NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Melati, mantan atlet bola pingpong, menjadi tersangka pembunuhan sepupunya sendiri yang adalah lawan terakhirnya dalam turnamen piala walikota. Setelah keluar dari tahanan, ia dibantu teman baiknya, Aryo, berusaha menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Namun ternyata Melati bukan hanya menghadapi licik dan bengisnya manusia, namun juga harus berurusan dengan hal-hal gaib diluar nalarnya.

"Dia, arwah penuh dendam itu selalu bersamamu, mengikuti dan menjagamu, mungkin. Tapi jika dendamnya tak segera diselesaikan, dibatas waktu yang ditentukan alam, dendam akan berubah menjadi kekuatan hitam, dia bisa menelanmu, dan mengambil kehidupanmu!" seru nenek itu.

"Di-dia mengikutiku?!" pekik Melati terkejut.

Benarkah Aryo membantu Melati dengan niat yang tulus?
Lalu, siapa pelaku yang telah tega menjejalkan bola pingpong ke dalam tenggorokan sepupunya hingga membuatnya sesak napas dan akhirnya meninggal?

Mari berimajinasi bersama, jika anda penasaran, silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesurupan!

Sesaat, Melati berdiri mematung, memperhatikan lalu mencerna situasi itu. Beberapa siswa berlarian keluar dari gedung dua, kemudian terdengar teriakan-teriakan keras seperti seseorang yang tengah kesakitan dari dalam gedung itu.

"Kesurupan! Ada yang kesurupan!" teriak beberapa siswa yang berkumpul di lapangan kecil depan gedung dua. Takut dan cemas, begitu jelas dari sorot mata mereka.

"Kesurupan... apa yang mereka—"

Melati terdiam, melangkah waspada namun perlahan, lalu melongok ke gedung dua. Seketika ia tertegun, saat di depan matanya, ia menyaksikan sendiri bagaimana tiga siswa bertingkah laku tak layaknya manusia.

Sedangkan di ruang kepala sekolah, sedang ada rapat kecil, yang hanya dihadiri oleh kepala sekolah, wakilnya, dan tiga orang staf tatausaha. Kemudian seorang staf lain datang melaporkan kekacauan yang terjadi.

"Apa yang terjadi, kenapa jadi kacau seperti ini?" tanya panik sang kepala sekolah. "Panggil Bu Sarjiyem sekarang!" perintahnya kemudian pada salah satu staf yang melapor.

Sang kepala sekolah pun bangkit, segera keluar untuk melihat situasi. Tiba-tiba seorang siswi yang kesurupan, berdiri dan berhasil melepaskan diri dari cengkeraman pelatih mereka, kemudian berlari ke tengah lapangan.

"Apa lagi ini, bantu pegangi dia, jangan-jangan dia juga kena!" seru panik siswa yang lainnya.

"Diam kalian semua!" teriak siswi yang berdiri di tengah lapangan itu seraya mengedarkan telunjuknya, menunjuk ke semua arah membuat murid lain yang berkumpul di tepi lapangan menjadi takut.

"Satu per satu, dari setiap cabang, akan ada yang mati! Itu akan segera terjadi! Tempat ini butuh tumbal! Hahaha!" serunya lagi dengan mata melotot merah dan memancarkan aura menakutkan.

"Kenapa diam saja, pegangi bocah itu! Kenapa dia bisa meracau seperti itu!" perintah sang kepala sekolah. "Kau! Pasti kau penyebabnya!" tunjuknya saat melihat pelatih Man baru saja tiba, berjalan mendekat dengan ekspresi bingung.

Sementara Melati mengawasi dari sudut lapangan lain sambil menenangkan beberapa siswi lain yang ketakutan.

“Konspirasi besar, perkumpulan dukun berkedok sekolah pendukung atlet, seseorang akan datang untuk membongkar topeng kalian!” teriak siswi yang telah berhasil dipegangi oleh dua ajudan kepala sekolah itu.

"Kau ikut denganku!" gertak sang kepala sekolah lagi menatap tajam pada pelatih Man yang hanya bisa menurut.

Keduanya masuk ke ruang kepala sekolah. Melihat gelagat tak biasa itu, Melati berusaha mencari tahu.

"Percayalah padaku, hantu itu tidak ada, jadi kalian tetaplah di sini, dan jangan takut. Aku akan mencari tahu sumber dari kekacauan aneh ini!" seru Melati berusaha melepaskan diri dari para siswi yang berpegangan padanya.

"Ta-tapi Kakak lihat sendiri, kan, mereka semua kerasukan," lirih salah satunya dengan badan yang masih gemetar.

Melati teringat sesuatu, ia mengambil beberapa lembar kertas di ranselnya, "Kalian fokuslah pada tugas yang aku berikan. Tuliskan sepuluh hal yang membuatmu memutuskan menjadi atlet, pikirkan itu baik-baik, jangan asal menulis." Melati hanya berusaha mengalihkan fokus murid-murid itu.

"Nah ini, ada permen karet, masing-masing ambillah satu, sambil berpikir, tuliskan juga bagaimana perasaanmu saat mengunyah permen karet itu. Tulis dalam ungkapan, bukan kalimat lugas, meskipun kalian atlet, tapi aku rasa juga perlu belajar membuat kalimat yang indah. Siapa tahu suatu saat nanti kalian membutuhkannya."

Setelah berhasil membuat para siswi itu sedikit lebih tenang dan menurut pada perintahnya, Melati bergegas berjalan menuju ke ruang kepala sekolah, ia berusaha tampak biasa saja.

Percakapan berbahaya pun tengah berlangsung di ruang kepala sekolah.

"Apa yang kau lakukan pada gadis itu di kebun belakang sekolah?!" gertak kepala sekolah menatap tajam pada pelatih Man yang tertunduk di depannya.

