Gairah di Balik Ranjang CEO

Keira melangkah kan kaki nya masuk ke dalam gedung perusahaan itu, setiap langkah nya yang menggema sepanjang jalan menjadi tatapan semua orang bahkan gadis itu seketika merasa canggung.

Apakah diri nya sangat berubah? Padahal tidak sama sekali, setelah mengambil absen Keira masuk ke dalam ruangan divisi marketing yang bahkan 2 minggu ini menjadi tempat dia belajar, gadis itu tersenyum bahagia.

“Kei, wah sangat cantik hari ini. Apa kau membuang gaya nenek nenek mu itu?”tanya Nichole dengan bangga menepuk bahu gadis yang menjadi teman dekat nya di kantor.

“Apakah separah itu?”tanya Keira duduk sambil meletakkan barang barang nya dan mengingat penampilan lama nya.

“Tidak juga sih, apa kau sedang menyukai seseorang sampai kau merubah penampilan hayo.”goda Nichole menunjuk gadis itu.

“Sudahlah kenapa kau menggoda dia, mana tau dia hanya membuang baju jelek itu,”sambung Welly senior mereka yang ada di meja sebrang.

“Ih kakak, belain Kei lagi padahal aku kepo cowo baru nya,”tawa Nichole kepada Welly.

“Tidak, aku tidak punya pacar ya,”geleng Keira dengan cepat.

Welly senior mereka yang galak memang selalu memberikan pekerjaan yang banyak tapi lebih dari itu Welly juga tidak melebih lebihkan pekerjaan mereka. Dia memberikan sesuai dengan kemampuan serta untuk belajar.

Setelah sedikit bercanda, semua orang mulai sibuk bekerja dan fokus. Suasana di ruangan kantor terasa sangat sejuk karena ac di ruangan mereka bahkan ada 3 di sana, Keira sudah sangat paham dengan pekerjaan nya.

“Kei apa kau ikut acara makan malam kantor nanti?”tanya Nichole melirik jam tangan nya.

“Apakah itu wajib?”tanya Keira dengan bingung.

“Datanglah Kei, kau akan mengenal banyak atasan di sana, serta manajer divisi lain nya, dan coordninator perusahaan,”jelas Welly kepada gadis itu.

“Baiklah kak,”angguk Keira mengatakan itu.

Jam istirahat makan siang sudah mulai mereka mulai makan siang, di sisi lain di gedung perusahaan yang sama di posisi paling atas lantai itu bahkan Kei dan Dean memiliki jarak ruangan yang lumayan jauh.

Pria itu terdiam fokus dengan pekerjaan nya, hingga sebuah nada pesan masuk ke dalam ponsel nya. Dean melirik ponsel nya sekilas, lalu melanjutkan pekerjaan nya, tapi dia sadar siapa memberikan pesan itu.

*Jangan lupa makan makanan mu sayang, ingat kau sudah janji pada ku untuk tidak melewatkan jam makan siang*

Ungkap pesan yang di kirim ke ponsel Dean, pria itu mengambil ponsel nya dan melihat pengirim pesan yaitu di sana bertuliskan “Cebol ku” dengan icon emot love pink yang lucu. Lalu pesan itu di akhir memberikan stiker beruang yang sedang marah.

“Haha bahkan stiker nya sangat mirip dengan dia, sama sama cebol dan tembem,”tawa pria itu dengan puas.

“Tuan anda baik-baik saja?”tanya Mathew yang kaget melihat Dean tertawa sendiri.

Pria itu yang masuk dengan wajah cemas karena ruangan mereka bersebelahan hanya menatap nya datar dan kesal, Mathew mengkhawatirkan tuan nya itu karena Dean tidak akan tertawa jika hanya ada yang membuat nya emosi.

“Apa aku terlihat sakit di mata mu?”tanya Dean dengan ketus.

“Tidak,”jawab Mathew singkat.

“Maka diam lah dan ambil kotak makan yang di berikan istri ku tadi, aku ingin makan siang,”jawab Dean berjalan duduk ke arah sofa.

