NovelToon NovelToon
MIMPI MENGUASAI DUNIA

MIMPI MENGUASAI DUNIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Spiritual / Mafia / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Si Mujur
Popularitas:726
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTEMUAN GERHANA DENGAN PREMAN BESAR LAIN NYA MAT GONDRONG

Setelah acara bakti sosial Gerhana bersama Mat Codet selesai, Gerhana pun berpisah dengan Mat Codet. Mat Codet bersama beberapa anak buahnya pun kembali ke markasnya, sedangkan Gerhana sendiri ingin segera pulang ke rumahnya dikarenakan hari juga sudah malam.

Gerhana dan Mat Codet memang memulai acara bakti sosialnya dari pagi dan telah mengunjungi beberapa panti sosial yang cukup banyak menghabiskan waktu dan tak terasa sudah malam.

Di tengah-tengah perjalanan pulang menuju ke rumahnya, Gerhana dikejutkan oleh sekelompok orang yang berbadan kekar sedang mengepung sebuah mobil mewah. Orang-orang itu semua membawa senjata tajam jenis pedang dan samurai. Gerhana pun yang pada saat itu sedang mengendarai kendaraan roda dua dan sedang melintasi jalan tersebut langsung saja menepikan kendaraannya ke pinggir jalan dan memarkirkan kendaraan untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Mengapa banyak orang-orang yang bersenjata tajam mengepung mobil tersebut?

Dengan langkah yang mantap, Gerhana pun langsung mendekati mobil tersebut.

Melihat ada seseorang yang mencoba mendekat, langsung saja salah satu dari orang yang bersenjata tajam berbadan kekar yang mengepung mobil itu mendekat ke arah Gerhana.

"Maaf, Paman, ada apa ini?" Sapa Gerhana kepada orang yang sedang berada di hadapannya. "Anak muda, lebih baik kamu segera pergi tinggalkan tempat ini jika kamu tidak mau celaka dan jangan pernah ikut campur urusan orang lain," kata orang itu kepada Gerhana.

"Maafkan saya, Paman, saya tidak bermaksud untuk ikut campur dalam urusan Paman. Kebetulan saya hanya sekadar lewat di sini dan tanpa sengaja melihat Paman dan teman-temannya Paman sedang mengepung mobil tersebut dengan menggunakan senjata tajam." "Kalau memang ada masalah, alangkah lebih baiknya diselesaikan secara baik-baik tanpa harus menggunakan senjata tajam dan melukai orang lain," kata Gerhana dengan sopan kepada orang tersebut.

"Tadi sudah aku katakan kepadamu, anak muda, kau jangan ikut campur urusan orang. Lebih baik kau pergi dari sini kalau kau masih ingin selamat dan tidak mau celaka," kata orang itu kepada Gerhana.

"Maaf, Paman, saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi?" "Dan kalau saya lihat, seperti Paman dan teman-teman Paman ini bukanlah orang-orang yang baik." "Seperti Paman dan teman-temannya Paman punya niatan yang tidak baik kepada orang-orang yang ada di dalam mobil tersebut," ucap Gerhana kepada orang tersebut.

"Bedebah kau, anak muda!" "Kau sudah aku peringatkan!" Tapi kau masih saja keras kepala dan tidak mau pergi dari sini!" "Jadi, jangan salahkan aku jika kau akan aku habisi sekarang juga." Setelah orang itu selesai bicara, langsung saja dia menyerang Gerhana dengan mengayunkan samurainya langsung menebaskan ke arah tubuh Gerhana.

Dengan santainya, Gerhana pun menghindari serangan orang tersebut.

Tidak hanya sekali, beberapa kali orang tersebut berusaha untuk menghabisi Gerhana dengan samurainya, tapi semua serangannya tidak ada satu pun yang mengenai tubuh Gerhana.

Melihat temannya yang sedang berhadapan dengan Gerhana, teman-teman yang lain yang sedang mengepung mobil itu segera mendekati temannya dan segera membantunya untuk menghabisi Gerhana.

Sekarang total ada tujuh orang yang berbadan kekar sedang mengepung Gerhana dengan bersenjatakan senjata tajam samurai dan juga pedang.

