NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kontras Takdir / Chicklit / Ibu susu
Popularitas:74.8k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Setelah kehilangan anaknya dan bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang penghinaan dari suami serta keluarganya, Amira memilih meninggalkan masa lalu yang penuh luka.

Dalam kesendirian yang terlunta-lunta, ia menemukan harapan baru sebagai ibu susu bagi bayi milik bukan orang sembarangan.

Di sana-lah kisah Amira membuang kelemahan di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berterima Kasihlah Dengan Benar

Amira pergi meninggalkan rumah itu. Meninggalkan semua hukuman yang baru saja ia selesaikan. Hukuman-hukuman yang pada akhirnya dihentikan sendiri oleh Lisa dan anak buah Arga. Sinta pun akhirnya dibebaskan dari gudang, sementara Bibi bisa berhenti menyapu halaman sambil sesekali lari bolak-balik ke toilet karena perutnya melilit habis makan mi pedas.

Begitu keluar dari gudang, Sinta langsung bergegas ke kamar mandi. Ia muntah-muntah. Selain karena bau atau jijiknya ia terhadap gudang tersebut, juga karena perutnya kosong sedari tadi. Setelah selesai, ia berjalan ke arah ibunya, lalu bertanya dengan suara pelan-pelan.

"Bu, Amira ke mana?

Begitu tahu bahwa Amira sudah pulang, wajah Sinta langsung berubah. Ia kembali ke mode lamanya, menggerutu, mencibir, merutuki Amira yang menurutnya sudah keterlaluan. Tapi belum sempat kalimatnya lengkap, sebuah tamparan mendarat di pipinya.

Plak!

"Bu?! Kok aku ditampar?” Sinta memegangi pipinya, terkejut sekaligus tidak terima. "Kenapa sih Ibu jadi kayak gini?"

"Kamu tidak pernah berubah, Sinta! Harusnya kamu minta maaf sama Amira, atas semua yang kamu lakukan! Amira berhak menghukum mu setelah apa yang kamu lakukan. Sadar lah, kamu sudah berbuat semena-mena terhadapnya selama ini."

Ruangan itu langsung hening. Semua terdiam menatap si ibu dengan ekspresi bingung. Mereka tidak percaya melihat perubahan sikapnya. Tapi belum sempat ada yang bicara, Lisa melangkah maju membuyarkan drama keluarga tersebut.

Dengan tenang, ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Sesuai perintah Amira, kalian semua harus pergi dari rumah ini."

Sontak, Sinta dan Bibi menolak.

"Apa? Diusir? Ini rumah kami! Kami tinggal di sini sejak lama!" kata Bibi dengan nada tinggi.

Lisa menghela napas, "Rumah ini sekarang milik Amira. Karena dia sudah membelinya dariku."

"Apa kamu bilang? milikmu? Ini kan rumah kami?!” Sinta tidak terima.

"Tanyakan saja pada Ardi. Saat perjanjian pra-nikah, dia menyerahkan rumah ini padaku. Hitam di atas putih. Dari situ, aku berhak menjualnya,dan aku menjualnya pada Nyonya Amira."

Mata semua orang langsung tertuju pada Ardi. Tapi pria itu hanya diam, terduduk di lemah di pojokan. Wajahnya tertunduk, tubuhnya masih terasa nyeri karena pukulan dan tendangan Amira tadi. Namun yang lebih menyakitkan dari semua itu adalah kenyataan, bahwa ia telah jatuh sedalam ini. Sampai di titik terendah yang bahkan tidak pernah ia sangka.

Amira yang terburu-buru hendak meninggalkan rumah itu tiba-tiba dihentikan oleh salah satu anak buah Arga.

"Nyonya, mohon tunggu sebentar. Tuan Arga sedang menunggu Anda di luar. Sudah dari tiga puluh menit yang lalu."

