Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Jangan Pergi
Dalam sekejap kedua pengawal Aleta segera datang dan membawa ibundanya Aleta keluar mall di mana mobil ambulans sudah menunggu Aleta menemani ibunya ke rumah sakit.
"Bunda, tolong jangan tinggalkan aku...!" tangis Aleta pecah. Petugas medis melakukan pertolongan pertama pada nyonya Rihanna.
"Tenangkan dirimu nona...! ingatlah anda sedang hamil," ucap sang perawat sambil mencatat kondisi nyonya Rihanna berdasarkan diagnosa dokter.
"Tekanan darahnya turun dan jantungnya makin melemah," ucap sang dokter.
Aleta menyesal karena telah mencegah kedua pengawal nya mengikuti mereka. Dirinya berpikir jika mereka belanja di hari kerja mungkin tidak akan bertemu dengan Rere. Namun ternyata tebakannya salah. Rere seperti hantu bergentayangan di mana saja di mana dirinya berada.
Tidak lama kemudian, nyonya Rihanna sudah berada di dalam kamar IGD. Aleta duduk di luar ditemani oleh satu orang pengawal nya. Sementara pengawalnya yang lain sedang menghubungi Reno yang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Tolong jangan ke mana-mana...! Awasi nona Aleta dan terus kabari aku sampai aku tiba di rumah sakit.
Reno segera menghubungi Revan. Suami dari Aleta itu saat ini sedang menemui beberapa kliennya di ruang pertemuan. Reno akhirnya meninggalkan pesan. Rupanya ponselnya Revan dimatikan oleh asisten pribadinya yaitu Gerry. Beberapa menit kemudian dokter keluar menemui Aleta.
"Maaf nona. Ibu anda harus mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU. Tolong urus admistrasinya...!" ucap sang dokter.
"Saya sudah mengurusnya dokter. Lakukan yang terbaik untuk nyonya saya..!" pinta Reno yang sudah berada di depan ruang IGD.
Aleta menghampiri Reno. Ia berusaha tenang walaupun air matanya mengalir tanpa ingin berhenti." Terimakasih Reno. Tolong jangan katakan tentang ibuku pada mas Revan. Aku tidak ingin dia terganggu. Bundaku pasti sembuh," pinta Aleta.
Reno tercengang namun ia tidak mempedulikan permintaan Aleta karena dia sudah mengabari tuannya itu."Baik nona. Sebaiknya anda pulang setelah melihat keadaan bundanya nona. Tolong jaga kandungan anda," ucap Reno.
"Tapi, aku tidak mau meninggalkan bundaku. Keadaannya masih kritis. Jika terjadi sesuatu padanya saat aku tidak ada, itu akan membuatku menyesal," ucap Aleta.
"Biar kami bertiga yang menjaga beliau. Tolong turuti permintaan saya nona. Kandungan anda yang terpenting saat ini," ucap Reno.
Aleta menarik nafasnya berat. Tidak lama brangkar nyonya Rihanna keluar menuju ruang ICU. Aleta buru-buru mendekati brangkar itu.
"Bunda. Maafkan aku...! tolong jangan tinggalkan aku...! aku masih butuh bunda," ucap Aleta. Aleta dilarang masuk ke ruang ICU. Reno mengajaknya pulang dan Aleta tidak mampu lagi membantah.
Sementara itu Rere terkekeh di kamarnya. Informasi tentang kehidupan Aleta sangat menarik untuknya." Ternyata pernah jadi putri seorang sultan ya. Pantas setiap kali dua berdandan dia tidak terlihat kampungan. Bicaranya juga terlihat sangat berkelas. Rupanya aku telah meremehkan nya selama ini," gumam Rere yang sekarang mengerti mengapa Revan terlanjur mencintai Aleta dan mengabaikan dirinya.
"Bagaimanapun juga Revan milikku. Aku yang lebih berhak mendampinginya. Bagaimana caraku menghancurkan gadis itu tanpa meninggalkan jejak kejahatan ku? apakah aku harus melakukan sesuatu pada ayahnya? bukankah menghancurkan mental seseorang itu dimulai dari orang terdekatnya dulu?" gumam Rere. Ia kemudian menyuruh orangnya untuk melakukan sesuatu pada ayahnya Aleta di penjara.
Revan telah menyelesaikan pertemuannya. Ia memanggil asisten nya dan meminta ponselnya.
"Apakah ada kabar dari Reno atau istriku?" tanya Revan saat mengambil ponselnya.
"Tidak ada tuan," ucap Gerry yang telah menghapus pesan dari Reno.
