Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan itu
"Aaaaaaaaa....." pekik Hera yang kehilangan keseimbangan.
Braaaaak
Lalu sepedanya meluncur diturunan, dan membuatnya nyungsep ditumbuhan perdu yang disebut teh-tehan. Biasanya dipaka untuk pagar alami.
Gadis manis itu mengalami nasib sial hari hari. Niat ingin menyembuhkan sesaknya, justru harus terkena sakit yang lainnya. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa sepeda pula.
Hera meringis kesakitan. Sikunya lecet akibat tergesek tanah keras, dan sepeda yang sudah menimpanya, memberikan luka robek pada bagian kening, akibat terkena stangnya.
Dengan kepayahan, ia berusaha menyingkirkan sepedanya, dan beranjak bangkit. Darah segar mengucur dari keningnya.
Didepannya, seorang gadis cantik dengan kulit yang bersih dan putih mulus, sedang menatapnya tajam, seolah ia memberikan sebuah kalimat verbal, jika Hera jangan mencoba mendekati sang Dokter, apalagi bersikap genit dan mencari perhatian.
"Hei, Nona! Kalau mau lintas jalan, kamu tengok kanan dan kiri, e!" omelnya dengan nada kesal. Ia melihat Milea tidak ada niat untuk menolongnya, atau bahkan sekedar meminta maaf.
Ia merasa, jika wanita itu benar-benar tidak memahami konsep bersikap sopan. Bahkan ia terkesan angkuh.
Hera mengusap darah yang mengalir diwajahnya. Ia mencoba menghentikannya, dengan mengunyah daun senduduk yang ada tumbuh didekatnya, lalu menempelkannya pada luka robek tersebut, untuk mengehentikan pendarahannya.
Sedangkan Milea yang tadi menatapnya dengan tajam sudah menghilang dalam sekejap saja.
Hera mencari keberadaan sang wanita cantik. Namun tak ia temukan, hilang tak berbekas.
"Kemana itu nona perginya, e? Kenapa dia seperti hantu, hilang dan pergi tanpa terdeteksi?" gumam Hera dengan lirih.
Setelah darah dikeningnya berhenti, ia memilih untuk pulang. Lalu kembali mengayuh sepedanya, untuk mengambil KTP yang tertinggal.
******
Ma-Lek terlihat terdiam didalam barak. Ia beristirahat sejenak saat baru saja selesai menyuling minyak kayu putih.
Ia duduk berselonjor kaki kiri, sedangkan kaki kanannya ditekuk, wajahnya terlihat banyak fikiran.
Ia menghisap rokoknya, dan pandangannya sangat nyalang kembali kepada sosok wanita yang tak dikenal, saat dimana ia menemukan Yosua tewas dimakan hingga tak tersisa.
Rasa takut dan trauma, membuatnya tak ingin ke perkebunan pohon minyak kayu putih. Ia tidak ingin sebagai pemanen, dan akhirnya ditempat dibarak ketel tempat penyulingan bersama Ahmed.
Sedangkan Yosep dan Fentje yang menggantikannya untuk memanen dau segar.
"Ma-Lek. Kenapa ale tampak banyak termenung e?" tanya Ahmed yang ikut duduk disampingnya.
"Beta ingat sama nona cantik yang baru tinggal didesa torang. Hati beta rasa ada yang janggal," jawabnya dengan nada lirih, penuh kecurigaan.
"Kenapa dengan itu Nona cantik? Apakah ale ada suka dengan dia e?" ledek Ahmed, dengan nada bercanda.
Namun, Ma-Lek tak menanggapi candaan dari Ahmed, sebab ia merasa ini sangat serius.
"Lupakan saja," jawabnya datar. Lalu menghabiskan sisa rokoknya, dan melemparkannya ke sembarang arah. Kemudian, ia beranjak bangkit, dan membuka ketel kayu berukuran sangat besar, dan mengaduk daun yang sedang dikukus.
Ahmed mengerutkan keningnya. Ia merasa bersalah atas candaannya, bukan berniat meledek, hanya ingin melepaskan lelah karena seharian menghadapi perapian untuk pengukusan minyak kayu putih.
Pria yang merupakan seorang Muslim satu-satunya diantara mereka, bangkit dari duduknya. Ia adalah penganut agama Islam untuk suku dipulau Buru yang berasal dari wilayah bagian pantai.
Sedangkan untuk wilayah pegunungan, mayoritas penganut kepercayaan animisme sebagai agama asal mereka, dan juga agama Kristen.
