Perang dunia organisasi kriminal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghilangkan Perasaan
Pelatihan memasuki tahap akhir sebelum para kambing hitam yang sudah berhasil dihidupkan kembali diberikan pekerjaan yang sesungguhnya.
Satu langkah lagi sebelum Moka, Viktor dan Lung menjadi kambing hitam yang sejati.
Siapa diantara mereka bertiga yang belum pernah membunuh sesama manusia?
Jawabannya tidak ada.
Jangan bertanya kepada Lung. Karena dia adalah seorang pembunuh bayaran yang juga berkecimpung di dalam dunia bisnis jual beli organ dalam yang masih segar. Lung pasti sudah membunuh banyak orang yang tidak berguna.
Begitu juga dengan Viktor. Ia adalah mantan prajurit yang ikut dalam beberapa peperangan di wilayah negaranya. Viktor tidak perlu dipertanyakan lagi jika ia pernah membunuh pasukan musuh di medan tempur.
Moka juga pernah melakukannya biarpun baru satu kali seperti yang ia ceritakan kepada Max sebelumnya. Moka lebih sering membunuh perasaan cinta seseorang yang jatuh hati kepadanya.
Tapi masing-masing dari Moka, Viktor dan Lung masih punya kelemahan pada perasaan mereka sendiri. Dan sebagai seorang kambing hitam tidak patut memiliki sebuah ikatan rasa kasih sayang yang lahir di dalam hati kepada siapapun.
Tahap latihan selanjutnya ini akan memperjelas siapa sebenarnya jati diri mereka. Apakah mereka benar-benar siap menjadi prajurit kambing hitam?
Jangan sampai pergaulan dengan orang lain selama hidup ini melemahkan insting mereka sebagai anak keturunan dari kelompok pembunuh berdarah dingin pertama dalam sejarah umat manusia.
Itulah yang harus Moka, Viktor dan Lung lakukan di babak ujian yang berikutnya. Menghilangkan perasaan mereka.
Mencabut rasa kasih sayang dari lubuk nurani yang paling dalam sampai ke akar-akarnya. Demi menjadi manusia yang tidak berperikemanusiaan dan membuang moral.
Mereka harus melenyapkan kelemahan mereka sendiri-sendiri untuk selamanya.
*
Lung
Pagi-pagi Lung berangkat ke sebuah taman bermain untuk anak-anak.
Hari ini ada anak-anak penderita kanker stadium akhir yang dijadwalkan akan melakukan kegiatan rekreasi di tempat itu bersama-sama. Umur mereka untuk hidup tinggal hitungan bulan atau minggu.
Lung sebenarnya paling suka dengan anak kecil. Ini mengingatkan tentang masa kecilnya ketika tumbuh besar bersama teman-temannya di lingkungan rumah peribadahan.
Selama menjadi seorang pemburu organ dalam pun Lung tidak pernah menargetkan anak-anak.
Tapi hari ini ia harus melakukannya. Lung akan mengirim mereka ke surga jauh lebih cepat.
Rombongan anak-anak itu turun dari bus yang mengantar mereka. Anak-anak kecil yang masih bisa tersenyum dan tertawa meskipun wajah mereka putih pucat dan tubuh mereka kurus.
Mereka kehilangan rambut, kantung mata mereka hitam dan mereka bergerak dengan lemah.
Lung menyelinap masuk ke dalam bus yang membawa anak-anak itu.
Bus berada di tempat parkir dan sopir sedang keluar. Tidak ada yang memperhatikan.
Lung tidak perlu terburu-buru. Ia punya banyak waktu. Lung melakukan apa yang seperlunya harus dilakukan.
Ketika anak-anak itu kembali naik ke dalam bus dan mereka pulang meninggalkan taman bermain.
Dari tempat yang tinggi Lung mengawasi perjalanan pulang kendaraan yang panjang itu.
Bus itu terpelanting di jalan raya. Mesinnya terbakar. Dan seluruh penumpangnya tewas.
Viktor
Pada suatu malam yang sudah direncanakan dengan matang. Viktor mendatangi sebuah panti jompo yang dihuni oleh orang-orang tua yang tinggal menunggu waktu untuk dijemput ajal.
Malam itu Viktor datang sebagai malaikat maut yang akan mempercepat perpisahan para lansia dengan kehidupan dunia yang tidak lagi menarik bagi mereka.
Viktor masuk ke dalam kamar orang-orang jompo satu per satu. Dengan satu tangannya saja sudah cukup bagi Viktor untuk membunuh orang-orang tua renta yang ditelantarkan oleh anak-anaknya itu. Membungkam wajah mereka dengan bantal sampai kehabisan udara.
Tidak ada saksi mata yang tahu dan tanpa perlawanan.
Pagi harinya seluruh pasien di panti jompo itu ditemukan dalam keadaan meninggal.
Moka
Moka juga punya titik lemahnya sendiri. Juga berbeda dengan Lung dan Viktor. Apalagi kalau bukan wanita cantik.
Moka bertamu diam-diam ke rumah tempat tinggal para perempuan penghibur kelas satu.
Mereka tidak hanya berparas menawan. Tubuh mereka bersih, indah, gemulai dan terlihat lezat. Sayang berkali-kali sayang Moka harus membunuhnya.
Sebelum melakukannya Moka terlebih dahulu memuaskan diri dengan mengintip bidadari-bidadari neraka itu saat sedang mandi dan berganti lingerie.
Ketika jam tidur datang dan lampu-lampu terang mulai dimatikan. Moka melancarkan serangan.
Menghampiri wanita-wanita panggilan kelas satu itu satu persatu lalu menyuntiknya. Sayang lagi tidak menggunakan bagian tubuh Moka sendiri. Tapi pakai jarum suntik dan memasukkan obat cair yang mematikan.
Tidak perlu menunggu waktu sampai pagi nyawa perempuan-perempuan itu sudah mati.