Cerita ini hanya fiksi belaka. cerita ini mengandung cerita dewasa. Lebih bijak lagi mencari bacaan sesuai umur.
"Kita memang menikah tapi saya belum tentu cinta sama kamu karena cinta saya hanya untuk almarhum istri saya. Saya akan bertanggung jawab dengan anak-anak mu dan kamu. Jangan pernah berharap untuk saya cinta kepadamu. Tapi karena menikah sah KUA kebutuhan biologis bisa kita bicarakan nanti." Ucap Braja.
"Tenang saja Tuan saya tak akan menuntut cinta sama anda. Yang penting anda bisa melindungi anak-anak saya itu sudah cukup untuk saya." Ucap Berlian.
"Soal nafkah nanti kita bicarakan lagi." Ucap Braja.
"Jangan terlalu di pikirkan tentang nafkah untuk saya Tuan. Yang penting tuan bisa tanggung jawab dan perhatian dengan anak-anak saya sudah cukup. Saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya sendiri." Ucap Berlian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rr716, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 CBDN
"Ada pengamen topeng." Ucap Berlian yang duduk di ruang tamu.
"Idih....kirain teh ada apa." Ucap Braja.
"Daddy gak tau ajah....mamih kan paling takut sama pengamen topeng. Mana itu pengamen suka nongkrong di Tong sampah sana nungguin mamih keluar rumah. Kalau gak nanti mamih ngintip ke luar dia tau. Nanti dia bilang gini bakekok...sambil nutup buka mukanya ke arah mamih yang ngintip di jendela." Ucap Brian.
"Hahahaha...meni iseng pisan atuh si pengamen topeng nya." Ucap Brama.
"Da mamihnya yang takut sama dia. Padahal dia nya mah biasa ajah." Kata Brian.
"Idih...dulu juga kamu takut badut." Ucap Berlian.
"Ambilin minum Daddy kak meni haus lagi." Ucap Braja.
"Atuh Daddy main ikut lari ajah." Ucap Brian.
"Lah...mamih kamu lari Daddy juga ikut lari atuh da takut ada apa-apa mana Daddy gak tau kan daerah sini." Ucap Braja.
"Ini minumnya." Ucap Brama.
"Suuuuuttt....jangan berisik lihat itu." Ucap Bara yang ngintip di jendela.
"Kan kata Brian juga apa duduk istirahat di situ si pengamen topeng nya." Ucap Brian.
"Itu orang Lian isinya." Ucap Braja.
"Iya tapi tiap ketemu merinding badan Lian." Ucap Berlian.
"Jatuh cinta kali mamih." Ucap Briana.
"Idih....kesel yang ada mah." Ucap Berlian.
"Kasih uang sana kak bilangin jangan gangguin mamih kalian lagi." Ucap Braja.
"Daddy ajah yang keluar ah." Ucap Brama.
Akhirnya Brama keluar rumah dia nyamperin pengamen topeng itu.
"Maap mas istri saya ketakutan di dalem karena lihat mas dandan begini ini rejeki dari saya." Ucap Braja.
"Oh...si mbak nya udah nikah lagi ternyata maap pak." Ucap laki-laki di balik topeng itu.
"Lah istri saya bukan janda bang. Kami pisah rumah karena istri saya pundung pergi ke sini. Maap ya jangan takut-takutin istri saya lagi." Ucap Braja bohong.
"Kiriman janda."
"Udah ya mas saya mau masuk dulu. Tadinya saya mau main ke rumah Pak RT sama istri saya. Dia lihat kamu langsung lari kenceng masuk ke rumah." Ucap Braja.
"Hehehehe....maap pak. Lucu masalahnya di tetehnya kalau ketemu saya kaya ketemu setan dia. Jadi saya seneng sendiri kalau usilin dia."
"Hah...nanti jangan lagi ya saya jantungan ini lihat tingkah Istri saya." Ucap Braja.
"Iya pak..."
Braja langsung masuk rumah lagi dan dia langsung duduk di kursi ruang tamu.
"Udah pergi tuh cepet mau ke rumah Pak RT gak?" Tanya Braja.
"Mau tapi sebentar lagi masih deh deg gan." Ucap Berlian.
"Kalau kamu gak deg..deg..gan..mati Lian." Ucap Braja.
"Amit-amit iiiiiiiiiiiihhhhhhh..." Kompak semuanya.
Berlian dan Braja akhirnya keluar jalan ke rumah Pak RT lagi. Sampe di sana Braja tiba-tiba ngeluarin dompetnya.
"Mas mau ngapain ngeluarin dompet?" Tanya Berlian.
"Mau jajan." Ucap Braja.
"Astaghfirullah....baru nyampe ini belum masuk udah mau jajan. Nanti ah pulangnya orang cuma sebentar juga." Ucap Berlian.
"Lian iiiiiiiiiiiihhhhhhh...takut kehabisan itu ada cakue." Ucap Braja.
"Astaghfirullah....mang cakue pesen 50 ribu mang nanti bawa ke rumah ya mang." Teriak Berlian.
"Siap neng."
"Tuh udah.." Ucap Berlian yang langsung ngajak Braja masuk.