Amira mengangguk cepat tanpa berkata apa-apa. Langkahnya kemudian dipercepat, ingin segera menjauh dari rumah yang penuh luka itu.

Sementara itu, di luar, Arga sedang berdiri dekat mobil, merokok santai dengan tangan di saku celana. Melihat lahan luas, otak bisnisnya langsung menyusun kemungkinan. Lahan ini bisa dijadikan pusat bisnis, mall, atau bahkan kompleks perkantoran premium.

Baru saja ia hendak menyampaikan ide itu pada Buana yang berdiri tidak jauh darinya, tiba-tiba saja pintu mobil terbuka dengan kasar. Amira masuk terburu-buru, tanpa sepatah kata pun, tanpa menoleh atau menyadari siapa yang ada di sekitaran mobil.

Ia langsung duduk di kursi penumpang, menyandarkan kepala ke jendela dan menunduk dalam-dalam. Wajahnya disembunyikan.

Arga dan Buana yang melihat kejadian itu tertegun. Keduanya saling pandang, lalu bergegas masuk ke dalam mobil.

Arga duduk di samping Amira. Ia bisa melihat bahu Amira yang bergetar halus. Suara pelan tangis tertahan menyelinap di sela-sela heningnya kabin mobil.

Amira menangis.

Alih-alih menyodorkan tisu atau sapu tangan ke Amira, dia lebih memilih berkutat dengan HP sambil menunggu Amira selesai menangis.

...****...

Di pertengahan jalan, tangis Amira perlahan mereda. Ia masih dalam posisinya, menunduk, membiarkan tubuhnya tenang sejenak. Setelah merasa cukup, ia mulai merapikan wajahnya, membersihkan sisa air mata, dan juga mengatur napas. Ia tahu ada seseorang di sampingnya, dan ia tidak ingin terlihat lemah atau berantakan.

Setelah yakin dirinya sudah cukup rapi, barulah ia mengangkat kepala dan bersandar seperti biasa. Matanya melirik ke sisi kanan, sedikit terkejut.

"Tuan Arga?"

Barulah ia teringat, tadi salah satu anak buah Arga memang mengatakan bahwa dirinya dijemput langsung oleh pria itu.

"Maaf, saya tadi nggak sadar ini mobil Tuan, dan saya sampai tidak menyapa Tuan terlebih dahulu."

"Tida perlu minta maaf. Kamu tidak ada salah apa-apa kepada ku."

Lalu dengan gerakan mengejutkan, Arga menarik Amira untuk bersandar di bahunya seraya bertanya, "Udah selesai nangisnya? Tidak mau nambah sesi kedua?"

Amira yang spechles karena tiba-tiba saja ia bersandar di dada Arga yang tubuhnya harum khas ketua, menjawab apa adanya seraya memejamkan mata. "Sudah, Tuan. Cukup. Rasanya sekarang sudah lebih lega."

Mobil terus melaju beberapa menit lagi, sampai akhirnya berhenti di sebuah tempat. Amira menoleh ke luar jendela. Ini bukan rumah megah milik Arga yang ia kenal. Bangunannya cukup luas dan terawat, tapi sederhana, jauh dari kemewahan yang biasa melekat pada sosok Arga.

Amira turun dari mobil dengan rasa heran. Belum sempat bertanya, seorang ibu-ibu lansia berjalan mendekat sambil tersenyum hangat, menyerahkan setangkai mawar putih padanya.

"Ini buat Nak Amira" Amira menerimanya dengan refleks, "Terima kasih, Bu..."

Ia melangkah pelan, dan satu per satu, para lansia lainnya mulai mendekat. Seorang kakek menyerahkan bunga berikutnya. "Ini buat Nak Amira." Amira kembali berucap terima kasih.

Lalu datang yang berikutnya… dan berikutnya lagi. Masing-masing membawa setangkai mawar putih. Amira menerima semuanya satu per satu, hatinya perlahan-lahan hangat, meski belum sepenuhnya mengerti kenapa semua ini terjadi.