"Maaf, beta hanya bercanda. Tidak berniat buat ale sakit hati," Ahmed meminta maaf atas ucapannya barusan.
"Beta tidak marah, hanya terlalu terfikirkan tentang cara kematian Yosua," jawabnya dengan lirih.
"Ya, Beta tau itu." Ahmed menambahkan kayu bakar untuk untuk tetap menjaga perapiannya.
Saat bersamaan, Yosep dan Fentje datang dengan membawa karung goni berisi daun minyak kayu putih hasil panen mereka.
*****
Warga sepertinya mulai kendur dengan peristiwa kematian yang menimpa para warga beberapa hari yang lalu, saat peristiwa kematian yang mengerikan itu.
Saat ini, kesaktian Milea menjadi perbincangan yang viral, dan seperti peristiwa dinegeri konoha, berita korupsi tertutup oleh berita tak penting seperti kasus selebriti yang tak bermutu.
Hari menggelap. Warga sudah banyak yang tutup pintu rumah, dan mulai masuk keperaduannya
Akan tetapi, Tommy masih sibuk dengan pekerjaannya. Ia mempersiapkan data tentang obat-obatan apa saja yang sudah terpakai dan menghitung jumlah stoknya.
Sesaat ia teringat akan Hera, ya. Gadis itu bekum megantarkan kartu identitasnya. Kemana dia? Mengapa sang gadis tidak tepat janji? Lalu mengapa ia mengapa ia memikirkannya?
Ketika ia sedang fokus, tiba-tiba saja ia mendengar suara langkah kaki yang sangat lembut saat menginjak lantai rumah dinasnya.
Pria itu menghentikan pekerjaannya. Lalu menoleh ke arah pintu, dan ia dikejutkan oleh seorang gadis cantik yang mana rumahnya berada disebrang sungai datang menemuinya.
Apa yang sedang dicarinya? Bukankah ia seorang dukun muda yang hebat? Bahkan ia dapat menyembuhkan penyakit berbahaya sekalipun, meski dengan metode yang tak masuk akal.
Namun, Tommy mencoba bersikap ramah, sebab tidak ingin mencari masalah dikampung orang, apalagi bisa dikatakan ia adalah seorang perantau atau orang luar yang harus tetap menjaga tatakrama.
Gadis itu menggunakan kain salele sebatas lutut berwarna merah terang. Sedangkan bagian atasannya menggunakan kemben yang seolah memperlihatkan kemolekan tubuhnya, apalagi bagian dadanya, seolah ingin tumpah.
Tommy menelan salivanya. Sebagai pria dewasa, dihadapkan pada hal seperti ini, tentu membuatnya panas dingin.
Ditambah lagi malam itu, ia baru saja mengalami pelecehan oleh sosok tak dikenal. Entahlah, apakah ia menganggapnya pelecehan? Atau mungkin dengan kata lain ketagihan.
"a berusaha mengalihkan pandangannya. Jantungnya seolah tak aman, saat wanita itu melangkah memasuki ruang pemeriksaan.
Tanpa diminta, ia menaiki ranjang, lalu membaringkan tubuhnya disana.
"Saya ingin mencatat datamu, Nona. Siapa namamu?" tanya Tommy sembari membuka file untuk mencatat data pasien yang terhubung langsung ke pemerintahan.
"Namaku Milea." jawabnya dengan nada yang terdengar mendesah.
Sontak saja hal itu membuat Tommy merasakan bulu kuduknya meremang. Nada bicara wanita itu sangat meresahkan, membangkitkan semua yang tertidur, baik bulu roma, ataupun yang tersembunyi dibalik celana.
Tommy berusaha menahan gejolaknya yang tiba-tiba datang. Ia tidak ingin terjebak dalam sebuah masalah. Karena ini sangat fatal, dimana ia bisa saja mengalami nasib sial jika sampai tergoda melakukan perbuatan nista tersebut, kecuali dipaksa.
"Berapa umurmu, Nona? Apakah kau membawa kartu identitas?" tanyanya dengan nada gelisah. Bagaimana tidak, gadis itu membusungkan dadanya, lalu menoleh menatap sang pria dengan binar tatapan binal.
"Beta tidak tahu berapa umur, sebab ibuku tidak pernah memberitahunya," jawabnya dengan seulas senyum nakal yang membuat Tommy semakin panas dingin.
~Panggilan untuk umum, Ose, dan Ale,"
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