NovelToon NovelToon
Still Loner

Still Loner

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:99
Nilai: 5
Nama Author: Amigo Santos

(WARNING! banyak **** ***** dan tindakan yang buruk. Harap bijak dalam memilih bacaan dan abaikan buku ini jika membuat pembaca tidak nyaman.) Akira Kei, seorang bocah SMA yang yatim-piatu yang awalnya hidup dengan tenang dan normal. Dia hidup sendirian di apartemen setelah ibunya meninggal saat dirinya baru masuk SMA. Dan impiannya? Dia hanya ingin hidup damai dan tenang, meksipun itu artinya hidup sendirian. Tapi sepertinya takdir berkata lain, sehingga kehidupan Akira Kei berubah 180°. Apa Akira Kei bisa mewujudkan impiannya itu? Atau tidak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amigo Santos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

“Baiklah semuanya…! Kalian sudah berlatih selama 5 bulan lamanya, dan hasilnya… bisa dibilang memuaskan.” Ujar Edric yang sekarang sedang berdiri di depan seluruh anggotanya.

Ini masih pagi, bahkan matahari belum muncul. Tapi mereka sudah berkumpul di tengah lapangan dengan menggunakan seragam dari Akademi masing- masing.

“Dan sekarang tibalah waktu bagi kalian untuk menunjukkan hasil kerja keras kalian selama ini.” Imbuh Edric sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah, “ini adalah misi perdana kalian, sekaligus kemunculan perdana kalian di depan semua orang. Jadi, sebisa mungkin jangan mengacaukannya.” Lanjutnya.

“Baik, Pak…!” sahut semua anggota dengan serentak.

“Ooomaaagaaa…! Akhirnya kita mendapatkan misi perdana kita setelah sekian lama berlatih dengna keras!” seru Dion dengan penuh semangat, dia bahkan melompat lompat karena saking gembiranya.

“Ya… inilah saatnya kita untuk bersinar.” Timpal seorang murid dari Akademi KronoGenesis, bernama Alvis.

Dengan itu, mereka membubarkan diri dan berjalan menuju kendaraan yang sudah di siapkan oleh kelima pihak Akademi. Kendaraannya mirip seperti bus, tapi dengan tempat yang nyaman tentunya. Dan setiap kendaraan itu hanya mengangkut sekitar sebelas sampai dua belas anggota, jadi pihak kelima Akademi menyiapkan setidaknya dua belas kendaraan itu. Jumlahnya banyak karena untuk jaga jaga, siapa tau kendaraannya rusak saat sedang perjalanan menuju tempat misi.

“Kei…! Kesini sebentar.” Ucap Edric kepada Kei yang sedang berjalan menuju kendaraan bersama yang lainnya.

Kei pun segera berbalik dan berlari menuju Edric yang memanggilnya.

“Ada apa, Pak?”

Edric tidak menjawab pertanyaan Kei, sebaliknya, Edric meraih sesuatu di balik jubahnya dan memberikannya kepada Kei, “ini… benda ini akan berguna nantinya.”

Kei yang diberikan benda itu langsung terkejut dan menatap Edric dengan penuh tanda tanya, “Pak… ini kan…”

“Pokoknya gunakan saja, atau anggap itu adalah hadiah dariku karena kau selalu melakukan apa yang aku perintahkan saat latihan.” Ujar Edric yang sepertinya tidak ingin mendengar tolakan dari Kei, “sekarang pergilah, aku akan menyusul nanti.” Imbuhnya sebelum berbalik dan berjalan menjauh.

Kei hanya menggedikkan bahunya sebelum menyimpan benda yang diberikan Edric ke balik jubahnya dan kembali berjalan menuju kendaraan yang sudah menunggunya.

Didalam kendaraan itu, Kei duduk sendirian di kursi paling belakang sambil melihat ke arah jendela. Dirinya melihat perkotaan yang sudah lumayan tidak asing baginya itu, karena dirinya sempat berkeliling dengan yang lain hanya untuk sekedar membeli cemilan.

Beberapa saat kemudian, kedua kendaraan yang mirip bus itu berhenti di pinggir jalan yang sudah disterilkan dari penduduk yang tinggal di sana.

Satu persatu anggota The Shatter turun dari kendaraan itu dan memperhatikan sekitarnya yang sudah di kelilingi oleh barikade yang sudah di pasang oleh pihak yang berwajib.

“Anak anak…! Kemari!”

Teriakan dari Edric langsung mendapatkan atensi dari semua anggota, dan sesaat kemudian para anggota sudah berkumpul di depan Edric membentuk lingkaran dengan Edric ada di tengah tengah mereka.

Perhatian mereka awalnya teralihkan oleh portal yang cukup besar didepan mereka dan di depan portal itu terdapat pihak keamanan yang diutus untuk mencegah siapapun masuk ke dalam portal.

“Baiklah, fokus semuanya.” Ucap Edric yang langsung membuat atensi para anggotanya beralih kepadanya, “didepan kalian sudah ada portal yang cukup besar. Tapi tenang saja, levelnya masih terbilang rendah dan cocok untuk kaian yang baru pertama kali masuk ke dalam portalnya.” Imbuhnya sambil menoleh ke arah portal itu.

“Tapi… bagaimana caranya tau kalau levelnya itu rendah?” tanya seorang murid perempuan dari Akademi LuminoCore, bernama Amy.

Mendengar itu, Edric kemudian menoleh ke arah Amy dan yang lainnya juga fokus mendengarkan penjelasan yang akan keluar dari mulut Edric.

