NovelToon NovelToon
TERSERET JANJI ATHAR

TERSERET JANJI ATHAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Halwa adalah siswi beasiswa yang gigih belajar, namun sering dibully oleh Dinda. Ia diam-diam mengagumi Afrain, kakak kelas populer, pintar, dan sopan yang selalu melindunginya dari ejekan Dinda. Kedekatan mereka memuncak ketika Afrain secara terbuka membela Halwa dan mengajaknya pulang bersama setelah Halwa memenangkan lomba esai nasional.
Namun, di tengah benih-benih hubungan dengan Afrain, hidup Halwa berubah drastis. Saat menghadiri pesta Dinda, Halwa diculik dan dipaksa menikah mendadak dengan seorang pria asing bernama Athar di rumah sakit.
Athar, yang merupakan pria kaya, melakukan pernikahan ini hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ibunya yang sakit keras. Setelah akad, Athar langsung meninggalkannya untuk urusan bisnis, berjanji membiayai kehidupan Halwa dan memberitahunya bahwa ia kini resmi menjadi Nyonya Athar, membuat Halwa terombang-ambing antara perasaan dengan Afrain dan status pernikahannya yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Bel istirahat berbunyi dan semua murid keluar dari kelasnya.

Halwa mengambil kotak bekalnya yang diberikan oleh Afrain.

Ia juga membuka kotak bekal yang sudah disiapkan oleh pelayan.

"Baiklah, aku akan memakannya semua." ucap Halwa.

Di saat akan makan tiba-tiba Afrain datang dan masuk ke dalam kelas Halwa.

"Ternyata kamu juga bawa bekal, Hal?" tanya Afrain.

Halwa yang terkejut hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Aku mau yang ini saja, " ucap Afrain yang tiba-tiba mengambil bekal milik Halwa yang dari rumah Athar.

Afrain membuka kota bekal itu dan ia terkejut dengan isinya yang begitu mewah.

"Hal, boleh aku memakannya?" tanya Afrain sambil mencomot roti panggang yang ada aroma bawang putih dan mentega yang sangat mahal.

"Boleh, Kak. Kakak habisin juga nggak apa-apa." jawab Halwa yang menikmati bekal pemberian Afrain.

Mereka berdua menikmati makanannya dan sesekali Afrain menggoda Halwa.

"Hal, nanti malam ikut aku yuk. Besok kan hari Minggu." ajak Afrain.

Halwa hampir saja tersedak saat menikmati susu kedelainya.

Ia bingung harus menjawab apa, karena sekarang ia sudah menjadi istri orang.

"Hal, kok melamun? Nggak bisa, ya?" tanya Afrain dengan wajah sedikit sedih.

Halwa tidak tega melihat Afrain yang mengajaknya untuk keluar malam Minggu.

"A-aku bisa kak, nanti kita ketemu di Plaza, ya." jawab Halwa.

"Hal, nanti aku jemput kamu saja. Aku kan tahu rumah kamu." ucap Afrain.

Halwa yang tidak bisa mencari alasan, hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Mereka tidak menyadari jika diluar kelas, Dinda mendengar semuanya.

"Seharusnya aku yang keluar dengan Kak Afrain. Bukan kamu Halwa." ucap Dinda dalam hati.

Ia memanggil Rina dan Bobby yang baru saja dari kantin sekolah.

"Ada apa?" tanya Rina.

"Nanti malam ikut aku menyelediki Halwa. Kak Afrain mengajaknya malam Minggu." jawab Dinda.

Mereka berdua menganggukkan kepalanya sambil mengacungkan jempolnya.

Bel istirahat telah usai dan Afrain bangkit dari duduknya sambil menutup kotak bekal yang sudah habis.

"Nanti malam aku akan menjemputmu, Hal." ucap Afrain.

Halwa menganggukkan kepalanya sambil memasukkan kotak bekal kedalam laci.

Afrain keluar dari kelas Halwa dan melihat Dinda yang tersenyum ke arahnya.

Ia tidak menghiraukannya dan segera berlari ke kelasnya.

Jam pelajaran kembali dimulai dan Halwa mencari cara agar Yunus mengijinkannya keluar malam mingguan.

Sepanjang pelajaran berlangsung, Halwa masih memikirkan apa yang akan ia katakan nanti kepada Yunus.

Ia melihat jam dinding dan lima menit lagi jam pulang sekolah akan berbunyi.

Akhirnya bel sekolah berbunyi dan ia memasukkan bukunya kedalam tas.

Saat akan bangkit dari duduknya, Dinda menghampiri Halwa.

"Ada apa lagi, Dinda? Kamu nggak pulang?" tanya Halwa.

Dinda hanya tersenyum sinis dan tidak menjawab pertanyaan dari Halwa.

Halwa berjala keluar kelas dan segera menuju ke pom bensin.

Disana ia melihat mobi hitam yang sudah menunggunya untuk pulang.

Segera ia masuk kedalam dan melihat Yunus yang menganggukkan kepalanya.

"Selamat sore Nyonya Halwa, sekarang waktunya pulang ke rumah."

Yunus menghidupkan mesin mobilnya dan segera melajukannya.