Dalam hitungan menit, buket bunga di pelukannya sudah hampir utuh, cantik dan harum.

"Ini... ada apa, Tuan?"

"Dengarkan saja, mereka ingin bicara."

Setelah semua bunga mawar putih berpindah ke pelukan Amira, Arga memberi isyarat agar ia mengikuti masuk ke dalam bangunan. Di dalam, puluhan lansia sudah berkumpul dalam satu ruangan hangat yang penuh cahaya. Wajah-wajah mereka ramah, lembut, dan penuh harap.

Amira berdiri di tengah-tengah, bingung.

Kemudian, seorang ibu lansia bangkit dari tempat duduknya, berjalan mendekat, lalu menggenggam tangan Amira erat-erat. Matanya menatap Amira dengan hangat, penuh kasih sayang yang tulus.

"Nak, mulai sekarang, kamu jangan pernah merasa sendirian lagi, Anggaplah kami ini orang tuamu. Kami siap membagi kasih sayang, jadi tempatmu berbagi bercerita juga bisa."

Amira terenyuh. Dia tersenyum lebar. Amira menoleh ke Arga, menatapnya sebentar.

Aaa… jadi ini maksudnya nangis season ke dua seperti yang Tuan Arga tanyakan? Makasih Tuan, Makasih atas kejutannya. Aku nggak nyangka Tuan bisa selembut ini.

"Berterimakasih lah padaku dengan benar nanti." Arga langsung berseru, membuat Amira terkejut.

Bersambung.

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
berarti segala cara dng dibuat musuhnya untuk menumbangkan arga. sampe hal2 mistis pun dilakukan. di LN jg msh ada koq yg beginian. kyk voodoo gt. saya sendiri percaya ada kuasa2 lain didunia ini tp tetap Tuhan maha kuasa.
Zaskia Natasya
lanjut kak up lg ya kak/Good//Good/
Rere 💫Leo Girl🤟
waduh 😬
Rere 💫Leo Girl🤟
Namanya apa ya kalo disini, aku lupa ada juga kyk gtu disni kyk Amira
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
tebakanku benar. skr lah terkuak kalimat dimana amira akan berguna untuk Arga dan hanya dia yg bs membantunya
Zenun: hehehehe, iya kak betul
total 1 replies
Santi
Astaga,siapa yang tega melakukan itu ke Arga?ngeri caranya,jadi itu yang bikin Arga berhalusinasi,dan secara tak sengaja nanti bisa mencelakai Amira,semoga dia segera tersadar,jangan sampai Amira terluka 🥲
Zenun: Orang yang sakit hati sama Arga kak
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
Arga sehatt🥳🥳
〈⎳ FT. Zira
cerdas/Joyful//Joyful/
〈⎳ FT. Zira
Amira dapet pertanda😭
〈⎳ FT. Zira
jadi.. di sini ya Amira tau yg sebenarnya dan nyelamtin Arga
〈⎳ FT. Zira
ternyataaa/Cry//Cry//Cry/
〈⎳ FT. Zira
jangan jangann ....
〈⎳ FT. Zira
gitu aja yg dnger pasti senengnya bukan main😍
Muliana
Penyakit aneh, dan tak terindekasi dari pihak rumah sakit, bahkan rumah sakit luar negeri sekalipun. Wah, ada yang aneh nih ...
Mau nebak, takut salah 🤦‍♀️
Terserah author aja, yang penting up-nya jangan lama-lama
〈⎳ FT. Zira
gegara ngerujak
Muliana
Haruskah, ku translet? Agar mengetahui artinya 🤔🤔
〈⎳ FT. Zira
si arga mah yg penting jatah lancar/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
bimukan cinta.. tapi cingta🤭
〈⎳ FT. Zira
hooh. suka..ada plus plusnya soalnya🤭🤭
Muliana
Ikatan batin, antara anak dan ayah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!