NovelToon NovelToon
Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Pengasuh Boneka Tuan Zergan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Ibu susu / Tamat
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: MahaSilsi24

Demi melunasi hutang ayahnya 120 juta, Juwita terpaksa menjadi pengasuh boneka milik Tuan Zergan, pria kaya raya yang terkenal aneh sekaligus misterius.
Siapa sangka, di balik sikap gilanya, Zergan justru jatuh cinta padanya. Dan bersama lelaki itu, Juwita menemukan rahasia besar tentang hidupnya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MahaSilsi24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Kantor Zergan

Setelah sarapan dengan penuh senyum, orang tua Zergan ikut mengantar sampai pintu. Mereka bangga melihat anaknya yang begitu fokus mengurus perusahaan. Mereka makin bangga karena Zergan tampak lebih normal daripada sebelumnya.

“Mami, Papi, aku berangkat dulu,” ucap Zergan.

“Baiklah, kerja yang fokus ya,” sahut sang ayah.

Sang mama menambahkan, “Dan untuk Juwita, semangat ya ikut Zergan ke kantor.”

“Siap, saya akan bekerja dengan baik,” jawab Juwita penuh semangat.

Mobil mewah hitam Zergan sudah menunggu di depan. Begitu masuk, suasana dalam mobil terasa lapang dan nyaman. Namun, baru beberapa menit melaju, Zergan melirik sekilas ke arah Juwita yang sibuk dengan ponselnya. Juwita sedang memotret diri sendiri.

“Kau sibuk sekali,” gumam Zergan.

“Ayolah, Tuan. Ini kali pertama saya ke kantor. Tentu saja saya happy,” jawab Juwita sambil tersenyum lebar. Ia bahkan tidak peduli kalau sedari tadi Zergan memperhatikannya.

“Haruskah seperti itu?” tanya Zergan sambil menahan tawa kecil.

“Tentu lah, semua ini akan jadi kenang-kenangan. Oh iya …” Juwita menoleh penuh antusias, “ayo kita foto bareng!”

Zergan mendadak kaku. Keningnya berkerut, bibirnya seolah ingin menjawab tapi tidak keluar suara.

Melihat diamnya Zergan, Juwita menurunkan ponselnya lalu menghela napas dramatis. “Hehe, keterlaluan sekali ya. Orang miskin kayak saya minta foto bareng sama Tuan kaya raya.”

Zergan langsung menoleh sekilas. “Apa maksudmu bicara seperti itu? Aku ini orangnya baik hati dan tidak sombong, tahu.”

“Ya ya ya, baik hati dan tidak sombong,” balas Juwita sambil terkekeh.

Zergan mendengus kecil. “Kita foto pakai HP-ku saja. HP-mu kameranya jelek.”

Tanpa basa-basi, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel terbaru yang berkilau. Tanpa kunci, layar langsung menyala, wallpaper hitam elegan khas dirinya. Ia menyerahkan pada Juwita sambil tetap fokus ke jalan.

“Nih, buka kameranya.”

Juwita menerima dengan kedua tangan, seolah sedang memegang barang keramat. “Wih… HP orang kaya ngeri banget ya. Takut lecet nih.”

“Kalau lecet, aku belikan lagi,” jawab Zergan santai.

Juwita melotot kecil, “Astaga, kaya banget sih ngomongnya. Satu aja aku bisa senang seminggu.”

Ia pun buru-buru membuka kamera, mendekatkan wajahnya ke Zergan. “Cepat, senyum, Tuan!”

Zergan hanya menghela napas, tapi ujung bibirnya tak bisa menahan lengkungan tipis. Klik! Foto pertama mereka pun terambil meski Zergan masih kaku, sedangkan Juwita tampak ceria dengan senyum lebar.

“Lihat nih,” Juwita memperlihatkan hasilnya. “Aku cantik banget. Eh, Tuan juga ganteng sih… walau wajahnya kaku macam patung.”

Zergan melirik sekilas lalu mengembalikan fokus ke jalan. “Kalau tidak suka, hapus saja.”