Di dalam mobil, Halwa ingin bicara dengan Yunus. Tapi, ia ingin mencari waktu yang pas.

"Nyonya, kenapa anda gelisah? Apa ada sesuatu yang ingin anda bicarakan dengan saya?" tanya Yunus yang melihat dari arah spion.

Halwa menganggukkan kepalanya pelan sambil menggenggam tali tasnya begitu erat, sampai buku jarinya memucat.

“Iya, Yunus. Memang ada yang ingin aku bicarakan." jawab Halwa lirih.

Yunus meminggirkan mobilnya ke pinggir jalan raya, agar mereka bisa mengobrol lebih leluasa.

"Iya Nyonya. Ada apa?" tanya Yunus.

Halwa menghela nafas panjang saat akan menjawabnya.

"Nanti malam mau keluar dan aku meminta ijin darimu." jawab Halwa dengan sopan.

Yunus mengernyitkan keningnya saat mendengar perkataan dari Halwa.

"Keluar kemana, Nyonya? Dengan siapa?" tanya Yunus.

Halwa menundukkan kepalanya dan takut salah menjawabnya.

"Apa Nyonya mau keluar dengan Afrain?"

"I-iya, Yunus. Aku hanya sebentar dan tidak sampai malam."

Yunus yang juga ikut kebingungan, akhirnya mengambil ponselnya dan menghubungi Athar.

Halwa mencengkeram kedua tangannya saat melihat Yunus yang akan menghubungi Athar.

"Hallo, Yunus. Ada apa? Apa ada masalah?" tanya Athar.

Yunus memberikan ponselnya kepada Halwa dan memintanya untuk bicara dengan Athar.

"Yunus, ada apa?" tanya Athar dengan suara sedikit keras.

"T-tuan Athar, ini aku Halwa." ucap Halwa sambil menelan salivanya.

Jantungnya berdetak kencang saat ia berbicara dengan suaminya.

"Iya, Halwa. Ada apa?" tanya Athar.

"Saya mau minta ijin untuk keluar nanti malam." jawab Halwa.

Athar langsung terdiam untuk beberapa detik setelah mendengar perkataan dari istrinya.

"Keluar? Dengan siapa?"

"D-dengan Kak Afrain, Tuan. Teman sekolah. Hanya sebentar saja. Saya janji—”

“Tidak.”

Athar menjawabnya dengan sangat cepat dan melarang Halwa untuk keluar.

"Tapi, Tuan. Aku hanya sebentar dan tidak sampai malam."

Halwa memejamkan matanya dan berharap jika suaminya mengijinkannya.

"Halwa, dengarkan aku. Aku melarangmu keluar dari rumah. Kamu seorang istri dari Athar Emirhan. Dan kamu harus menuruti semua perintahku."

Halwa menghela nafas panjang sambil mematikan ponselnya.

"Hallo, Halwa. Halwa!" panggil Athar.

Athar bangkit dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk pulang malam ini.

Sementara itu Halwa memberikan ponsel Yunus yang sedang menatapnya.

Yunus kembali melajukan mobilnya dan mengajak Halwa pulang ke rumah.

"Aku harus mencari cara agar bisa keluar dari rumah itu." gumam Halwa sambil menundukkan kepalanya.

Sesampainya di rumah Halwa langsung turun dari mobil dan masuk ke kamar.

Ia melihat banyaknya cctv yang terpasang di rumah Athar.

"Bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan Kak Afrain." gumam Halwa.

Halwa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil berfikir keras.

"Aku punya ide,"

Halwa bangkit dari tempat tidurnya dan membuka lemari pakaian.

Ia mengambil beberapa kain sprei yang ada disana dan ia mulai mengikat ujung-ujung sprei itu satu per satu, membuat simpul kuat seperti yang pernah ia lihat di drama-drama yang ditontonnya dulu.

“Simpul ini harus kuat dan aku harus bisa keluar,” gumamnya pelan.

Setelah selesai ia lekas memasukkan pakaian ganti kedalam tasnya.

"Maafkan aku, Athar. Aku harus bertemu dengan Kak Afrain. Aku tidak mau mengecewakan nya." gumam Halwa.

Halwa membawa sprei itu ke kamar mandi dan mengikatnya ke pintu kamar mandi.

Ia melempar kain sprei lewat jendela kamar mandi yang aman dari Cctv.

Sebelum Yunus dan pelayan lainnya menemukannya, ia segera turun lewat sprei yang ia ikat.

Ia melihat beberapa pelayan yang masuk ke dalam rumah .

"Jangan jatuh, ayo sedikit lagi." gumam Stela yang masih bergelantungan di luar.

Saat kakinya menyentuh tanah, Halwa langsung melepaskan sprei dan meringkuk di balik semak kecil, bersembunyi ketika dua pelayan lewat sambil membawa kantong belanja.

Melihat situasi yang sudah aman, ia langsung berlari keluar tanpa ada orang yang tahu kalau Halwa kabur dari rumah.

Ia segera memanggil taksi dan memintanya untuk mengantarkannya ke rumah lamanya.

1
November
lanjut
My 78
di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!