“Tumben anda ingin makan siang, biasa nya anda melewatkan nya dan menjadikan makan malam sekaligus,”ujar Mathew bingung.

“Terus lah menjawab Mathew aku akan membungkam mulut mu dengan dokumen ini!”teriak Dean kesal.

“Eh ma ma maafkan saya tuan,”kaget Mathew yang baru sadar suara hati nya keluar.

Padahal niat berbicara dalam hati malah keceplosan, Mathew langsung mengambil paper bag lucu milik Keira yang paper bag itu di beli dengan duit Dean ya harus di garis bawahi kata Keira.

Mathew meletakkan nya di atas meja dan membuka nya satu persatu makanan khas nusantara yang menyengat hidung Mathew karena rempah rempah nya sangat tercium, sedangkan Dean tentu sudah terbiasa karena Anggun sering memasakan nya.

“Enak, ternyata selain lucu dia juga pintar memasak,”angguk Dean menyendok makanan itu satu persatu ke mulut nya.

Saat pria itu makan, dia baru sadar belum membalas pesan istrinya. Dengan cepat dia mengambil ponsel nya dan memberikan nya kepada Mathew, membuat Mathew bingung di berikan ponsel itu.

“Foto kan aku, dari sana, ambil yang bagus agar aku terlihat tampan,”ucap Dean kepada Mathew.

“Baik tuan,”jawab Mathew.

Suara cekrek kan ponsel berbunyi beberapa kali di sana, Dean berfoto sambil memegang kotak bekal dan sendok seperta anak TK. Setelah melakukan itu, dia mengambil ponsel itu kembali dan membuka pesan istri nya.

‘Bukan tuan Alferoz lagi nama nya tapi tuan bucin,’ batin Mathew menggeleng.

“Sudah aku kirim, Mathew apa kau tidak makan siang?”tanya Dean melihat asisten nya yang menatap nya makan.

“Boleh kah? Baik tuan,”ucap Mathew ikut bergabung dan ingin mengambil sendok yang lain.

“Kau pesan makanan sana, kenapa makan masakan istri ku, istri ku ya istri ku,”kesal Dean setengah berteriak.

“Saya kira anda menawarkan makanan pada saya tuan, kalau pesan makanan ya saya tinggal makan ke kantin bawah saja.”gumam Mathew pelan.

Dasar ya Dean padahal Mathew sudah sangat berharap jika dia di ajak makan tau tau nya tidak sama sekali dan malah di marahin, dengan senang seperti anak kecil Dean menikmati makanan nya itu.

Untuk pertama kali nya ada yang berani memerintah kan Dean selain tuan dan nyonya besar di mata nya, ya Dhea juga sih kadang kadang. Di sisi lain Kei yang sudah menyelesaikan makanan dan ingin menutup kotak bekal mendengar pesan masuk ke ponsel nya.

Ponsel jelek yang bahkan belum dia ganti. Karena dia masih sayang di dalam ponsel itu banyak kenangan masa kuliah nya, gadis itu melirik pesan dari suami nya sebuah foto sang suami yang makan.

“Astaga ternyata suami ku sangat tampan,”gumam Keira mengusap layar ponsel nya.

Dengan lucu di dalam foto itu, Dean duduk dengan setelan jas seperti biasa nya. Mata biru, alis tebal, kulit bersih, hidung mancung. Bahkan dia benar benar terlihat seperti artis dan model.

“Haha aku yakin pasti Mathew kesal ketika mengambil foto ini,”gumam Keira.

Dia membalas kembali pesan itu.

*Pintar sekali sayang, makan yang banyak ya*

Dean yang melihat pesan itu setelah selesai makan langsung menutup wajah nya dengan bantal sofa karena mendapat kan pesan itu.

“Dasar gila, sudah seperti orang pacaran saja,”gumam Mathew menggeleng memakan makanan nya yang baru sampai.

“Istri ku benar benar mengemaskan,”