Dikhianati kekasih demi uang dan diinjak-injak hingga sekarat oleh Tuan Muda sombong, Ye Chen bangkit dari titik terendahnya setelah mengaktifkan "Sistem Kekayaan Mutlak & Kultivasi Ganda". Dengan saldo tak terbatas dan kekuatan yang meningkat setiap kali menaklukkan wanita... mulai dari dosen yang dingin, polisi galak, hingga ibu tiri musuhnya... Ye Chen bersumpah untuk membalas setiap penghinaan dengan dominasi total, menjadikan kota metropolitan Jianghai sebagai taman bermain pribadinya di mana uang adalah hukum dan wanita adalah sumber kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Shadow Guard
Parkiran Luar Pasar Hantu. Malam Hari.
Angin malam berhembus kencang, menggoyangkan dedaunan pohon beringin tua di sekitar parkiran. Namun, suara gesekan daun itu tidak bisa menutupi niat membunuh yang pekat di udara.
Lima Shadow Guard berbaju hitam berdiri melingkar, mengepung Ye Chen. Pedang katana mereka berkilau dingin di bawah sinar bulan. Mereka adalah pembunuh elit Keluarga Lin, yang masing-masingnya memiliki kekuatan setara juara bela diri nasional.
Di belakang Ye Chen, Gu Xian'er berdiri mematung dengan mata tertutup rapat dan tangan menutupi telinganya, tubuh mungilnya gemetar ketakutan.
"Habisi dia! Kemudian bersihkan mayatnya!" perintah pemimpin Shadow Guard.
Wuuush!
Tanpa suara, kelima pembunuh itu melesat serentak. Mereka menyerang dari lima arah yang berbeda mengincar Leher, Jantung, Ginjal, Paha, dan Punggung. Gerakan mereka sangat seirama dan mematikan. Tidak ada celah untuk bisa melarikan diri.
Ye Chen? Dia hanya tersenyum. Senyum iblis.
"Lambat sekali gerakan kalian."
Saat ujung pedang mereka tinggal satu sentimeter dari kulitnya...
BZZZT!
Aura ungu gelap meledak dari tubuh Ye Chen. Itu bukan aura biasa, itu adalah Qi (Energi) yang bercampur dengan hawa kematian yang dia pelajari dari Feng Jiu.
Teknik: Cakar Naga Hantu - Langkah Pertama!
Tangan kanan Ye Chen bergerak sangat cepat sampai terlihat kabur, meninggalkan bayangan ungu di udara.
TING! TING! TING! TING! TING!
Suara logam beradu terdengar nyaring.
Dalam sepersekian detik, Ye Chen menangkis kelima pedang itu hanya dengan kuku jarinya! Kuku Ye Chen diselimuti energi ungu yang kerasnya melebihi berlian.
"A-apa?!" Mata pemimpin Shadow Guard membelalak di balik topengnya. Pedang baja Damascus-nya retak setelah menghantam jari pemuda ini!
"Giliranku," bisik Ye Chen.
Sebelum mereka sempat menarik pedang, Ye Chen sudah bergerak maju.
Tangan kirinya mencengkeram wajah pembunuh pertama.
SPLAT!
Ye Chen meremas wajah itu seperti meremas tomat busuk. Kepala pembunuh itu hancur seketika di dalam topengnya. Tubuhnya ambruk tanpa suara.
Empat pembunuh lainnya panik. Formasi mereka sekarang sudah hancur berantakan.
"Mundur sebentar! Dia cukup kuat!"
"Telat, Mas Bro," Ye Chen sudah berada di belakang pembunuh kedua.
Tangan kanannya membentuk cakar, lalu menusuk punggung pembunuh itu.
JLEB!
Tangan Ye Chen menembus dadanya sampai keluar dari depan sambil menggenggam jantungnya yang masih berdetak.
Dug-dug. Dug-dug.
Ye Chen menarik tangannya kembali. Pembunuh kedua jatuh tersungkur dengan lubang menganga di dadanya.
"Dua."
Tiga pembunuh sisanya gemetar hebat. Mereka adalah pembunuh profesional yang sudah mencabut ratusan nyawa, tapi malam ini, mereka merasa seperti kelinci yang sedang dipermainkan oleh seekor singa.
"Serang bersamaan! Gunakan 'Jarum Racun'!"
Mereka melempar puluhan jarum hitam beracun ke arah Ye Chen.
Ye Chen mendengus. Dia menghentakkan kakinya ke aspal.
BOOM!
Gelombang kejut menyebar dari kakinya, menerbangkan semua jarum itu kembali ke arah pelemparnya.
Jleb! Jleb! Jleb!
"ARGHHH!"
Dua pembunuh tumbang, tubuh mereka kejang-kejang dan mulut mereka berbusa karena racun mereka sendiri.
Tinggal si Pemimpin.
Dia sudah kehilangan semangat bertarung. Dia berbalik dan lari sekuat tenaga menuju mobil van hitam di kejauhan.