"Saya tidak melakukan apa-apa, saya hanya memberinya sedikit pelajaran karena tidak menurut," kilah pelatih Man. "Benar, tapi bukan aku, sumpah, Pak!"

"Lalu? Jelaskan dengan benar!"

"Jadi, malam itu aku memang ingin sedikit bermain dengannya, tapi saat dia berlari ke arah kebun, aku masih mengejarnya, lalu aku melihatnya bisa kabur ke jalan. Karena ada orang di jalan, aku memutuskan untuk melepaskan saja dan mengakhiri permainan saya. Jadi saya juga terkejut saat pagi berikutnya aku melihatnya terluka dan lemas di kebun belakang sekolah."

"Apa kau serius? Hanya kau yang suka bermain-main dengan siswi-siswi di sini. Lalu jika bukan kau siapa yang melakukannya?"

Melati terbelalak kaget, mendengar percakapan aneh dari celah pintu yang sedikit terbuka itu, ia heran, seakan dua orang dewasa itu tak begitu mempermasalahkan kelakuan pelatih Man, bahkan hanya fokus mencari fakta lain yang bertujuan agar organisasi mereka tetap berdiri kuat.

Lalu siswi yang tadi berdiri di tengah lapangan kembali meronta, "Bubar kalian semua! Ini bukan tempat yang akan membawa kalian pada kesuksesan, mereka hanya akan mengeruk keuntungan dari jerih payah kalian semua!"

Masih dengan mata yang memerah siswi itu berteriak lagi, "Aku Layla, aku adalah satu contoh korbannya! Dan pagi ini, akan ada lagi korban, tapi aku berhasil menggagalkannya!"

Mendengar nama 'Layla' disebutkan, membuat tubuh Melati terasa menggigil. Ia berusaha bersandar ke dinding, karena kedua lututnya tiba-tiba terasa lemah, membuatnya luruh karena syok.

Tak lama kemudian, datang seorang wanita berpakaian Jawa, mengenakan kebaya usang berwarna hitam, dan selendang batik bermotif parang, berjalan anggun namun menyiratkan sesuatu yang menakutkan.

Melihat tamu yang diundangnya telah tiba, Kepala sekolah bergegas menyambutnya.

"Selamat datang, Bu. Lihatlah, tempat ini sangat kacau, apa yang harus kulakukan?"

Melati memperhatikan interaksi antara kepala sekolah dan wanita berpakaian Jawa yang baru saja tiba. Cara kepala sekolah menyambutnya dengan santai dan meminta bantuan seakan-akan peristiwa seperti ini sudah biasa terjadi membuat Melati semakin penasaran.

Melati teringat ucapan siswi yang berteriak tadi. 'Konspirasi perkumpulan dukun' yang disebutkan oleh siswi yang kesurupan tadi tampaknya memiliki benang merah dengan kehadiran wanita berpakaian Jawa ini. Mungkin ada hubungan antara wanita ini dengan kejadian aneh di sekolah.

Melati memutuskan untuk terus mengawasi situasi dan mencari tahu lebih banyak informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekolah ini. Dengan hati-hati, dia memperhatikan setiap detail yang bisa memberikan petunjuk tentang misteri di balik kejadian aneh ini.

Wanita itu tersenyum tipis, menonjolkan guratan usia yang sepertinya sudah lebih dari setengah abad. Bibirnya yang hitam legam, menambah kesan tak menyenangkan untuk ditatap lama.

"Sepertinya ada yang hadir dan ingin mencari perhatian, dia hanya arwah penasaran yang masih tidak bisa menerima takdir kematiannya," ucapnya dengan suara yang rendah.

Anehnya semenjak wanita itu datang, semua siswa tertunduk, diam dan tak bergerak. Melati terbelalak, dengan napas yang tercekat, namun ia sadar tak boleh terlihat.

'Ap-apa yang terjadi? Apa dia benar-benar du-dukun? Hanya aku yang terlihat normal, apa artinya ini?' pekiknya dengan bola mata bergerak gusar, takut dan bingung.

1
Kustri
negara konoha, memutar balikkan fakta🤔
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
waduuuuh..... piye iki...???
mika digondol PK man... 🤣🤣🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: air es ato air mata 👀
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
maaf saya tidak mendengar bnyk... cuma tau doang apa yang kalian bahas..🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: ya harus nya gitu 😋
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
dokternya aneh bngt ya. semua orang mencurigakan nggak sih...
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: lhoo kok aq
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
sebenernya kepala sekolah baik atau enggak..?
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
makin penasaran... lanjut pk othor...
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
Aryo sebenarnya baik gak sih .😄
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa sih.. pemuda ini../Scare/
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa tuh cowok ya..? kok aneh. 🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
lhaaa mika kmn coba

ahh semua masih misteri deh
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: @Ai Emy Ningrum yoo kipasan too bermdam dang
total 6 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
wo'o.. kalian ketahuan... wkwkwkwkwkwk...
ayo melati.. akting yg bagus y..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
suntik bius kali y.. biar mika nggak ngoceh kesan kemari.. kasihan sekali kau mik... mau jadi tumbal..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
lah.. alah... niat menolong malah dituduh-tuduh... males banget mel....
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
Laila kok gitu sih...🤣🤣
Ai Emy Ningrum: Laila knp siih gituh mulu 🙄😙
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
kok nggak tau sih Laila....
Ai Emy Ningrum: Laila tau nggak kok sih 😳
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
maksudnya nenek si Laila kan.. dendam laila
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini kok makin kesana...🚶🚶🚶
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳: wkwkwkwkwkwk...😙 laper .
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini makin kesono
Ai Emy Ningrum: gak usah gmn 🙄🤔🤔
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!