NovelToon NovelToon
Pernikahan Dadakan

Pernikahan Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:81
Nilai: 5
Nama Author: penaadelia

Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Nayla mulai memasuki kawasan kampusnya. Begitu sampai di ruangan ia disambut suara cempreng sang sahabat yang bernama Arumi.

"Pagi Nayla yang cantik".teriak Arumi nyaring begitu melihat Nayla.         Hal itu mengundang tatapan dari teman-teman di ruangannya. Tapi Arumi hanya acuh melihatnya.

"Pagi juga Arumi".sapa Nayla kembali dengan senyum sambil duduk dibangku yang kosong dekat Arumi.

"Nay, kamu sama Rizky hubungannya gimana sekarang?".tanya Arumi.

"Nggak gimana-gimana sih. Emang kenapa?"ujar Nayla sambil menatap Arumi.

"Ihh Nayla kamu gimana sih. Dia itu sebenarnya suka sama kamu. Emang dia nggak pernah bilang sama kamu atau nembak kamu gitu".kata Arumi lagi.

"Nggak pernah Arumi".ujar Nayla

"Terus kalau perasaan kamu sama dia gimana?".tanya Arumi lagi

"Yaa gimana yaah. Rizky itu sebenarnya baik tapi....".ujar Nayla menghentikan ucapannya dan membuat Arumi semakin kepo.

"Tapi apa Nay?".desak Arumi

"Tapi kamu kepo banget".ujar Nayla sambil menahan tawa saat Arumi memajukan bibirnya.

"Udahlah kita nggak usah bahas itu dulu".kata Nayla lagi.

Tak lama setelah itu dosen mamasuki kelas Nayla dan pembelajaranpun di mulai.

Sementara itu di kantor ayah Fandi sedang dihebohkan dengan kedatangan seorang pemuda tampan. Ada sebagian yang sudah mengetahui bahwa pria tersebut adalah anak konglomerat ada juga sebagian yang belum mengetahuinya.

"OMG, siapa pemuda itu?" Tanya salah satu karyawan.

     "Bukannya itu tuan muda Aslan anak dari pengusaha terkenal dari perusahaan MegaJaya". Jawab salah satu temannya.

     "Wahh pantas saja mukanya kayak nggak asing gitu. Tenyata lebih tampan aslinya dari yang diberita".ujar karyawan lainnya.

     "Tapi untuk apa di keperusahaan kecil seperti ini".ujar Karyawan lainnya lagi.

    "Entahlah mungkin ia ingin bekerja sama dengan kantor kita".ujar karyawan lainnya.

     "Yaah bagus dong itu artinya kita akan sering melihat wajahnya yang tampan itu".ujar karyawan itu sambil tersenyum girang.

Sedangkan Aslan meski mendengar ucapan karyawan itu. Ia tak mempedulikannya dan tetap berjalan dengan angkuh sambil memasukkan tangannya kedalam saku.

Tak lama setelah itu datanglah sekertaris ayah Fandi menghampiri Aslan.

"Selamat siang tuan muda. Mari ikut saya pak Fandi sudah menunggu anda di ruangannya".ujar sekertaris ayah Fandi.

"Hmm".jawab Aslan

Sekertaris ayah Fandi mulai menuntun Aslan ke ruangan Ayah Fandi yang berada di lantai teratas gedung kantor itu.

Setelah tiba didepan ruangan ayah Fandi. Sekertaris ayah Fandi langsung membuka pintu ruangan.

"Selamat siang tuan muda Aslan".sapa ayah Fandi dengan senyum ramah setelah melihat Aslan.

"Silahkan duduk tuan muda. Erik tolong kamu suruh OB agar membuatkan minuman untuk tuan muda".suruh ayah Fandi terhadap Erik, sekertarisnya.

"Baik pak". Ujar Erik

"Saya tidak suka basa-basi. Jadi langsung saja bagaimana  tentang tawaran yang sudah saya berikan kepadamu". Tanya Aslan langsung

"Maaf tuan muda tapi anak saya menolak untuk menikah. Saya juga tidak bisa memaksanya".ujar ayah Fandi sambil menundukkan kepalanya.

"Ok baik. Jadi kamu lebih memilih perusahaan kamu yang kecil ini jadi hancur?".tanya Aslan dengan menatap datar ayah Fandi.

"Maafkan saya sekali lagi tuan muda. Tapi apakah tidak ada cara lain lagi selain persyaratan pernikahan itu?". Tanya ayah Fandi dengan penuh harap agar Aslan dapat merubah persyaratan itu.