Melihat orang-orang yang tadinya mengepung mobil itu tiba-tiba mengepung dirinya, Gerhana pun masih tetap tenang dan berkata kepada mereka semua. "Paman, jika memang Paman-paman semua ada masalah dengan orang yang ada di dalam mobil itu, alangkah lebih baiknya kalau diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak perlu menggunakan kekerasan apa lagi sampai menggunakan senjata tajam seperti ini." Salah satu dari mereka pun langsung bicara kepada Gerhana, "Jangan banyak bacot kau, anak muda!" "Sekarang terimalah kematianmu karena kau sudah ikut campur urusan kami." Setelah selesai bicara, orang itu pun langsung menyerang Gerhana dan disusul oleh teman-temannya yang lain untuk menyerang Gerhana.

Namun, semua serangan mereka tidak ada satu pun yang mengenai Gerhana. Dengan santainya, Gerhana menghindari semua serangan-serangan mereka, dan begitu ada kesempatan, Gerhana melakukan serangan balik untuk melumpuhkan mereka semua.

Hingga akhirnya ketujuh orang tersebut dapat dilumpuhkan olehnya Gerhana dengan sangat mudah. Ketika ketujuh orang tersebut telah dikumpulkan oleh Gerhana, barulah keluar orang yang ada di dalam mobil tersebut. Ternyata, orang yang keluar dari dalam mobil tersebut adalah seorang gadis yang mempunyai paras wajah yang sangat cantik, sama cantiknya dengan Lyra, adik angkatnya, tapi yang membedakannya dengan Lyra, gadis ini memiliki rambut yang panjang dan berwarna kuning emas seolah seperti orang asing yang datang berkunjung ke Indonesia.

"Terima kasih, Kak, Kakak sudah menyelamatkan saya," ucap gadis itu kepada Gerhana sambil mengulurkan tangan kanannya kepada Gerhana. "Sama-sama, Nona, kebetulan saya hanya sekadar lewat saja tadi." Tapi Gerhana tidak mau berjabat tangan dengan gadis tersebut. Gerhana hanya mengatupkan kedua tangannya ke arah gadis tersebut.

Melihat apa yang dilakukan Gerhana kepadanya, gadis itu pun menjadi bingung sendiri, "Kenapa orang ini mau berjabat tangan denganku? Apakah tanganku kotor sehingga dia tidak mau berjabat tangan denganku?" gumam gadis itu di dalam hati.

"Maaf, Nona, saya bukan tidak menghargai dan menghormati Nona dengan berjabat tangan dengan Anda, tapi saya rasa saya tidak pantas untuk berjabat tangan dengan Anda karena saya merasa tangan saya kotor, dan saya tidak mau mengotori tangan Anda juga pada saat kita berjabat tangan nanti," ucap Gerhana dengan sopan kepada gadis tersebut.

"Tidak apa-apa, Kak, saya tidak keberatan kok. Oh ya, Kak, perkenalkan nama saja Angel, Kak. Nama Kakak siapa?" Tanya gadis itu kepada Gerhana.

"Nama saya Gerhana, Nona," ucap Gerhana kepada gadis tersebut.

"Jangan panggil saya Nona, Kak, Kakak cukup panggil saja Angel," ucap gadis itu kepada Gerhana.

"Baiklah, Nona Angel," kata Gerhana kepada Angel.

"NO... NO... NO... panggil Angel saja, Kak, tidak perlu ada Nonanya," ucap Angel lagi kepada Gerhana.

"Baiklah, Angel," kata Gerhana.

"Apa kamu baik-baik saja, Angel?" Tanya Gerhana kepada Angel.

"Saya baik-baik saja, Kak." "Untung saja Kakak datang tepat waktu, kalau tidak saya tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepada saya," ucap Angel kepada Gerhana.

"Saya hanya kebetulan lewat saja, Angel, dan sesama manusia sudah menjadi kewajiban untuk saling tolong-menolong," kata Gerhana kepada Angel.

Mendengar perkataan dari Gerhana, membuat Angel tidak bisa berkata apa-apa lagi dan tiba-tiba saja wajah Angel berubah jadi merah seperti udang yang sedang direbus.

"Oh ya, Angel, berhubung hari sudah malam, lebih baik kita segera meninggalkan tempat ini dan jika Angel tidak keberatan, saya akan mengantarkan Angel sampai ke rumahnya Angel dengan mengikuti mobilnya Angel dari belakang," kata Gerhana kepada Angel.

"Baiklah, Kak, jika tidak merepotkan Kakak, saya bersedia," ucap Angel kepada Gerhana. "Tidak apa-apa, saya tidak merasa direpotkan kok," jawab Gerhana.