“Mudah saja, kalian tinggal lihat warna portalnya. Kalau berwarna hijau dan biru muda berarti level rendah, warna biru tua berarti level menengah, dan untuk warna merah dan ungu berarti level atas. Tapi portal berwarna ungu sangat jarang muncul jika dibandingkan dengan portal warna merah.”

Semuanya mengangguk begitu mengerti dengan penjelasan singkat dari Edric mengenai cara menentukan level portal dari warnanya saja.

“Baiklah, jadi kapan kita akan masuk ke dalam portalnya?” celetuk Rian yang langsung mendapatkan tinjuan pelan dari Natasha.

“… kita akan masuk sekarang.” Ujar Edric dengan tatapan datarnya.

Mereka kemudian masuk dengan Edric masuk terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh anggotanya yang lain dengan sikap waspada.

Begitu mereka sudah masuk ke dalam, mereka merasakan kalau suasananya di dalam portal benar benar berbeda dengan dunia luar. Didalam sana, mereka merasakan energi yang biasanya berguna untuk mengisi inti mereka atau biasa di sebut Solus Seed, menumpuk cukup banyak. Kei bahkan merasakan kepalanya sedikit sakit karena banyaknya energi itu.

“Ughh… kepalaku sakit…” gerutu Kei sambil memegangi kepalanya.

Yuna yang melihat hal itu langsung mendekati Kei dan memegangi lengan kirinya dan menahannya karena Kei terlihat sempoyongan.

Yang lainnya juga beringsut mendekati Kei yang sudah dipegangi kakaknya itu, Edric juga ikut meringsut mendekati Kei.

“Gunakan barang yang ku berikan padamu tadi, Kei.” Ujar Edric, yang langusng di lakukan oleh Kei.

“Barang? Barang apa?” tanya Rian yang penasaran.

Kei kemudian mengambil barang yang diberikan Edric kepadanya saat dilapangan tadi dari balik jubahnya dan mengambilnya dari sana. Kemudian Kei menunjukkan barang yang diberikan Edric kepada yang lain.

“Pistol?” ujar Dion dengan ekspresi terkejut sekaligus penasaran, sama seperti yang lain, bahkan Yuna.

“tekan tombol yang ada di samping kiri pistolnya, Kei.” Titah Edirc yang langsung dilakukan oleh Kei.

Saat Kei menekan tombolnya, sebuah tempat yang biasanya menjadi tempat peluru terjatuh ke tanah karena Kei tidak menadahkan tangannya di bawah.

Edric mengambil magasin yang terjatuh dan melihat kalau tanda yang ada menunjukkan kalau magasin tersebut sudah mencapai batasnya.

Kemudian Edric kembali memasukkan magazine tersebut ke dalam pistol yang dipegang oleh Kei dan menyingkir dari hadapan Kei, bahkan Edric menyuruh yang lainnya untuk ikut menyingkir dari hadapan Kei.

“Arahkan pistolmu ke depan dan tarik pelatuknya, Kei.” Ucap Edric kepada Kei.

Kei langsung mengarahkan pistolnya ke depan dan menarik pelatuknya dengan sedikit ragu. Saat pelatuknya ditarik, suara ledakan yang cukup memekakkan telinga itu terdengar dari pistol Kei sebelum sebuah ledakan kembali terdengar, hanya saja kali ini disertai teriakan dari monster yang mengerang kesakitan dan ada yang berteriak teriak untuk memanggil kawanannya.

Semua orang dibuat melongo dengan apa yang sudah mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri, bahkan Kei sendiri juga terkejut.

“waww… itu ledakan yang besar…” celetuk Rian sambil mengedipkan matanya berulang kali.

“Dan sepertinya ledakan tadi dianggap undangan oleh monster yang ada…” timpal Amy.

Benar saja. Dari kejauhan mereka mendengar derap kaki dari puluhan ah, tidak, mungkin ratusan monster berlari ke arah mereka.

“Aduhaii, banyaknyo~ semua gara gara Kei nih.” Celetuk Dion sambil menyikut pelan Kei.

“Kok aku cok?”

“Iya dong, kan yang buat ledakan tadi kan kau.”

“Diam. Sekarang fokus dengan apa yang sudah ku ajarkan selama ini.” Tukas Edric untuk menghentikan debat tidak berguna dari Kei dan Dion.

“Sebastian, Alaric, Davin, Marta dan Ellen, kalian ikut aku menyerang ke depan untuk menerjang monsternya. Kemudian pengguna sihir tanah, buat tembok yang tinggi supaya monster tidak bisa memanjat dan buat celah kecil di tengah tembok yang kalian buat. Pengguna sihir air dan api, tembaki mereka dengan bola air dan bola api berkecepatan tinggi. Dan untuk pengguna sihir angin, serang para monster dengan bilah angin kalian. Amy dan Arieyana! Kalian posisikan diri kalian di belakang dan bersiap untuk mengobati yang terluka dan menjadi support, dan Kei! Lindungi support kita!” titah Edric sambil mengeluarkan pedangnya dari sarungnya.

“Baik…!” seru semua anggotanya.

Tak butuh waktu lama untuk para anggota itu memposisikan diri mereka sendiri sesuai job yang diberikan kepada mereka, dan akhirnya pertarungan pertama mereka di dalam portal pun terjadi.

1
ciara_UwU
Ngga bosen-bosen!
~abril(。・ω・。)ノ♡
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
Thảo nguyên đỏ
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!