“Enggak lah! Ini bukti bersejarah. Nanti kalau aku pensiun jadi pengasuh, aku bisa pamer ke cucu-cucu.”

Zergan menoleh sejenak, menatapnya serius, tapi kemudian tersenyum samar. “Kau ini aneh sekali.”

Mobil mewah itu berhenti di depan gedung tinggi dengan kaca-kaca mengkilap. Nama perusahaan terpampang megah di atas pintu utama. Beberapa karyawan yang baru datang langsung menunduk sopan ketika melihat Zergan turun dari mobil.

Namun, perhatian mereka cepat beralih pada Juwita yang turun di sisi lain. Dress putih motif bunga yang ia kenakan kontras sekali dengan suasana formal kantor. Rambut yang diikat sederhana malah membuatnya semakin mencuri perhatian.

“Eh, siapa tuh?” bisik seorang resepsionis pada rekannya.

“Cantik banget, pacarnya Tuan Zergan kali ya.”

“Mana mungkin, lihat gayanya. Lebih mirip… hmm, aku nggak tahu. Tapi kok berani banget masuk bareng Tuan.”

Juwita pura-pura tidak mendengar, meski jelas telinganya menangkap desas-desus itu. Ia menggenggam tas kecilnya erat, lalu buru-buru berjalan mengikuti langkah panjang Zergan.

Di depan pintu lobi, Zergan sempat melirik ke arahnya. “Kau gugup?”

“Ah? Enggak kok,” Juwita menggeleng cepat, padahal senyumnya kaku. “Cuma… rasanya semua orang lihat aku.”

“Memang,” jawab Zergan singkat.

“Loh, kok malah dibilang memang?”

Zergan tersenyum tipis. “Karena kau berbeda. Dan berbeda itu selalu jadi pusat perhatian.”

Juwita menunduk, pipinya merona tanpa sadar. Duh, kalau dia ngomong begini bisa salah paham aku, batinnya.

Sesampainya di lift, beberapa karyawan yang ikut masuk otomatis memberi ruang. Semua berdiri kaku, menunduk. Hanya suara mesin lift yang terdengar.

Juwita yang merasa canggung akhirnya iseng membisiki Zergan, “Seram ya, kayak film horor. Semua orang diam, tatapannya menusuk.”

“Biar saja,” jawab Zergan, lalu menoleh sedikit, “kau kan ada di sampingku.”

Kalimat sederhana itu langsung membuat Juwita menahan napas. Ia buru-buru menatap ke arah lain, menutupi wajah yang sudah jelas memerah.

Lift berhenti di lantai tertinggi. Begitu pintu terbuka, ruangan kantor pribadi Zergan terlihat luas dengan dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota.

“Kau duduk di sana.” Zergan menunjuk sebuah meja kecil di samping ruang kerjanya.

“Eh? Aku punya meja sendiri? Wih, rasanya kayak jadi sekretaris sungguhan.”

“Memang begitu.”

“Wah, keren!” Juwita langsung duduk, mencoba menata buku catatan kecilnya.

Zergan menghela napas panjang, lalu berjalan ke kursinya sendiri. Entah kenapa, ia merasa ruangan yang biasanya sunyi itu sekarang jadi terasa lebih hidup.

Pintu ruangan diketuk pelan.

“Masuk,” suara Zergan terdengar tegas.

Seorang wanita berpenampilan rapi masuk. Rambut disanggul elegan, blazer hitam pas badan, wajahnya penuh percaya diri. Dialah Sekar, asisten pribadi Zergan yang sudah lama bekerja di sana.

“Selamat pagi, Tuan Zergan.” Sekar berjalan mendekat sambil menyerahkan sebuah map. “Ini laporan data transaksi kemarin. Saya rasa penting untuk Tuan lihat sebelum rapat siang nanti.”

Zergan menerima map itu dan mengangguk singkat. “Baik. Ada kabar lain?”

Sekar menyesuaikan kacamatanya, lalu melanjutkan, “Ya, Tuan. Tadi pagi saya menerima email dari perusahaan tambang internasional. Mereka punya cabang di Qatar dan tertarik membuka kerja sama dengan perusahaan kita. Saya sudah menjadwalkan pertemuan virtual sore ini.”