Segera saja mereka berdua meninggalkan tempat tersebut dengan kendaraan mereka masing-masing.

Setibanya di rumahnya Angel, ternyata rumahnya Angel sangat besar, lebih mirip seperti Istana. Pagar rumahnya saja lumayan tinggi, belum lagi di dalam di dekat pagar ada penjaganya tiga orang dengan postur tubuh yang kekar-kekar sama seperti Ade Rai-nya tubuh mereka bertiga.

Setelah pintu pagar dibuka oleh penjaga tadi, Angel pun langsung berkata kepada penjaga pagar tersebut bahwa di belakang ada temannya Angel yang mengikutinya, biarkan dia masuk juga. Penjaga pagar pun saya menganggukkan kepalanya kepada Angel tanda dia mengerti atas ucapan Angel.

Angel dan Gerhana pun segera masuk ke dalam rumahnya Angel. Ternyata, di dalam rumahnya sudah menunggu orang tuanya Angel dengan cemas.

Karena sebelum Angel pergi tadi, Mat Gondrong sudah memberikan pesan kepada anak buahnya untuk selalu mengawal Angel ke mana pun Angel pergi, namun kali ini entah mengapa Angel bisa mengelabuhi semua anak buahnya Mat Gondrong, ayah Angel.

Melihat ayahnya yang sudah berdiri di ruangan tamu, langsung saja Angel mendekati ayahnya dan memeluk ayahnya supaya ayahnya tidak marah padanya. Dan benar saja, Mat Gondrong tidak marah sama sekali kepada Angel setelah Angel datang dan memeluknya, karena Mat Gondrong lega anaknya bisa pulang dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa kepadanya. Namun, yang membuat Mat Gondrong heran, ada sosok pemuda yang dibawa Angel masuk ke dalam rumahnya. Melihat ayahnya menatap ke arah Gerhana, langsung saja Angel memperkenalkan Gerhana kepada ayahnya.

"Oh ya, Pa, kenalkan ini teman Angel, namanya Kak Gerhana." Gerhana pun langsung mendekati Mat Gondrong dan langsung mencium punggung tangan kanannya Mat Gondrong. Setelah mencium punggung tangan kanannya Mat Gondrong, Gerhana pun memperkenalkan dirinya kepada Mat Gondrong, "Nama saya Gerhana, Pak," kata Gerhana kepada Mat Gondrong dengan sedikit membungkukkan badannya ke arah Mat Gondrong.

Melihat cara Gerhana memperkenalkan diri kepadanya, membuat Mat Gondrong menjadi kagum, karena tidak banyak anak muda yang mempunyai sopan santun seperti dirinya.

"Oh ya, Pa, Kak Gerhana lah yang telah menyelamatkan Angel tadi di jalan dari tujuh orang yang tidak dikenal berbadan kekar. Mereka semua menggunakan senjata tajam pedang dan samurai, Pa. Kalau tidak ada Kak Gerhana, mungkin Angel tidak akan bisa pulang ke rumah malam ini, Pa."

Mendengar perkataan anaknya, sontak saja membuat Mat Gondrong terkejut, dan memang dari awal Mat Gondrong sangat cemas dengan putrinya yang bepergian tidak dikawal oleh anak buah Mat Gondrong.

Mat Gondrong sendiri adalah salah satu preman besar yang ada di wilayah Sumatera, jadi wajar jika ada orang yang pro dan kontra kepadanya, maka dari itu lah Mat Gondrong selalu memprioritaskan keselamatan keluarganya termasuk anaknya Angel.

Setelah berbincang-bincang dengan Mat Gondrong, Gerhana pun segera berpamitan kepada Mat Gondrong dan juga Angel, dikarenakan hari sudah agak larut malam dan takut ayah angkatnya Pak Adi Cokro dan juga Lyra cemas. Setelah Gerhana meninggalkan rumahnya Mat Gondrong, Mat Gondrong pun segera mengutus anak buahnya untuk mengikuti Gerhana dan mencari tahu informasi tentang Gerhana.

1
Ricky Adhitya
LAH WONG KAYU AGONG AUTHOR 🤣🤣🤣
Aira Sakti: wong kayu agung jugo apo lor ?
jangan lupo enjok jempol nyo samo bagi-bagi hadiahnyo yo lor...
🤣🙏👍
total 1 replies
Graziela Lima
Nggak nyangka
Zuzaki Noroga
Asik banget!
Aira Sakti: Terima Kasih
🙏👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!