Sebelum menjawab, pintu ruangan ayah Fandi lebih dulu diketuk. Setelah mendapat intruksi dari ayah Fandi masuklah seorang OB dengan membawa nampang berisi 2 cangkir teh hangat.

"Silahkan dinikmati pak, tuan". Ujar OB tersebut sambil meletakkan teh itu ke meja di depan Aslan dan ayah Fandi. Setelah itu OB tersebut langsung keluar dari ruangan itu.

"Sebaiknya kita minum tehnya dulu tuan muda". ajak ayah Fandi sambil mengambil cangkir teh di depannya.

Begitu pula dengan Aslan. Ia meminum teh itu meski hanya sedikit. Setelah itu mereka mulai melanjutkan obrolan yang sempat tertunda tadi.

"Bagaimana jika saya bertemu langsung dengan anakmu pak Fandi?". Tanya Aslan

Mendengar itu ayah Fandi terkejut. Ia takut anaknya akan di sakiti oleh Aslan. Aslan dapat melihat keterkejutan ayah Fandi.

"Pak Fandi tenang saja. Saya tidak akan menyakiti anak bapak hanya ingin mengobrol dengannya".ujar Aslan yang mengetahui kekhawatiran ayah Fandi.

"Baik tuan muda".ujar ayah Fandi meski sedikit ragu.

"Kapan tuan muda akan bertemu anak saya?" Tanya ayah Fandi

"Kalau bisa sekarang juga saya bisa".ujar Aslan.

"Baik saya akan mengabari anak saya terlebih dahulu. Karena saat ini dia masih ada dikampus".ujar ayah Fandi sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.

"Tidak usah. Berikan saja nomor ponselnya saya akan mengabari sediri. Berikan saja nomor ponselnya".ujar Aslan dengan memberikan ponselnya.

"Baik tuan muda".ujar ayah Fandi lalu memberikan nomor ponsel Nayla kepada Aslan.

Setelah mendapat nomor ponsel Nayla. Aslanpun berpamitan kepada ayah Fandi.

"Baik kalau begitu saya permisi dulu pak Fandi".ujar Aslan sambil berdiri dari duduknya.

"Iya silahkan tuan muda".kata ayah Fandi ikut berdiri dan mengantar Aslan keluar dari ruangannya.

Setelah memastikan Aslan pergi. Ayah Fandi masuk kembali ke ruangannya dan duduk di kursi kerjanya.

"Yaa Allah semoga engkau selalu melindungi Nayla".ujar ayah Fandi dalam hati.

Sementara itu Nayla baru saja keluar dari ruangannya. Ia sedang berjalan bersama sahabatnya menuju perpustakaan kampus. Ditengah perjalanan ia berpapasan dengan Rizky.

"Hei Nay, Arumi kalian mau kemana?". Sapa Rizky dengan hangat.

"Hei juga Ki. Kita mau ke perpus sebentar soalnya ada buku yang harus dipinjam".ujar Arumi dengan semangat.

"Ohiya Nay. Kamu pulang bereng siapa. Kalau nggak ada bareng aku aja."tawar Rizky

"Nah, kebetulan banget Rizky. Nayla lagi cari tebengan buat pulang. Iyakan Nay?".tanya Arumi sambil menyenggol lengan Nayla memberikan kode. Nayla yang mendengar itu melototkan matanya pada Arumi.

"Arumi katanya tadi kamu mau nganterin aku setelah nemenin kamu ke perpus". Bisik Nayla pada Arumi.

"Udah ini itu kesempatan kamu sama Rizky untuk berduaan".bisik Arumi lagi.

"Nay, gimana kamu maukan". Tanya Rizky lagi setelah melihat Nayla dan Arumi saling berbisik.

Sebelum menjawab ucapan Rizky. Ponsel Nayla yang berada di saku celananya berbunyi. Iapun mengambil ponselnya dan melihat nomor asing yang menelponnya.

Nayla mengalihkan pandangannya kearah Rizky dan Arumi bergantian.

"Aku angkat telfon dulu yah". Ujar Nayla lalu berjalan menjauh dari Rizky dan Arumi.

"Halo, maaf ini dengan siapa yah?". Tanya Nayla setelah mengangkat panggilan itu.

"Saya menunggu kamu didepan kampus kamu sekarang juga".ujar orang itu dengan suara datar.

"Maaf anda siapa yah dan mengapa menunggu saya didepan kampus?".tanya Nayla dengan bingung.

"Saya Aslan calon suami kamu. Cepat temui saya sekarang juga."jawab Aslan santai

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!