Zergan sempat menatap Sekar lebih lama. “Kerja bagus. Pastikan semua dokumennya dipersiapkan.”

“Tentu, Tuan.” Sekar menunduk hormat. Sebelum keluar, ia sempat menambahkan dengan nada hangat, “Oh ya, saya juga biasanya membuatkan kopi untuk Tuan. Perlu saya siapkan?”

Zergan menggeleng ringan. “Tidak usah. Juwita akan membuatkannya.”

Sekar menoleh sebentar ke arah Juwita yang duduk tegak menunggu perintah, lalu tersenyum tipis. “Baiklah. Kalau begitu saya pamit, Tuan. Kalau butuh bantuan, tinggal panggil saya.”

“Terima kasih, Sekar.”

"Dia pacar baru Tuan kah?" tanya Sekar yang penasaran. Ia yakin jika karena perempuan ini Zergan senyum-senyum sendiri belakangan ini.

"Kau ingin tahu rahasiaku?" tanya Zergan dingin. Sekar buru-buru keluar.

Setelah pintu tertutup, Juwita segera berdiri dengan panik. “Tuan… kopi ya? Saya bikinkan sekarang.”

“Ya, biar aku lihat sejauh mana keahlianmu,” ucap Zergan santai.

Dengan canggung Juwita berlari kecil ke pantry. Tangannya sibuk membuka toples gula dan kopi instan, sesekali mengintip ke arah Zergan yang tetap tenang bekerja. Wajah Juwita merah padam sendiri, apalagi merasa tadi sempat ‘merebut’ tugas Sekar.

1
Cicih Sophiana
bintang lima menyusul thor ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ meluncur
Cicih Sophiana
Tamat ya thor gak nunggu sampe Juwita punya baby.. hadiah untuk othor VOTE dan bunga untuk Juwita 🌹😍🌹
Cicih Sophiana
waduh mas kawin sampe segitunya Wit... mas kawin aja gak bakal abis tujuh tanyakan dan tujuh pengkolan 🤭😍😍
Cicih Sophiana
bahagia ya Ju ayas pernikahan nya... semoga bahagia sampai akhir usia
Cicih Sophiana
Justin ayo tundukan Jesika... jgn menyerah ya semangat💪🏻💪🏻
Cicih Sophiana
klo Jesika di kasih duit I m jg paling cuma dua jam habis Justin...
Cicih Sophiana
bikin drama seru jg untuk kalian bertempat...
Cicih Sophiana
semoga kamu bahagia yah Juwi mendapatkan suami yg baik dan bertemu keluarga kandung pula... lengkap sudah kebahagiaan mu Juwi
Cicih Sophiana
wah mau suami seperti Zergar walau dia duda aq ikhlas... thor kirim satu yah buat aq yg seperti Zergar...
Cicih Sophiana
semoga Juwita bisa di selamatkan...
Cicih Sophiana
tuh kan Indira klo orang jahat kualat kan... mau mati aja susah apa hidup
Cicih Sophiana
bagus Zergan sekarang sdh tau siapa cecunguk itu... buang dia ke Amazon ngerepitin aja🤭
Zainab Ddi
selalu 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻😍😍 author untuk bekarya
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
ya cepet amat tamaty endingy bagus akhirnya bahagia tapi ngak kis Jessica nih 🙏🏻😍🙏🏻🙏🏻💪🏻
Cicih Sophiana
ayo Zergan selidiki siap yg mencekai Juwita... klo sdh di temukan jgn di kasih ampun... masukan dia ke hotel prodeo
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
wah keren banget itu masa kawinnya Juwita bikin semua orang kaget🤣🤣🤣
Cicih Sophiana
semoga Juwita baik baik aja agar dia bisa bertemu orang tua kandung nya... dan semoga si Indira tertangkap
Cicih Sophiana
good Job Zergan buat apa sampah di pungut lagi... selingkuh tdk ada maaf lg itu wanita mau pun pria... sampah tetap aja sampah buang ke tempat nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!