"Baiklah. Kalau begitu siapkan pesawatku karena aku mau pulang malam ini," ucap Revan membuat Gerry kaget.
"Tapi tuan, masih ada banyak pekerjaan yang perlu anda tangani," ucap Gerry ingin menghalangi kepulangan Revan.
"Untuk apa ada dirimu? bukankah kamu adalah asisten ku? bereskan sisanya dan kirim saja laporannya melalui emailku," ucap Revan datar membuat Gerry tidak bisa berkutik. Revan melangkah pergi meninggalkan dirinya.
"Ah sial....! apa yang harus aku katakan pada nyonya Rere?" geram Gerry sang pengkhianat itu. Uang telah menutup akal sehatnya padahal Revan telah menyelamatkan hidupnya dari para gangster yang hampir membunuhnya lima tahun lalu.
"Nyonya. Malam ini tuan Revan kembali ke Jakarta. Maaf aku tidak bisa mencegahnya," ucap Gerry.
"Tidak masalah. Tapi kamu bisa melakukan sesuatu pada pesawatnya bukan? jika kamu berhasil aku akan memberikan saham perusahaan suamiku sepuluh persen padamu. Bagaimana?" tawar Rere dan tentu saja Gerry menjadi lupa diri dengan tawaran yang menggiurkan itu.
"Baik nyonya. Aku akan usahakan untuk nyonya," ucap Gerry lalu menghubungi beberapa orang kenalannya yang ada di bandara. Rere menghembuskan nafasnya tenang karena khayalan nya menjadi janda kaya raya yang bisa mendapatkan suami baru begitu Revan tewas.
"Maafkan aku sayang. Hukum tabur tuai itu berlaku di kehidupan ini. Wanita manapun sulit sekali menerima saat dirinya di madu kecuali hati wanita itu sudah terdidik dengan ilmu agama yang tinggi," ucap Rere.
Aleta menghubungi pengawalnya untuk menanyakan kondisi ibunya yang berubah sama sekali. Iapun memutuskan untuk menemui ayahnya di penjara. Dia meminta Reno untuk mengantarkannya ke penjara.
Setibanya di penjara banyak sekali wartawan berada di sekitar tempat itu membuat Aleta harus mengenakan masker agar tidak mudah dikenali oleh wartawan. Reno tetap waspada saat melewati beberapa wartawan yang saat ini sedang heboh membicarakan seorang napi.
"Wah kasihan sekali tuan Andre. Aku sih yakin dia itu tidak melakukan korupsi tapi kenapa malah akan dikirim ke nusakambangan?" ucap salah satu wartawan membuat Reno dan Aleta menghentikan langkahnya. Keduanya saling menatap satu sama lain.
"Nona, tolong tetap tenang. Aku akan menghubungi pengacara Firman mungkin beliau tidak tahu dengan pemindahan ayahnya nona di pulau terkutuk itu," ucap Reno.
Aleta mempercepat langkahnya. Ia ingin menemui ayahnya segera dan memastikan agar kabar yang baru ia dengar salah. Baru saja Aleta memasuki ruangan untuk melapor kepala penjara tiba-tiba ayahnya muncul dengan mata tertutup.
"Ayah....ayah...ayah....!" Aleta berjalan ke arah ayahnya yang terlihat tangan diborgol.
"Aleta. Apa yang kamu lakukan di sini nak?" tanya tuan Andre.
"Ayah apa yang terjadi? ayah mau ke mana?" tanya Aleta pura-pura tidak tahu.
"Sayang. Tolong tenanglah...! ayah rasa ini sebuah konspirasi yang tidak ingin ayah bebas. Jaksa menolak untuk melakukan banding. Tapi ada Allah yang akan menolong kita," ucap tuan Andre.
Tidak lama kemudian pengacara Firman datang. Reno menanyakan tentang perkembangan tinjauan kasus tuan Andre. "Rasanya aneh. Beberapa hari yang lalu jaksa sudah setuju melakukan banding. Kenapa tiba-tiba berubah seperti ini? Padahal berkasnya sudah terkumpul dan banyak bukti baru yang sudah saya temukan kalau tuan Andre dijebak oleh kolega nya sendiri. Kita butuh tuan Revan yang bisa membatalkan pemindahan tuan Andre," ucap pengacara Firman.
Reno agak menjauh dari kerumunan orang-orang untuk menerima telepon dari luar negeri. Betapa kaget nya Reno mendengar kabar buruk itu.
"Apa....?!" Pekik Reno tertahan agar Aleta tidak curiga padanya.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina