Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 22
Tidak ada jawaban, hening. Hanya suara napas Calvin yang terasa berat. Megi yang masih berdiri disisi majikanya hanya bisa menunduk, ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya.
"Tolong ambilkan piring,"
Tiga kata yang keluar dari mulut Calvin membuat Megi yang menunduk mengangkat wajahnya, wanita itu langsung mengambilkan piring, bukan hanya piring tapi juga alat makan dan pisau, sepetinya Megi tahu apa yang akan di lakukan Calvin.
"Kalian boleh istirahat, hari ini jangan ada yang masuk ke mansion tanpa perintahku,"
Deg
Perasaan takut malai menyergap dada Megi, apakah ini yang di maksud ketenangan sebelum badai.
"Tuan saya tidak perlu-"
"Pergilah Megi, hari ini kau bisa libur. Jika tidak ingin kau angkat kaki dari tempat ini." Suara Celvin terdengar santai namun tegas dan penuh ancaman.
Megi yang tadi tak setuju kini hanya bisa menggeleng, "Tidak, baik saya akan ambil libur." Tidak ada pilihan lain, Megi memilih untuk mengikuti perintah mengambil libur, sepetinya itu lebih baik.
Calvin meninggalkannya meja makan dengan membawa kue dan alat makannya, tanpa bicara pria itu naik ke atas tangga menuju kamar.
Sedangkan Megi menatap punggung Calvin dengan tangan yang saling meremas gelisah, tentu saja wanita itu mengkhawatirkan keadaan majikanya.
"Perintahkan semua pelayan untuk libur dan meninggalkan mansion," Ucap Megi pada akhirnya.
Brak
Pintu tertutup rapat, Calvin berjalan menuju sofa dan menaruh kue di atas meja. Setelah menaruh semua Calvin meraih tasnya yang tergeletak di sofa, ia mengambil sesuatu dari tas itu.
Tanganya meremas dengan kedua mata yang begitu tajam, sebuah kotak berwarna hitam di genggamnya dengan erat.
Calvin membuang napas kasar yang tiba-tiba menyesakkan dada, pria itu menatap perih kue yang dia bawa.
"Malam itu nona membuatnya, dan saya baru tahu kalau nona berulang tahun."
Shh
Calvin memejamkan matanya dengan desisan dalam yang mencekam, rahangnya tiba-tiba mengeras menahan sesuatu yang bergejolak didadanya.
Ponsel, Calvin meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Cari dan temukan di manapun dia berada!"
Tut
Tanpa menunggu jawaban, Calvin memutus sambungan telponnya.
Bruk
Dijatuhkannya berat tubuhnya di sofa, Calvin megambil pisau dan memotong kue pertama buatan Fayola.
Ada rasa sesak yang menyusup, begitu sesak hingga membuat dadanya terasa sakit seperti dihimpit sebuah batu yang begitu besar.
Selama pergi Calvin tak hanya bekerja, namun pria itu juga merenungkan sesuatu yang selama ini mengganggu pikirannya. Fayola, gadis itu. Fayola yang selalu memenuhi pikiran Calvin, Fayola yang selalu membuatnya tak bisa mengendalikan diri, Fayola yang membuatnya menjadi pria yang bisa tersenyum dan Fayola yang berani padanya. Semua berhubungan dengan Fayola, dan kini-
Calvin tersenyum getir, kedua matanya terasa perih, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan, bahkan lebih sakit dari yang dia rasakan sebelumnya.
"Bukankah kau membuatnya untuk merayakan, lalu kenapa hanya meninggalkan kue nya saja," Calvin menekan pisau yang dia pegang ke permukaan kue yang dibuat Fayola.
Padahal ini hanya sebuah kue yang ringan jika di potong dengan pisau, tapi kenapa begitu berat sekali tangannya menekan pisau itu, seperti ada sebuah beban yang menahan tangannya untuk memotong.
Calvin hanya bisa beberapa kali membuang napas, rasanya seperti tak nyaman di ulu hatinya, seperti ada yang mengikat didalam sana dan membuatnya seperti kesulitan bernapas.
Tatapan nanar dengan kedua mata memerah terasa perih, perasaan macam apa ini yang justru menyiksanya saat menatap potongan kue didepan mulutnya.
"Selamat ulang tahun,"
Nyess