"Asalamualikum." Ucap Berlian masuk ke rumah Pak RT.
"Waalaikumsalam." Kompak semuanya.
"Adeh.......berasa penganten baru lagi nie...ye..."
"Apa sih...Ubay.... bawa dus-dus cemilan di rumah udah di beresin sama anak-anak." Ucap Berlian.
"Bukannya masih ada yang harus di isi?" Tanya Braja.
"Eeeehhhh...iya nanti ajah jam 3an deh bawanya. Belum komplit masalahnya." Ucap Berlian.
"Bukannya tadi udah ngirim Aqua juga?" Tanya Pak RT.
"Iya itu mas Braja yang beliin bukan Lian." Ucap Berlian.
"Sama ajah atuh." Kata Bu RT.
"Beda donk mah." Ucap Berlian yang sekarang meluk Bu RT.
"Mulai mau ngambil lagi emak gue loe?" Ucap Ubay.
"Idih....pindah loe dari rumah mamah. Bangun rumah di pinggir rumah gue ajah." Ucap Berlian.
"Ogah nanti loe ngerusuh." Ucap Ubay.
"Kagak tenang ajah..nanti gue bantuin beli batagor satu." Ucap Berlian.
"Idih.... pikasebelen cuma satu." Ucap Ubay.
"Lumayan atuh segitu juga nyumbang. Mas lagi apa astaga......ngemil lagi?" Ucap Berlian.
"Hem.....enak ini di kasih sama Pak RT." Ucap Braja yang lagi ngemil.
"Mah....Lian gak bisa lama di sini Bara sakit anget badannya. Nanti sebelum pengajian Lian udah ada di sini." Ucap Berlian.
"Eeeehhhh...bawa ke dokter atuh." Ucap Bu RT.
"Gak mau Bara nya. Jadi tadi berlian kompres sama Balur ajah." Ucap Berlian.
"Bawa masakan atuh buat anak-anak di rumah." Ucap Bu RT.
"Gak usah nanti ajah kalau anak-anak mau makan di suruh ke sini." Ucap Berlian.
"Kamu makan dulu atuh." Ucap Pak RT.
"Udah makan tadi Briana beli lontong sayur pak. Oh...iya Pak daftarin Bara ketempat ngaji Pak." Ucap Berlian.
"Iya nanti bapak daftarin." Ucap Pak RT.
Setelah selesai ngobrol banyak Berlian dan Braja keluar dari rumah Pak RT tapi Braja malah mampir ke tukang dagang.
"Tunggu sebentar jajan dulu." Ucap Braja.
"Maap neng ini pesenannya belum di ke rumahin belum baru Mateng tadi."
"Ini mang uangnya." Ucap Bara ngasih uang pas.
"Mang tukang baso ikan sama baso malang belum datang?" Tanya Berlian.
"Belum neng tapi udah siap-siap itu di sana lapaknya."
"Oke nanti deh jajannya. Mas udah belum?" Ucap Berlian.
"Udah ini mas beli cipuk ternyata enak kaya cireng." Ucap Braja.
"Emang cireng di kasih kerupuk mas." Ucap Berlian yang langsung jalan pulang.
"Pelan-pelan jalannya gimana nanti kalau ketemu pengamen topeng lagi." Ucap Braja.
Berlian langsung megang tangan nya Braja.
"Cepet yuk... pulang." Ucap Berlian yang wajahnya tiba-tiba ketakutan.
"Idih...jangan takut kamu jalan sama mas gak sendirian." Ucap Braja yang sambil ngemil.
Akhirnya mereka sampe rumah juga ternyata di rumah anak-anak mereka lagi pada diem di teras rumah.
"Lagi ngapain kalian?" Tanya Berlian curiga.
"Lagi ini." Ucap Brama yang tiba-tiba balik badan dan ternyata Brima di dandanin sama mereka bertiga.
"Bara gak ikutan mih... Abang, kakak, sama teteh yang bikin muka adek camerok bukan Bara." Ucap Bara.
"Astaghfirullah....... Brama....." Ucap Berlian sambil megang dadanya.
"Brama kebiasaan kamu ini brii di gituin." Ucap Braja.
"Lucu atuh da gemes." Kompak Brama, Brian dan Briana.
"Sini ah foto dulu." Ucap Berlian yang malah foto berdua sama Brima.
"Idih...tadi mah marah." Ucap Berlian.
"Tanggung kalau gak di abadiin biar dia nanti lihat udah gede kejahilan kalian biar bisa bales dendam." Ucap Berlian.
"Idih...." Kompak Brama, Brian dan Briana.
"Bara......... iiiiiiiiiiiihhhhhhh...ngemil sendiri." Ucap Brama.
"Ya ambil ajah itu Bara di kasih Daddy." Ucap Bara.
"Jangan rebutan banyak itu. Kalian gak ada kenyang nya." Ucap Berlian.
"Dug..cak...dung...dang...dung.."
"Eeeeehhh........ kalian kenapa pada lari...." Teriak Braja yang masih duduk dengan Brama di teras rumah sedangkan Berlian yang gendong Brima langsung lari di ikutin Bara, Brian dan Briana.
