-tiba seseorang menepuk bahu Mas Roni, Mas Roni terperanjat dan langsung menoleh ke belakang.
“Hai, kau Bobby! Ada di sini juga? Kau hampir membuatku jantungan!" Sungut Mas Roni yang langsung menepuk lengan laki-laki itu kemungkinan ini adalah teman Mas Roni.
“Kau yang sombong Ron! Ngomong-ngomong itu siapa? Biasa kau sama si Eva!“ tanya Bobby, ceplas-ceplos.
"Tutup mulutmu Bob! Kau ini mengacau saja, dia Fani istriku!“ sahut Mas Roni yang wajahnya Terlihat agak berubah.
Bobby terlihat tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Mas Roni, entah apa yang dia tertawakan aku juga tidak mengerti.
"Istri? Kau bisa juga punya istri! Kupikir kau ....“ Mas Roni langsung meninju perut Bobby sehingga Bobby meringis dan menghentikan ucapannya.
"Sudah sana! Kau mengganggu acaraku saja!“ sungut Mas Roni.
"Oke oke Sorry, tadi aku cuma lewat dan Aku kaget melihatmu ada di sini Bro, lagian sudah berapa bulan ya kita tidak ketemu, Oh ya Mbak, hati-hati nih sama si Roni, buaya saja kalah sama dia!“ sahut Bobby sambil mengedipkan matanya ke arah Mas Roni kemudian dia langsung pergi meninggalkan kami.
Eva? Siapa Eva? Itu sangat mirip dengan inisial yang ada di ponselnya Mas Roni, dan orang yang Mas Roni panggil Mami itu berinisial Ev, apakah mungkin wanita yang ada di bingkai foto itu bernama Eva, bisa jadi, wanita yang ada di dalam bingkai foto di dalam lagi lemari Mas Roni itu bernama Eva.
“Jangan dengarkan dia Dek, omongannya selalu melantur! Maklum saja dia itu sudah 5 kali jadi Duda, ya kerjaannya Kawin Cerai terus, jadi dia sirik kalau melihat kebahagiaan orang lain!“ kata Mas Roni yang terlihat berusaha tenang.
“Iya Mas!“ sahutku.
Aku tidak mau bertanya macam-macam yang akan menimbulkan kecurigaan Mas Roni, kemudian Aku langsung mengambil ponselku dari dalam tas.
[ Si, nama wanita yang aku foto itu Eva, tolong cari tau siapa dia, mudah mudahan semua cepat terkuak! ]
Aku mengirimkan pesan singkat pada Sisi sahabatku, dan aku pun langsung menghapus pesan singkat itu di ponselku.
“Ngomong-ngomong Bobby itu siapa? teman Mas atau pelanggan Mas?" tanyaku yang mencoba untuk tetap rileks.
"Oh, dulu dia itu temanku saat kami masih sama-sama merintis usaha furniture, tapi dia buka di kota lain, dulu sih dia sering datang ke tempatku, cuma beberapa bulan terakhir ini dia kelihatan sibuk!" Jelas Mas Roni.
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku sambil tetap menikmati hidangan yang ada di hadapanku, berusaha untuk berpikir jernih, Mas Roni, sebentar lagi aku akan mengetahui semuanya.
Bersambung…