"Mau coba untuk lari, ya?" Ye Chen mengangkat tangan kanannya ke arah si pelari.
Aura ungu di tangannya memadat, membentuk cakar raksasa transparan yang melayang di udara.
Teknik: Cengkeraman Roh Jarak Jauh!
"Kembali sini!"
Ye Chen menarik tangannya ke belakang.
Di kejauhan, cakar hantu itu mencengkeram kaki si pemimpin dan menyeretnya kembali dengan kecepatan tinggi.
"TIDAAAK! AMPUUUN!"
Tubuh pemimpin itu terseret di aspal kasar sejauh 20 meter, kulitnya terkelupas, sebelum akhirnya berhenti tepat di bawah kaki Ye Chen.
Ye Chen menginjak dada pemimpin itu.
Krak!
Tulang rusuknya patah.
"Uhuk!" Darah segar menyembur dari mulut si pemimpin.
Ye Chen menunduk, matanya bersinar emas menatap mata ketakutan si pembunuh.
"Siapa yang menyuruhmu? Lin Feng?" tanya Ye Chen datar.
"I-iya... Tuan Muda Lin... Dia bilang untuk membawa kepala Anda dan membawa nona itu..." jawabnya terbata-bata.
Ye Chen mengangguk. "Anak yang jujur. Sebagai hadiahnya, aku akan mengirimmu ke neraka dengan cepat."
"Tunggu! Jangan bunuh aku! Aku punya info ten..."
KREK!
Ye Chen menginjak lehernya sampai patah.
Lima mayat elit pembunuh tergeletak di sekitar Ye Chen dalam waktu kurang dari satu menit.
"Sistem, Feng Jiu. Waktunya kalian berdua untuk bekerja," perintah Ye Chen.
Cincin di jari Ye Chen bersinar merah. Feng Jiu melayang keluar dengan wajah gembira.
"Ahhh... Jiwa seorang kultivator bela diri! Makanan yang sangat lezat!"
Feng Jiu membuka mulutnya, menghisap asap putih (jiwa) yang keluar dari mayat-mayat itu. Wajah hantu cantiknya terlihat sangat puas, seperti orang habis makan steak mahal.
Sistem juga bekerja. Mayat-mayat itu perlahan terurai menjadi debu cahaya, lalu menghilang tanpa bekas.
"Terima kasih makanannya, Tuan," Feng Jiu menjilat bibirnya, lalu masuk kembali ke cincin.
Ye Chen merapikan jaketnya, memastikan tidak ada noda darah. Dia mengatur napas, mengubah ekspresi wajahnya dari 'Iblis Pembunuh' menjadi 'Kakak Ganteng yang Ramah'.
Dia berjalan menghampiri Gu Xian'er yang masih setimenutup mata dan telinga di dekat mobil.
"Xian'er, sudah aman. Buka matamu."
Gu Xian'er membuka matanya perlahan. Dia melihat sekeliling dengan takut-takut.
Sepi.
"Lho? Kemana orang-orang jahat tadi, Kak?" tanya Xian'er bingung.
"Oh, mereka? Tadi aku kasih uang 100 Yuan, terus aku suruh mereka beli bakso. Mereka langsung setuju lalu pada pulang," jawab Ye Chen asal sambil membukakan pintu mobil.
"Hah? Semudah itu?" Xian'er mengerjap polos.
"Iya. Kekuatan uang itu hebat, kan? Ayo masuk, Kakekmu pasti sudah menunggu obatnya."
Gu Xian'er tersenyum lega. "Kak Ye hebat! Kak Ye memang orang paling baik sedunia!"
Ye Chen tersenyum tipis. 'Baik? Kalau kau lihat apa yang baru saja kulakukan pada kepala mereka, mungkin kau akan pingsan.'
Klinik Pengobatan Tradisional Gu.
(Di pinggiran kota yang kumuh).
Mobil Lamborghini Ye Chen berhenti di depan sebuah ruko tua yang catnya sudah mengelupas. Papan nama kayu bertuliskan "Klinik Gu" tergantung miring di atas pintu.
"Maaf ya Kak, tempatnya jelek..." kata Xian'er malu-malu saat turun dari mobil.
"Tidak masalah. Tempat hebat biasanya memang tersembunyi," hibur Ye Chen.
Mereka masuk ke dalam. Bau jamu yang menyengat langsung tercium. Di dalam, ruangan dipenuhi rak-rak kayu tua berisi ribuan laci kecil.
Ye Chen terlalu dominan dalam kekayaan ekonomi, kekuatan super, dan bahkan kekuasaan politik. Jika Ye Chen masih dominan di bab-bab selanjutnya, ini akan mematikan konflik bagus dan kemunculan antagonis yang bagus pula.
Apalagi saat ini plot masih menekankan dominasi Ye Chen dalam hal seksualitas dan kekayaan.